Jika pada baksos kedua: Pemakaman Umum Lenteng Agung, team terkaget-kaget memperoleh tugas untuk berbagi kebahagiaan ke penjaga keburuan di Lenteng Agung, team berikut ini juga tidak kalah kagetnya karena mereka harus berbagi ke saudara-saudara kita di Rumah Sakit Jiwa DR. Soeharto Heerdjan.
Bisa gak pembaca membayangkan harus ngapain jika ditugaskan untuk berbagi ke Rumah Sakit Jiwa? Hehehe…saya juga geleng2 ketika mendengar ide ini, sama seperti team yg mendapatkan tugas ini, namun ternyata semua berakhir dengan sangat berkesan. Mari kita simak pengalaman mereka berikut ini…
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan didirikan 1876 dan ditujukan untuk melakukan rehabilitasi bagi penderita gangguan jiwa, dari yang mengalami gangguan jiwa ringan sampai gangguan jiwa berat. Di tempat ini pengobatan & rehabilitasi dilakukan salah satunya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan / kelas-kelas. Misalnya kelas memasak, melukis, salon dan kerajinan tangan.
Lokasi : Jl. Prof. Dr. Latumenten No.1, Jakarta Barat
Tujuan dari baksos ini adalah untuk berbagi kebahagiaan bersama saudara-saudara kita di RSJ, karena kita sudah diberikan begitu banyak kebahagiaan olehNya (Have Fun, Go Mad).
”Mohon Maaf Gambar Yang ada Harus Disensor demi Privasi“
Mohamad Dhicy Ramdhani : Awalnya aneh dan ngeri banget datang ke RSJ. Takut mereka inget saya dan tarik tarik badan saya. Eh ternyata tidak seperti yang dipikirkan. Justru mereka sangat respect dengan kedatangan kita dan mau belajar banyak. Selain itu kita patut bersyukur bahwa dengan keadaan kita saat ini kita lebih beruntung dibandingkan mereka.
Satu pesan penting yang sangat bermakna adalah jangan menilai orang dari penampilan dan perilaku mereka tanpa kita tahu siapa sebenarnya mereka. Terkadang kita salah paham dengan orang lain, padahal seringkali mereka Cuma butuh satu hal, yakni Perhatian dan Kasih Sayang
Suasana Rumah Sakit Jiwa yang katanya “Menyeramkan”
Angelyn E. Putri : Mungkin untuk memikirkan nama Rumah Sakit Jiwa tidak pernah terlintas di benak kita. Tetapi justru hal tersebut yang menjadi daya tarik buat saya untuk berkunjung ke sana. Semua bayangan menyeramkan sebelum pergi ke RSJ, langsung hilang ketika saya dan team Quality Assurance (QA) pergi ke sana dan berhasil melakukan kegiatan Bakti Sosial ini.
Banyak diantara mereka yang berasal dari orang – orang pintar, seperti Dokter Gigi, Pengusaha, Sarjana Teknik Mesin, sampai Ahli Komputer. Ya.. bukan orang sembarangan, hanya sayangnya mereka harus kehilangan “sisi normal” akibat tekanan dalam lingkungan / pekerjaan.
Bermain musik, belajar menggambar, belajar bahasa Jerman dan belajar membuat boneka Flannel bersama pasien rawat inap dan rawat jalan RSJ adalah pengalaman tak terlupakan seumur hidup.
Lydia Marindatu Mutu : Pengalaman melakukan BakSos di RSJ, awalnya benar-benar merasa bingung mau ngapain disana. Bingung karena ga tau gimana harus berhadapan dengan mereka, takut salah ngomong, takut menyinggung perasaan mereka juga.
Kemarin salah satu program kami adalah untuk mengajarkan bahasa asing ke mereka. Saya yang menjadi ‘pengajar’ pun langsung ragu dan bingung mau gimana, dalam pikiran saya, orang ‘normal’ saja susah belajar bahasa lain apalagi mereka yang kurang ‘normal’.
Dengan penuh keraguan saya mulai mengajar. Pada awalnya keraguan saya mulai muncul, tapi setelah mengajar selama hampir 2 jam mereka pun bisa mempraktekkan apa yang sudah diajarkan.
