Baksos Kedua: Pemakaman Umum Lenteng Agung

TPU LA1Pernah melakukan bakti sosial ke kuburan???

Hiii… mendengar namanya saja sudah mendirikan bulu roma, apalagi berbaksos di sana ya :). Namun inilah salah satu lokasi yang telah ditentukan panitia bagi team terpilih untuk dikunjungi.

Saya termasuk salah satu yang terperangah ketika Panitia mengajukan lokasi ini, karena benar2 diluar pakem perbaksosan :). Namun setelah mendengar penjelasan mereka, sayapun “mantuk2” juga, meskipun di dalam hati masih penasaran… mau ngapain mereka nanti disana…

Tapi ya biar ajalah… bukan saya juga yg bakalan pergi… hehehe..

So mari kita dengarkan ide bantuan dan pengalaman mereka kesana.

Tujuan dari baksos ini adalah untuk :

  • Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh para penjaga makam dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari
  • Meningkatkan kemampuan ekonomi para penjaga makam dengan cara membuat kolam pengembangbiakan ikan lele
  • Meningkatkan produktivitas para penjaga makam dengan memberi perlengkapan “perang” yang baru

Berikut adalah kesan2 team PT ACE yang berkesempatan mengunjugni TPU LA (bukan Los Angeles, tapi Lenteng Agung ;)):

Lingga: Melihat profesi sebagai seorang penjaga kubur, mungkin tidak pernah terpikir oleh saya bagaimana rasanya. Namun setelah saya ikut acara baksos yang diadakan oleh AdIns ini saya menjadi tahu bagaimana profesi sebagai penjaga kubur itu membutuhkan kemauan, keikhlasan dan dedikasi yang tinggi untuk menjalankanya.

Selain itu setelah saya mendengar cerita dari mereka langsung, saya mengerti bahwa profesi ini sebenarnya bukan pilihan, mereka dihadapkan pada keadaan yang tidak ada pilihan profesi lain, sehingga mereka harus menjalankan profesi ini untuk bertahan hidup.

Maka kami dari AdIns ingin mencoba membantu mereka dengan memberikan pilihan jalan atau sumber rezeki yang mungkin tidak pernah mereka pikirkan, yaitu bibit ikan lele, sehingga mereka dapat memiliki kesibukan lain sekaligus alternatif pilihan sumber rezeki.

Dan benar! Mereka senang sekali mendapatkan hadiah bantuan tersebut. Hal ini membuat saya semakin ingin membantu orang-orang yang tidak beruntung. Saya yakin diluar sana masih banyak orang-orang yang bekerja di profesi yang tidak layak karena tidak ada pilihan lain. Maka pikiran saya menjadi terbuka bahwa untuk kedepannya saya ingin membantu memberikan pilihan-pilihan bagi mereka yang mau mengubah nasib.

 Bibit ikan leleTPU LA2

Aga W : Pagi itu kita semua bertemu dengan para penjaga makam camat Gabun saya sangat senang karena kedatangan kita sudah di sambut oleh para penjaga makam disana, mereka sangat antusias menyambut kedatangan kita.

Saya sangat terkejut karena rata-rata penjaga makan disitu sudah tidak muda lagi, dengan usia mereka yang sudah tua saya merasa mereka tidak seharusnya bekerja seperti ini. Bekerja di bawah terik matahari dan membutuhkan tenaga yang kuat untuk mengali sebuah makam bukanlah pekerjaan yang mudah.

Saya sangat terharu ketika melihat mereka bercerita pengalaman ketika di malam hari harus mengali kuburan dan memakamkan jasad seseorang malam itu juga, itu semua tidak terlepas dari pekerjaan mereka sebagai penjaga makam mereka bilang kita harus bersiap kapan saja saat dibutuhkan.

