Baksos Kesembilan: Panti Asuhan Nusantara Foundation

Baksos Kesepuluh diadakan di Panti Asuhan Nusantara Foundation yang didirikan sekitar tahun 1986. Hingga saat ini, Nusantara Foundation selalu menerima, menampung, merawat dan mendidik bukan hanya anak-anak yatim piatu, tetapi juga anak-anak dari keluarga yang tidak mampu.

Misi mereka adalah agar mereka dapat menempuh pendidikan formal dengan layak. Saat ini mereka sudah menyekolahkan anak-anak dari SD sampai tingkat Perguruan Tinggi.

Nusantara Foundation 5

Tujuan dari baksos ini adalah untuk:

  • Membagikan ilmu tentang dunia IT khususnya programming untuk anak-anak usia sekolah.
  • Berbagi berkat untuk anak-anak panti asuhan.
  • Ikut merasakan apa yang dilakukan anak panti asuhan di keseharian mereka

Kesan :

  • Kegiatan ini membuat kami sadar untuk berbagi dengan mereka yang kurang mampu, karena kami tidak berfikir untuk mendatangi tempat social jika tidak ada event seperti ini. Sekarang dengan adanya kegiatan baksos ini, memberikan kami kesempatan untuk berbagi dengan sesama.
  • Lebih mengenal sesama anggota team.

Pesan : Tiap Tahun perlu diselenggarakan acara seperti ini.

Danang Argasuma : Baksos ini adalah kali pertama dalam hidup saya. Pengalaman ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, karena membuat saya lebih aware terhadap sesama kita. Baksos ini membuka mata saya bahwa masih banyak diluar sana orang orang yang membutuhkan bantuan kita.

Pesan : Jika kita ingin membantu sesama tidak perlu mencari jauh jauh sampe ke pelosok negeri, coba lihat di sekitar kita disana masih banyak orang orang yang membutuhkan uluran tangan kita di tengah kesibukan kita.

Nusantara Foundation 1

Geotiffany Deviyanti : Pada saat pertama saya masuk keruang tempat kegiatan akan berlangsung saya disambut dengan mencium bau minyak kayu putih. Lalu saya melihat kearah 4 anak SD yang semangat membersihkan 1 buah papan tulis dengan menggunakan minyak kayu putih agar papan tulis kembali terlihat benar2 bersih, setelah masuk kemudian saya duduk dan entah kenapa saya langsung meneteskan air mata saya, saya sendiripun sekarang sulit menjelaskan apa yang menyebabkan saya menangis haru melihat semangat mereka.

Menurut saya ini menunjukan betapa mereka siap dan senang menyambut kedatangan kami dan semangat untuk mengikuti kegiatan belajar coding (membuat program) sederhana untuk membuat game. Karena jika mereka menyambut dengan biasa saja mungkin mereka tidak akan membersihkan sampai menggunakan minyak kayu putih apalagi dilakukan oleh lebih dari 1 anak.

Yang saya rasakan saat itu ialah kehadiran kami mungkin menjadikan mereka merasa di perhatikan dan di anggap karena mungkin selama ini mereka tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Sehingga setiap ada kegiatan mereka selalu senang menyambutnya.

Saat kegiatan dimulai, masing2 dari kami (tim AdIns) memandu beberapa anak panti untuk mendampingi mereka saat kegiatan belajar coding berlangsung. Saat itu saya mendampingi 2 anak SD yang satu kelas 3 SD dan yang satu kelas 4 SD. Saat itu saya takjub melihat semangat & timbal balik dari mereka dalam mengikuti langkah yang diberikan dari Tim Coding Indonesia, merekapun berinisiatif untuk merubah2 gambar dan parameter suara nya.

Ada beberapa waktu mereka gagal menjalankan programnya karena ada 1 action yang ketinggalan dan saat mereka gagal merekapun aktif bertanya kepada saya, mereka ingin tahu dan mereka ingin bisa. Sungguh saya merasa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mereka dan tidak sia2 untuk diselenggarakan karena mereka terlihat sangat antusias dan tertarik. Semoga mereka akhirnya punya cita2 jadi programmer hebat yah 😀

Setelah acara selesai saya juga memperhatikan mereka bergotong royong langsung mengumpulkan kotak2 snack yang kami bagikan. Namun saat mereka membersihkan kotak2 itu ternyata mereka membuka kotaknya satu persatu dan jika masih ada sisa snack mereka akan ambil dan di kumpulkan dalam 1 piring. Begitu terkejut saya melihat apa yg mereka lakukan dan point yang saya dapat dari hal ini ialah :