Saya bangga dengan mereka yang walaupun memiliki sedikit kekurangan daripada kita yang ‘normal’ ini, mereka masih mempunyai niat untuk belajar hal-hal yang baru. Mempelajari sesuatu yang menurut sebagian besar orang susah dan bisa mempraktekkannya hanya dalam beberapa jam, itu merupakan suatu hal yang patut ditiru.
Setelah mengikuti BakSos di RSJ saya sadar, mereka yang mempunyai masalah kejiwaan tidak boleh dijauhi, mereka hanya membutuhkan perhatian kita agar bisa sembuh dengan cepat dan dapat bekerja diantara kita yang masih ‘normal’ ini.
Amazing !!!! Pertama kali belajar Bahasa Jerman dan mereka langsung bisa
Catherin : Tim QA dapat baksos di RSJ, ini merupakan hal yang baru saya dengar dan merupakan hal yang unik dan menarik, karena merupakan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di RSJ.
Disana banyak orang yang ditempatkan di dalam sel, kepala botak dan memakai seragam, cukup mengerikan ketika melihat mereka memiliki tatapan kosong, dan ada yang melakukan hal – hal aneh. Tapi setelah kami tim QA berkeliling dan menemui pengurus dan sampai dengan baksos berlangsung, ternyata RSJ bukanlah tempat yang mengerikan seperti digambaran banyak orang, pasien di sana sama seperti kita.
Walaupun mereka ada yang mengalami halusinasi, sulit fokus, sembarangan berbicara ataupun yang stress, tapi sebetulnya penampilan mereka yang sudah mulai sehat nampak seperti kita yang normal. Sehingga sulit untuk membedakan apakah mereka seperti kita atau pasien.
Dari baksos ini saya belajar, bahwa kita tidak boleh memandang orang berbeda. Walaupun mereka tidak sepenuhnya normal, mereka sebetulnya ingin seperti kita orang normal, dan bukan dianggap sebagai orang aneh atau berbeda.
Mereka juga tetap butuh perhatian dan komunikasi seperti orang normal. Penyebab mereka menjadi tidak normal kebanyakan adalah karena stress dan narkoba.
So, bagi kita semua yang masih normal. Janganlah stress, semua masalah pasti ada jalan keluar dan setiap orang pasti stress. Jangan manjadikan masalah sebagai beban, tapi anggaplah masalah sebagai pelajaran baru yang harus diselesaikan.
Dan enjoy lah kehidupan yang ada dengan hal – hal yang positif yang baik untuk kehidupan kita baik fisik ataupun moral. Baksos ke RSJ adalah baksos yang unik yang tak terlupakan.
Bernyanyi Bersama Melepas Segala Beban yang ada
Cindy Meiliana : Baksos ke RSJ! Anti mainstream sodara sodari, biasanya baksos yg pernah saya ikutin itu ke tempat-tempat yg ‘normal’, ini pertama kalinya ke tempat mejik kayak gini. Tapi setelah didatengi dan diikuti, ternyata ga horror2 amat (tp tetep horror sih klo kebagian dimana pasiennya super ga begitu normal, untungnya kemarin ketemu pasien yg masih rada nomal XD). Baksos ke RSJ beneran epic experience.
Ilka Fidelia Hardijanto : Melakukan baksos di Rumah Sakit Jiwa merupakan hal yang benar-benar di luar dugaan. Saya tidak pernah menyangka akan mengunjungi RSJ, apalagi untuk melakukan baksos di sana.
RSJ konon kabarnya merupakan tempat yang mengerikan, tapi ternyata tidak.
Mereka yang berada di Rehabilitasi hanyalah saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian dan dukungan dari kita semua untuk dapat bangkit dan tetap semangat dalam menghadapi tantangan hidup.
Penyakit jiwa merupakan penyakit yang dapat menimpa siapapun dari kita, karena itu kita perlu waspada dan menjaga kesehatan kita, sebab di dalam tubuh yang sehat akan terdapat pula jiwa yang sehat, dan ketika bertemu dengan saudara kita yang sakit, berikanlah penerimaan serta dukungan agar mereka dapat cepat pulih.