Setelah mereka bercerita, saya dan tim melanjutkan perjalanan ketempat yang mereka huni. Disana saya melihat sebuah gubuk kecil, sempit dan gelap di gubuk itulah seseorang penjaga makam makan, minum, dan tidur. Saya benar-benar sedih melihat seorang kakek yang sudah tua dengan pekerjaan yang tidak mudah harus tinggal di sebuah gubuk yang menurut saya tidak layak untuk dihuni karena disana sama sekali tidak ada penerangan.

Terkadang saya malu dengan diri saya sendiri yang sudah di beri kehidupan yang lebih layak oleh Tuhan tetapi saya tidak pernah bersyukur.  Dari pengalaman ini saya bisa belajar bagaimana seseorang harus bisa bersyukur dan tidak menyia-nyiakan apa yang Tuhan berikan kepada kita, karena masih banyak orang yang kurang beruntung di luar sana. Disaat usianya sudah tidak lagi muda mereka harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan harus tinggal di tempat yang menurut saya tidak layak untuk dihuni.

Flo: Moment yang sangat berkesan saat mengikuti kegiatan baksos AdIns adalah bisa menyapa para petugas makam, mendengar cerita mereka ketika harus menggali makam di saat hujan deras. Tak peduli ada petir dan angin kencang, mereka harus tetap menggali makam tanpa merasa takut sakit dan imbalan yang jauh dari cukup, bahkan dengan nominal yang bagi saya hanya cukup untuk makan siang saja, sebagaimana disebutkan oleh salah seorang petugas. Dengan keadaan seperti itu, mereka bertahan hidup.

Saya pribadi sangat senang dan bahagia mengikuti kegiatan ini yakni bisa menambah pengalaman saya dalam hal berbagi. Ternyata ada banyak cara untuk saling berbagi kasih, seperti membantu mereka dengan memberi peralatan potong rumput dan termasuk bibit lele yang sangat membantu mereka menyelesaikan pekerjaannya dan dalam penghidupan mereka sehari-hari.

Dea : Saya udah sering sekali ikut baksos seperti bedah minor, pengobatan umum, khitanan massal, sosialisasi penyembuhan papsmear dan sebagainya.

Namun yang ini berbeda, mengadakan baksos di kuburan. Di sana para penjaga kuburan bercerita mengenai keluh kesah mereka. Saya jadi tahu banyak tentang pekerjaan mereka yang bagi saya luar biasa dan patut mendapatkan respek yang sangat dalam. Tidak berhenti di situ, mereka sharing banyak ilmu mengenai budidaya lele. Saya jadi tahu jenis lele dan cara pengembangbiakannya. Tapi di situ saya sempat sedih karna melihat kondisi salah satu rumah penjaga kuburan yang hanya berukuran 2×2 meter. Melihat keadaan bagaimana beliau tidur, dan juga penerangan di tempat tinggal nya hanya mengandalkan listrik dari tetangganya.

Dari semua apa yang saya lihat, saya merasa perlu banyak-banyak bersyukur dengan apa yang saya miliki: setiap makanan, fasilitas dan juga keseluruhan apa yang ada di hidup saya. Saya berharap mudah-mudahan lele yang kita berikan dapat bermanfaat besar bagi mereka dan dapat terus berkembang serta ditangani dengan baik oleh mereka.

 Baihaqi : Baksos di Pemakaman Umum memang baru pertama kali saya lakukan. Para petugasnya yang kebanyakan sudah di atas usia pensiun ternyata masih semangat menjalankan tugas fisik yang membutuhkan tenaga besar seperti memotong rumput, menggali kubur dan sebagainya. Mudah-mudahan dengan pemberian peralatan yang baru dan tambahan mesin potong rumput bisa memudahkan para petugas makam dalam menjaga kebersihan & keberlangsungan di kegiatan pemakaman tersebut. Adapun kolam lele yang sudah dihibahkan mudah-mudahan bisa dimaksimalkan & dapat membantu perekomonomian ke para petugas makam.