  • Mereka memiliki inisiatif membereskan kotak2 tanpa harus di suruh dan memiliki rasa gotong royong yang besar, yang artinya mereka juga memiliki etika yang baik. Betapa malunya kita jika kita yang memiliki kehidupan lebih baik tapi memiliki etika tidak lebih baik dari mereka.
  • Mereka tidak di didik untuk membuang sisa makanan (padahal saya sendiri terkadang masih suka tidak menghabiskan makanan dan kemudian di buang begitu saja) dari kejadian ini saya akhirnya memetik pesan bahwa ada orang yang akan mengumpulkan sisa makanan kita, maka kita harus lebih bersyukur karena di cukupkan dalam makan (pesan untuk kita semua : jika membeli / mengambil makan ambillah sesuai porsi kita jangan berlebihan agar tidak membuang2 makanan karena diluar sana masih banyak yang akan bersusah payah mengumpulkan sisa makanan)

Pada saat kegiatan berlangsung saya sempat menatap beberapa dari mereka satu persatu. Pada saat itu yg terlintas dalam pikiran saya adalah mereka tidak terlihat bersedih atau patah semangat walaupun mereka tumbuh dengan tidak memiliki orang tua. Saya sempat membayangkan bagaimana mereka saat ada pembagian Raport di sekolah??

Dulu saat pembagian raport disekolah saya selalu datang bersama orang tua saya, bagaimana dengan mereka?? Apa perasaan mereka saat melihat teman2nya datang bersama orang tua sedangkan mereka mgkin datang sendiri atau hanya bersama wali dari panti asuhan? Apa perasaan mereka saat mereka lulus sekolah tidak ada orang tua di samping mereka?? Saya rasa saya tidak sanggup untuk membayangkannya.

Belajar programming rame2

Nusantara Foundation 1

Hari itu saya juga sempat membandingkan diri saya dengan mereka yang mana saya sampai saat ini masih sangat membutuhkan orang tua saya bukan dalam hal financial melainkan dalam hal perhatian dan kasih sayang. Saya sadar hingga saat ini, saat umur saya 24 tahun, saya masih selalu menjadikan orang tua saya sebagai tempat saya pulang dan bercerita semua masalah kehidupan saya, yang mana pada saat saya merasa down (berada di titik terlemah dalam kehidupan saya) hanya orang tua saya yang dengan seluruh tenaga mereka menasehati saya dan menyemangati saya.

Untuk apa?? Ya untuk saya kuat, dan membuat saya percaya, bangkit agar tidak lemah dan memandang positif kedepan dan ternyata memang hanya orang tua yang benar2 bisa mengerti kondisi kita, ikhlas dan kasih sayangnya tanpa batas.

Kemudian bagaimana dengan mereka, saat mereka memiliki masalah berat dalam hidupnya? Selain pada Tuhan, kepada siapa lagi mereka bisa memperoleh ketenangan dalam mencurahkan masalah mereka? Siapa yg akan membuat mereka kuat?? Dan akhirnya saya menyimpulkan “Kehidupan saya mungkin lebih sempurna dari mereka, tapi mereka memiliki mental yang jauh lebih hebat dari pada saya”

Terima kasih AdIns karena sudah memberikan saya kesempatan untuk mengikuti kegiatan Baksos ini dan bisa memetik beberapa pelajaran dari kegiatan ini dan mengingatkan saya untuk BERSYUKUR.

Saya sendiripun sangat SENANG BISA TERLIBAT dalam kegiatan yang Insyaallah bermanfaat untuk mereka, bisa menyenangkan hati anak2 Panti Asuhan dan bisa berbagi dengan mereka memberikan pengalaman & kesenangan tersendiri dalam hati saya 😀

Abe Frank Sabas Basuki Loupatty : Saya merasa kecipratan spirit anak-anak Panti asuhan yang antusias dalam kegiatan yang kami adakan di sana. Rasanya ikut terpacu saat melihat anak-anak yang sangat antusias untuk belajar hal-hal baru yang kami sampaikan dalam kegiatan di sana (Membuat Game sederhana). Selain itu mereka sangat bersemangat saat ditanya tentang cita-cita mereka masing-masing … mungkin semangat semacam ini yang mulai hilang di diri kita yang sudah dewasa.

Marsella : Acara ini sangat bagus, saya kagum dengan semangat anak-anak di panti dalam mengikuti acara yang kami adakan. Saya harap acara ini diadakan kembali dengan peserta yang lebih banyak dan tema acara yang makin beragam.