Saya sangat bersyukur bisa memiliki kesempatan dan teman-teman untuk berbagi bersama dengan saudara-saudara di RSJ, dan menurut saya kita perlu lebih banyak lagi berbagi dan menjadi berkat bagi saudara-saudara kita yang sebelumnya jarang diperhatikan. Baksos ke RSJ ini sungguh merupakan pengalaman berharga yang takkan terlupakan.
Menyusun Perpustakaan dan Belajar Bersama
Desy Amelia : Kesan saya adalah pertama mikir kalau ke RSJ, bisa baksos apa, kan orang-orangnya gak normal, bisa apa mereka. Ternyata mereka memang belum seperti layaknya orang normal, tapi saat kita ajarin mereka buat flannel, mereka berusaha. Saya jadi ‘melek’ kalau orang yang ga normal aja mau berusaha, kenapa kita yg normal terkadang ga berusaha maksimal.
Aprilia Wibowo : Pengalaman yang tidak mungkin akan saya lupakan ketika Tim QA dapat Baksok ke RSJ. Kegiatan Baksos sendiri bukan pertama kalinya saya lakukan, tapi baksos ke RSJ itu benar-benar yang pertama dan berpikir ini tempat baksos berbeda banget, karena pada umumnya baksos dilakukan di rumah sakit, panti asuhdan, panti jompo, dll.
Dari awal survey, sudah mulai berpikir ni, kira-kira RSJ tempatnya seperti apa ya, mengerikan tidak ya (mulai berpikir yang aneh-aneh). Pada saat survey, masuk ke RSJ dan harus melewati lorong-lorong itu semakin timbul rasa was-was, tapi ternyata rasa was-was itu tidak terjadi karena kita disambut dengan saat baik disana oleh Ibu Salamiah :D.
Singkat cerita, kita mulai bingung kira-kira nanti mau berbagi ilmu apa saja ya kesana, kalau untuk secara bantuan barang mungkin lebih mudah. Sampai akhirnya tercetus ide, saya diminta untuk mengajarkan membuat kerajinan tangan dengan menggunakan bahan dari kain flanel.
Mulailah saya siapkan bahan-bahan dan peralatannya (sambil was-was apakah mereka boleh menggunakan jarum, gunting, dsb karena takut membahayakan diri mereka sendiri). Dan ternyata pas hari H kesana dan berbagi ilmu membuat gantungan kunci dari flannel, saya sendiri kagum sama mereka yang terkadang kehilangan fokusnya tetapi mereka masih berusaha focus. Dengan tekun mereka mulai menjahit dan menyelesaikan sampai gantungan kunci flanel tersebut jadi dan beberapa dari mereka pun cukup aktif bertanya kalau tidak mengerti.
Baksos ke RSJ dan berbagi ilmu dengan mereka benar-benar menjadi pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Jadilah berkat bagi banyak orang, karena berbagi itu indah Teman 😀 😀
Kegiatan Membuat Kerajinan Tangan dan Hasil Karya berupa gantungan kunci
“ Jangan Pernah Melihat Orang Lain dari Satu Sisi,
Karena Kita Tak Pernah Tahu Sisi Lainnya
yang Bisa Menjadi Sebuah Pelajaran Hidup Yang Kita Tak Pernah Bayangkan”
———————————————————————————————–
Ternyata pengalaman teman2 berbagi kebahagiaan dengan saudara2 kita yang kurang beruntung di RSJ DR. Soeharto Heerdjan tidak semenakutkan yang mereka dan kita bayangkan. Selama tujuan kita baik, dan penuh kasih, rasanya tidak ada tempat yang menakutkan, mengerikan, kotor dan tidak pnatas untuk berbagi kasih.
Semoga pengalaman teman2 ke RSJ ini menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk selalu mau berbagi dan tidak melihat orang hanya dari sisi yang buruk saja.
Salam,
Guntur Gozali,
Jakarta, Kebon Jeruk,
Selasa, 2 Juni 2015, 16:30