Asri : Bakti sosial bagi saya sangat bermanfaat bukan hanya untuk diri saya dan tentunya ini sangat menyentuh. Meskipun sebelumnya saya pernah mengikuti bakti sosial tapi baksos yang saya ikuti  beberapa waktu lalu bersama teman teman di pemakaman daerah Lenteng Agung sungguh pengalaman yang jauh sangat membuat saya sadar  untuk pentingnya rasa kepedulian terhadap sesama dan siapapun.

Apapun jenis pekerjaan,   pasti sangat berarti dan bermanfaat  bagi orang di sekililing kita.  Bayangkan saja jika tidak ada seorang petugas pemakaman, masyarakat akan kesulitan apabila ada keluarganya yang meninggal dunia. Jika tidak ada mereka, betapa kotornya halaman pemakaman dengan tumbuhnya rerumputan liar yang semakin tumbuh subur menutupi makam makam masyarakat, sampah – sampah dan lainnya yg membuat susana pemakaman menjadi tidak asri untuk dilihat.

Bantuan peralatan kerja

TPU LA3

Kegiatan baksos ini sungguh sangat luar biasa,  selain dapat meringankan pekerjaan mereka yaitu pemberian berupa beberapa alat penunjang pekerjaan mereka saat beraktivitas seperti alat pemotong rumput, tong sampah, cangkul dan sebaganya juga membuat mereka bisa tersenyum dengan kehadiran dan kepedulian kita. Semoga acara bakti sosial ini dapat terus kita lakukan untuk kehidupan kita ke depannya.

Farly : Ini pertama kalinya saya mengikuti baksos Penjaga Makam (Kuburan). Biasanya saya sering mengikuti baksos di tempat-tempat seperti; Panti Asuhan, Panti Jompo dan Tempat Penampungan Orang Gila. Kali ini saya diberi kesempatan untuk membantu tim ACE-Harmoni mengikuti baksos di Penjaga Makam. Sungguh pengalaman pertama dan mengesankan bagi saya.

Buat saya pribadi ini pengalaman yang tidak bisa terlupakan, dimana harus mendengar setiap suka dan duka bagi para penjaga makam disana. Bagaimana bisa merasakan saat siang hari atau malam hari harus bekerja untuk menggali kubur jika cuaca hujan.

Semoga dengan adanya baksos ini, kami bisa menjadi berkat dan memberkati buat para Penjaga Makam.  Ya, seperti Pak Guntur nyatakan dalam blognya: We all are Blessed to be A Blessing.

Ikutan bersih-bersih 🙂

TPU LA4Husni : Saya merasa senang karena saya bisa mengikuti acara baksos ini. Saya mengucap syukur alhamdulillah. Selain bantuan berupa alat-alat untuk menggali dan mengelola kuburan, kami juga memberikan bantuan lainnya berupa bibit ikan lele untuk dibudidayakan.

Saya selalu berdoa mudah-mudahan budidaya ikannya bisa berkembang besar dan dapat menjadi jalan rizki bagi banyak orang terutama para penggali dan pengelola kuburan itu. Dari kegiatan ini saya bersyukur karena saya dapat bekerja dan masih memiliki penghasilan yang sangat cukup setiap bulannya bagi saya dan keluarga saya. Sedangkan masih banyak orang-orang seperti para penggali dan pengelola kuburan yang mungkin dari sisi ekonomi tidak seberuntung saya.

Andi: Secara keseluruhan saya bahagia, kaget, haru, dan respek saat mengikuti acara sosial ini. Saya bahagia karena baru perrtama kali terjun langsung dalam kegiatan sosial. Saya terjun langsung dengan membeli perlengkapan yang dibutuhkan kegiatan baksos dari pembelian alat-alat kerja untuk pemakaman seperti cangkul, golok, sapu, dan sebagainya beserta sembako untuk para penjaga makam.