Nusantara Foundation 2

Erwin Wibowo : Mungkin ini pertama kalinya saya harus mengorganisir suatu kegiatan social, yang sebelum-sebelumnya saya hanya menjadi peserta dan mengikuti apa yang sudah ditentukan oleh panitia saja. Ketika harus mengorganisir acara baksos ke Panti Asuhan, jujur cukup membingungkan apa saja yang harus saya persiapkan terkait kegiatan Baksos, apa yang harus kami berikan kepada mereka, yang dapat menjadi modal buat mereka kedepannya.

Langkah pertama yang tim kami lakukan adalah menentukan kemana kami harus pergi. Setelah googling2, tim kami mendapati nama Panti Asuhan Nusantara Foundation, yang ternyata tidak jauh dari kos saya (daerah Sudirman). Tetapi yang saya bingung adalah selama saya tinggal di daerah sana, yaitu sekitar 4 tahun, saya tidak pernah melihat adanya Panti Asuhan. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari dimana Panti Asuhan tersebut, dengan mengacu pada alamat yang tertera di web.

Akhirnya setelah mencari beberapa saat, saya menemukan juga dimana panti Nusantara Foundation tersebut berada. Namun panti tersebut bukan seperti tempat-tempat social yang pernah saya datangi, yang biasanya sudah cukup terawat dan besar. Panti tersebut bisa dibilang kecil, dengan lebar rumah mungkin hanya sekitar 5 meter saja dan terkesan “suram” karena catnya sudah tidak terawat dan kusam. Ketika saya masuk kedalam, penerangan di Panti tersebut tidak terlalu baik sehingga rumah tersebut semakin terkesan suram.

Lalu sayapun bertemu dengan pengurus Panti tersebut dan menyampaikan maksud kedatangan saya ke tempat itu. Setelah berbincang-bincang didapati bahwa Panti tersebut didirikan oleh orang Prancis dan saat ini sudah meninggal dan dilanjutkan oleh anaknya.

Ketika saya mendengar hal tersebut, saya pikir “Oh pemiliknya orang kaya dan tempat ini hanya menjadi bentuk kepedulian dia kepada sesama saja..”, tetapi tidak berapa lama ada seorang wanita asing yang keluar dari kamar dan saya cukup terkejut karena ternyata dialah pemilik Panti tersebut, dengan penampilan yang sederhana dan yang lebih wah adalah ternyata dia ikut tinggal disana bersama dengan para anak-anak Panti.

Sayapun diajak berkeliling Panti Asuhan tersebut. Panti tersebut sangatlah kecil dengan tangga yang hanya muat untuk satu orang lebarnya, dibanding dengan 25 anak panti yang ada disana dan semuanya tidur di Lantai 3, dengan ruang computer yang sempit (mungkin hanya sebesar kamar kos). Setelah selesai berbincang-bincang, maka pulanglah saya dan memutuskan untuk mengadakan Baksos ke Panti tersebut.

Ketika berdiskusi dengan tim, muncullah ide dari salah satu tim kami untuk memperkenalkan dunia IT kepada anak-anak tersebut, yang menurut saya cukup baik karena dapat menjadi modal mereka di masa depan. Tetapi kesulitan yang kami hadapi adalah apa yang akan kami sharingkan atau ajarkan? Karena kami tidak berpengalaman untuk mengajarkan IT kepada anak-anak.

Setelah mencari info kesana kemari, tim kami memutuskan untuk meminta bantuan dari pihak Coding Indonesia, yang sudah berpengalaman dalam memperkenalkan dunia IT kepada anak-anak. Kamipun mengadakan survey apa saja yang mereka butuhkan, dan mereka hanya meminta sembako saja tanpa embel-embel yang lain. Setelah ngobrol lebih lanjut tim kami memutuskan untuk memberikan sumbangan lain berupa mesin cuci, yang setelah ditanyakan saat ini mesin cuci disana juga sudah sering bermasalah dan digunakan bergantian oleh anak-anak disana.

Akhirnya tibalah waktunya untuk kami melakukan Baksos kesana, dan segala persiapan sudah selesai dilakukan. Ketika kami sampai disana, ternyata kami disambut dengan sangat hangat oleh para anak-anak panti tersebut di Lantai 2, yang cukup panas karena ACnya tidak semuanya berjalan baik.. Tetapi yang membuat kami terharu sekali adalah semangat mereka dalam menyambut kedatangan kami.