Saya merasa bahagia sekali terlibat dalam hal ini. Saya kaget karena baksos saat ini bertempat di pemakaman. Ini membuat shok karena belum lazim bagi saya untuk pertama kali mengadakan kegiatan di tempat seperti ini. Hal ini menjadi tantangan temen-teman ACE dapat memberikan sesuatu yang lain daripada yang lain.

Kami juga semua sepakat memberikkan kolam lele agar dapat membatu perekonomian secara stabil ke depannya. Tentang status pekerjaan mereka, tentu saya ikut terharu. Setahu saya, kebanyakan penjaga makam semua di bawah dinas pemakaman, namun ternyata kenyataanya tidak semua begitu.

Kolam ikan lele

TPU LA5

Mereka melakukan pekerjaannya atas dasar hati tulus keikhlasan dari mereka sendiri untuk mengeluti bidang ini. Saya juga respek kepada para pekerja makam ini karena mereka penuh kehangatan dan memiliki hati  yang mulia, walaupun pekerjaan mereka hanya menjaga makam dan membantu menguburkan jenazah. Semoga selalu membawa manfaat bagi orang sekitar mereka. Amien.

Dudi: Saya terkesan dengan acara bakti sosial penjaga makam yang diselenggarakan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Melihat semangat dan ketulusan para penjaga makam melakukan tugasnya, baik pagi maupun sampai tengah malam. Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, mereka melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.

Pada kesempatan acara tersebut, saat penyerahan bantuan peralatan, terlihat mereka sangat gembira dan antusias. Bantuan yang kami berikan itu sangat berarti untuk kegiatan di pemakaman dirasakan oleh mereka. Terlebih saat di kolam terpal ikan lele, mereka juga merasa terbantu dan membuka suatu harapan buat mereka untuk kelangsungan hidup mereka tanpa harus nanti nya tergantung pada orang lain. Saya selalu berharap bantuan kita selalu bermanfaat. Amien.

Bapak2 yang tampak sumringah dan bahagia di tengah kekurangan mereka

TPU LA6

Ratna: Kami senang dan bahagia kegiatan sosial kami mendapatkan respon baik, dan antusias yang tinggi dari penjaga makam serta dari wakil LKM daerah sana. Satu persatu dari penjaga makam menceritakan pengalaman mereka selama menjadi petugas makam di pemakaman itu.

Saya jadi ikut merasa betapa susahnya pekerjaan yang mereka kerjakan: harus siap sedia dengan jam dan waktu yang tidak bisa ditentukan, panas atau hujan mereka harus menjalani pekerjaan mereka dengan usia mereka yang tidak muda lagi. Saya merasakan terharu dan bangga dengan dedikasi tinggi mereka untuk menjaga kebersihan makam dan menggali kuburan.

Ternyata masih banyak orang diluar sana yang memiliki kekurangan secara ekonomi, dan tempat tinggal kurang layak, hal ini membuat saya harus bersyukur dan berusaha nantinya bisa bekerja keras seperti mereka. Mencintai tempat kerja dan lingkungan mereka bekerja, saya dan teman-teman ACE berharap bantuan dari kami semua bisa berguna untuk saat ini dan seterusnya, meningkatkan ekonomi mereka dari budidaya benih lele sangkuriang, semoga bisa mereka kembangkan lebih banyak lagi. Amin.

Amril: Saya senang sekali terlibat dalam baksos kali ini. Saya salut dan memberikan respek setinggi-tingginya terhadap dedikasi para penjaga makam. Mereka tetap bekerja dengan baik walau dengan peralatan seadanya. Oleh karena itu, kami berpikir bahwa kami sebaiknya memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh mereka.

Pelepasan bibit leleTPU LA7

Apa saja itu? Ya, mesin potong rumput modern yang memudahkan mereka bekerja dengan cepat, efektif dan efisien. Selain itu, kami sediakan beberapa tong sampah untuk diletakkan di beberapa sudut di area pemakaman. Kami juga memberikan sesuatu yang lebih dari itu, untuk jangka panjang kehidupan perekonomian mereka yang boleh dibilang jauh di bawah standar kelayakan hidup di tengah situasi perkekonomian yang kurang stabil saat ini.

Solusi dari kami untuk mereka Pengembangbiakan Benih Lele untuk kehidupan ekonomi para penjaga makam secara berkelanjutan (sustainable economy). Mengapa kami sebut berkelanjutan? Karena kami meyakini bahwa pengembangbiakan benih lele ini bukan bersifat sementara dan bukan sekali saja. Kami ingin memberikan solusi atau sesuatu yang bisa menyejahterakan kehidupan orang lain untuk waktu yang lama. Begitu harapan kami.

Sekedar informasi, lele yang kami bekali untuk mereka adalah lele jenis sangkuriang (jantan dan betina) sejumlah 1600 benih lele, yang masing-masing lele berukuran 5 cm. Lama panen adalah 3 bulan dan hasil panen akan dijual ke bidang bisnis yang relevan. Uang hasil panen akan digunakan untuk pengembangbiakan yang kedua. Semoga apa yang kami berikan selalu bermanfaat untuk mereka semua. Amin.

Pemberian makan lele untuk pertama kali… biar setelah ditinggal nggak kelaparan 🙂

TPU LA8

Zaenal : Saya berbahagia bisa menjadi bagian di kegiatan baksos kali ini. Alhamdulillah saya menjadi sadar untuk tetap dan makin bersyukur dengan keadaan saya saat ini. Saya bersyukur masih bisa tidur dengan nyaman, masih bisa berpakaian bersih, masih bisa punya pekerjaan, masih bekerja dalam ruangan yang nyaman, masih bisa memiliki penghasilan yang cukup dan masih bisa menikmati banyak hal dengan baik.

Coba kita bandingkan dengan penghasilan penjaga makam yang memiliki pendapatan seadanya hanya dengan mengandalkan belas kasihan warga yang kerabat atau temannya meninggal dan ingin segera dimakamkan. Saya juga melihat garis ketulusan dan keihklasan yang begitu nampak di wajah mereka, walau guratan rasa lelah masih sedikit tersisa karena sering terpapar sinar matahari dalam bekerja: menggali makam, memotong rumput di sekitar makam. Can you feel that?

Pada akhirnya saya tetap berpikir bahwa keberkatan dan kebahagiaan itu bukan muncul dari diri sendiri saja, tapi juga dengan banyak memberi kepada orang lain.

Bantuan peralatan lainnya oleh Pak Wirya …

TPU LA9

Wiryanatha : Dengan melakukan baksos kemarin, saya menjadi sadar bahwa selama ini saya terlalu sibuk di pekerjaan sehingga lupa untuk kegiatan sosial.

Pemikiran idealis saya adalah ingin cepat sukses dan kaya supaya bisa membantu banyak orang sehingga kemarin-kemarin saya cuma fokus pada pekerjaan. Akan tetapi setelah melakukan baksos dan juga mendengarkan cerita-cerita baksos teman-teman di acara outing kemarin, saya sadar bahwa untuk bisa membantu orang lain itu bisa dimulai dari hal-hal kecil dan harus dimulai saat ini.

Sungguh menyenangkan bisa berbagi dan bertukar cerita dengan orang lain. Mereka terlihat bahagia saat menerima sesuatu, tetapi sebetulnya kitalah yang paling berbahagia pada saat melihat orang lain berbahagia karena kita.

Semoga saya pribadi, ACE, serta AdIns bisa terus memberikan sesuatu yang bermanfaat dan juga bisa memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Sadhu! Sadhu! Sadhu!

Lidya : Suatu pengalaman pertama dan berharga ​dalam hidup saya bisa melakukan kunjungan ke sebuah pemakaman dalam rangka bakti sosial. Suasana di pemakaman kala itu sangatlah asri, ditambah dengan sambutan hangat dari para perwakilan tokoh masyarakat di sana.