Acara Baksos kami dimulai dengan sharing dunia IT yang dibawakan oleh pihak Coding Indonesia yaitu Bapak Wahyudi. Hal yang cukup mencengangkan adalah ketika mendengarkan sharingnya, yang ternyata sebelum membuat Coding Indonesia, dia sudah sukses dan bekerja diluar negeri di vendor-vendor terkenal. Tetapi kenapa dia akhirnya pulang dan membuka Coding Indonesia adalah karena dia rindu untuk membuat Indonesia maju lewat dunia IT, suatu hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh saya sebagai orang IT juga..

Dapat Belajar dan Makan bersama merupakan moment yang sangat berharga

Nusantara Foundation 4

Setelah pembukaan dia memulai materi yaitu mengajarkan logic programming lewat pembuatan mini game yang dilakukan sendiri oleh anak-anak panti dengan panduan dari tim kami, yang sudah mempelajari materi yang akan diberikan sebelumnya. Ketika melihat tim saya berbaur dan memandu anak-anak panti tersebut, saya sungguh senang karena mereka mengajarkan anak-anak tersebut dengan sabar dan sekali-kali bisa bercanda dan menchallenge anak-anaknya untuk melakukan lebih daripada yang diajarkan.

Mereka terkadang tertawa bersama dengan teman-teman mereka karena saling melihat apa yang sudah mereka mampu hasilkan. Akhirnya setelah beberapa kali mencoba, mereka dapat membuat game kecil yang bergerak-gerak mengikuti gerakan mouse mereka. Setelah acara selesai. kami menawarkan untuk menginstall aplikasi tersebut di computer yang ada di Panti, dan hal tersebut langsung disetujui. Kami berharap mereka dapat untuk mengembangkan apa yang sudah mereka pelajari dan menjadi modal untuk masa depan mereka nantinya.

Akhirnya acara Baksos tersebut diakhiri dengan foto dan makan bersama. Hebat sekali semangat dan keceriaan yang mereka miliki, terlepas dari mereka adalah anak-anak yang sengaja diberikan ke Panti karena tidak diinginkan, ada yang sengaja dijemput oleh pihak Nusantara Foundation, dan background lainnya yang mungkin tidak pernah kita alami dan bayangkan terjadi di kehidupan kita. Bahwa mereka adalah anak-anak yang diurus oleh pihak Panti hingga kuliah, dan setelah itu mereka harus mandiri dan keluar dari Panti dan mulai menjalani hidup mereka sendirian.

Baksos ini memberikan gambaran lain dari dunia yang saya jalani saat ini, yang masih memiliki keluarga untuk ditelpon, sms, atau BBM dan really care dengan kehidupan saya, dan saya belajar untuk lebih care dan bersyukur dengan kehangatan keluarga yang sudah Tuhan berikan kepada saya, yang mungkin tidak akan pernah dirasakan oleh anak-anak di Panti Asuhan..

Dan salut sekali dengan kepedulian orang-orang, dari pemilik Panti yang adalah orang yang bukan berasal dari Indonesia, yang mungkin punya masa depan yang lebih cerah di tempat asal mereka tetapi mereka memilih untuk bersama dengan anak-anak Panti, dan juga tim dari Coding Indonesia yang melepaskan apa yang sudah didapatkan, jaminan hidup yang pasti demi untuk berbagi dan peduli dengan negerinya sendiri. Sungguh luarrr biasa.. #twothumbsup

Sekian sharing dari saya, terima kasih sudah membaca dan semoga menjadi berkat tersendiri.

Berfoto dengan anak2 panti sebelum kembali ke kantor

Nusantara Foundation 3

Salam,

Guntur Gozali,

Jakarta, Kebon Jeruk,

Selasa, 30 Juni 2015, 23:15

http://www.gunturgozali.com

http://gunturgo.wordpress.com

Baca juga:

Baksos Kedelapan: Panti Tuna Netra – Yayasan Mitra Netra

– Baksos Ketujuh: Kunjungan ke Pasien dan Keluarga di RS Dr. Cipto Mangunkusumo

– Baksos Keenam: Panti Anak Down Syndrome – Yayasan Tri Asih

– Baksos Kelima: Anak Cacat Ganda – Yayasan Sayap Ibu – Bintaro

– Baksos Keempat: Berbagi Ilmu di Rumah Sakit Jiwa DR. Soeharto Heerdjan

– Baksos Ketiga: Rumah Singgah Anak Kanker YKAKI – Bandung

– Baksos Kedua: Pemakaman Umum Lenteng Agung

– Baksos Pertama: Rumah Singgah Sekar

– Menolong Orang Itu Keren!

1 thought on “Baksos Kesembilan: Panti Asuhan Nusantara Foundation

  1. Pingback: Baksos Kesebelas: Panti Werdha Marfati | Guntur Gozali

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s