Rasa haru seketika meluap di sela-sela acara, saat mendengar pengalaman sehari-hari para penjaga makam dan juga saat kami saling berjabat tangan. Meski hanya dalam hitungan jam waktu saya di sana, perasaan saya serasa telah ikut berbaur bersama para penjaga makan dan suasana yang ada​.

Bagi saya pribadi, kegiatan bakti sosial di pemakaman meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Melihat senyum yang merekah di bibir mereka, membuat hati ini bergetar. Mereka tetap tersenyum dan berdiri tegar, meskipun pekerjaan mereka cukup berat. Dengan perasaan tulus dan​ ikhlas mereka tetap membantu sesama, tanpa ada keluh kesah sedikitpun yang terucap dari bibir mereka.

Bercermin dari keseharian para penjaga Pemakaman Camat Gabun membuat saya belajar untuk lebih menghargai hidup. Kita hendaknya mensyukuri semua karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita sehingga kita tak hanya mengeluh, mengeluh, dan terus mengeluh kepada kehidupan.

Dari lubuk hati terdalam, saya ingin mengajak kembali dan memotivasi rekan-rekan sekalian, bahwa kita tetap terus mengasihi sesama. Janganlah menunggu waktu lebih lama lagi, lakukanlah yang terbaik yang dapat kita lakukan, entah itu kemampuan, uang, tenaga, waktu, dan lain sebagainya.​

———-

Luar biasa… salut atas ide memberikan bibit ikan lele, paling tidak ada dua manfaat dari sumbangan ini. Pertama, mereka menjadi memiliki kegiatan rutin daripada hanya sekedar menanti orang berduka yang akan menguburkan sanak saudara atau teman2nya. Kedua, setelah beberapa bulan, mereka bisa memanen hasilnya. Sebagian bisa dijual, sebagian bisa dikonsumsi, sebagian mungkin bisa dijadikan untuk pembibitan berikutnya (mungkin..).

Bravo untuk team ACE semoga teman2 semua diberikan berkat berkali-kali olehNYA…

Salam,

Guntur Gozali,

Jakarta, Kebon Jeruk,

Selasa, 26 Mei 2015, 22:55

http://www.gunturgozali.com

http://gunturgo.wordpress.com

– Baksos Keenam: Panti Anak Down Syndrome – Yayasan Tri Asih

– Baksos Kelima: Anak Cacat Ganda – Yayasan Sayap Ibu – Bintaro

– Baksos Keempat: Berbagi Ilmu di Rumah Sakit Jiwa DR. Soeharto Heerdjan

– Baksos Ketiga: Rumah Singgah Anak Kanker YKAKI – Bandung

– Baksos Pertama: Rumah Singgah Sekar

– Menolong Orang Itu Keren!

2 thoughts on “Baksos Kedua: Pemakaman Umum Lenteng Agung

  1. Menurut saya ini baksos paling aneh dan paling keren haha. Waktu meeting baksos terus liat temanya itu kuburan, saya sempet bingung kira-kira tim ACE mau ngadain acar seperti apa. Kepikirannya paling cuma ngasih peralatan atau makan2. Tetapi selain memberikan peralatan perang buat gali kubur ternyata tim ACE mengajarkan para petugas untuk budidaya lele. Menurut saya itu sangat bermanfaat sekali karena bisa membantu petugas untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang notabennya pendapatan mereka cuma didapat waktu ada orang meninggal dan mungkin itu tidak setiap hari. Kalo saya ada di posisi sebagai petugas makamnya pasti seneng banget tuh soalnya masih ada yang peduli dan memberikan ilmu untuk berwirausaha yang kalo ditekuni pasti bisa menghasilkan income yang lumayan. Tapi saya khawatir kalo usahanya berhasil nanti banyak kuburan yang dijadiin kolam lele hahaha. Bcanda2. Sukses tim ACE & AdIns. Semangat buat baksos selanjutnya…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s