Blackberry Q10, Sucks! (part 2)

10Lanjutan posting saya sebelumnya

Kesan pertama berkenalan dengan Q10

Begitu bangun pagi, saya mulai mengutak-atik Q10 yang sudah menyiksa saya hingga dini hari itu. Saya lihat lebih cermat, bentuknya hampir mirip Dakota, namun tidak ada deretan tombol Send, Menu, Trackpad, Escape dan End key. Hal lain yang baru adalah adanya colokan untuk HDMI, selebihnya miriplah dengan Dakota.

Kesan saya setelah menggunakan beberapa saat adalah B I N G U N G. Banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh BB terhadap Q10, terutama adalah dengan menghilang tombol2 di atas. Pada saat awal saya menganggap bahwa kebingungan ini hanya bersifat sementara sebelum saya terbiasa dengan User Interface dan navigasi yg berubah total itu.

Namun setelah menggunakannya dua minggu, saya bisa mengatakan Q10 Sucks! Saya bahkan sengaja menunda memposting tulisan ini, menunggu istri saya menggunakan Q10 nya beberapa hari hanya untuk mendengar kesannya: BINGUNG pisan :).

Menurut pendapat saya pribadi, perubahan yang dilakukan oleh BB terhadap Q10 sangat tidak memperhatikan User Experience dan bahkan mungkin team perancangnya merupakan team designer baru yang bukan pemakai BBM yang extensive seperti kebanyakan pengguna BB di Indo atau Asia.

Ya memang Blackberry bukan hanya BBM saja, tetapi seberapa banyakkah orang yang membeli BB tidak karena BBM nya? Saya yakin keberhasilan BB di Indonesia dan sebagian besar bagian dunia lain, kecuali US mungkin, adalah karena fitur BBM Chats dan BBM Groupnya. Setuju tidak pembaca? Jika tidak ada fasilitas BBM, banyak pilihan lebih bagus di pasaran. Kita bisa beli iPhone atau Android yang modelnya sudah jauh lebih advance daripada BB. Sekarang saja dengan adanya Whatsapp, yang sudah menyerupai BBM, banyak yang meninggalkan BB.

Sekarang mari kita lihat satu persatu hal-hal yang saya katakan membuat bingung itu:

1. Notifikasi

Pembaca tentu sangat familiar dengan bentuk BB seperti di bawah bukan?. Begitu main screen (layar utama) nongol, di bagian atas langsung terlihat notifikasi semua messages baik BBM Chat maupun BBM Group, email, FB atau Twitter di layar bagian atas. Very simple. Sekali lirik kita tahu apa yang harus kita lakukan.

Tombol Navigasi Torch Di Q10, informasi itu tidak langsung ditampilkan, kita HARUS secara khusus mengintipnya dengan menaikkan screen ke atas. Kemudian setelah itu baru kita membuka aplikasi yang bersangkutan, misalnya BBM Chat.

1 Atau dari aplikasi BBM, click virtual button di kiri bawah screen (spt di gambar di bawah),

2Akan muncul sub menu seperti di bawah yang menginformasikan ada berapa aktif  Chats, Contacts, Groups, Updates dan Invites.

3

Hanya untuk mengetahui ada message atau tidak, perlu beberapa step. Tidak praktis dan mengganggu. Tidak seperti sebelumnya, yang langsung terpampang di main screen. This  sucks!

Selain itu saya juga sering tidak update kalau ada yang mengupload foto ke Group Chat, atau mempost comment ke  Group Chat. Notifikasi untuk itu dijadikan satu dengan Update Profile Picture atau Profile Message. Sehingga tampilannya tampak ramai, crowded, membingungkan.

Informasi orang mengganti PP atau PM menurut saya tidaklah sepenting orang memposting comment atau reply comment di Group Chat. Akibat dicampur begini, kita jadi bingung mana yang hanya sekedar info orang ganti PP/PM, mana yang posting ke Group Chat.

Padahal saya sangat intensif menggunakan Group Chats di perusahaan saya untuk mengkoordinasi project team atau departemen. Masing2 team dan departemen di perusahaan saya punya Group sendiri, diluar group teman2 SD, SMP, SMA, Uni dan lain2. Mengkoordinasi pekerjaan melalui Group Chats sangat effective dan efficient menurut saya.

Sekarang saya hampir tidak update lagi, benar2 blank apa yang terjadi dengan Group saya. Saya harus memelototi campuran notifikasi orang yang mengubah foto, mengubah personal message, mengupload foto ke groups, memposting comment ke groups dlsb. Too crowded sampai males mau ngecek.

Pengalaman telat meresponse Group Chats ini ternyata dialami juga oleh teman2 saya. Bahkan sepasang suami istri teman saya yang kebetulan mendengar saya mengeluh mengenai hal ini, tiba2 si cowok mengatakan ke istrinya:”Tuh kan, apa gua bilang. Emang gak tahu kalau ada message di Group, makanya aku sering telat meresponse”. Ternyata dia sering diomeli sang istri karena sering telat meresponse komentar di group keluarganya :).

Yang lebih menyebalkan lagi, seringkali tanda bintang merah yang menandakan adanya Update PM/PP, tidak hidup. Akibatnya ya itu tadi, kita tidak update akan apa yang terjadi di Profile teman kita. Meskipun hal ini tidak penting2 amat, tetapi mengasyikkan juga mengetahui teman kita sedang memasang foto apa, atau sedang meneriakkan apa. Fitur ini menurut saya banyak yang menyukainya. Sekarang saya sering tidak tahu apa yang terjadi. This sucks!

2. Closing / Ending Application

Menutup aplikasi di Blackberry 10 perlu dua langkah, pertama slide screen ke atas yang akan meletakkan aplikasi di desktop seperi gambar di bawah. Aplikasi ini masih dalam keadaan hidup, kecuali kita menotol tanda silang diujung kotak aplikasi tersebut.

Hal ini ternyata membuat saya tidak nyaman, saya merasa desktop jadi berantakan karena banyaknya aplikasi yang terbuka. Berbeda dengan sebelumnya, begitu kita tekan tombol End, aplikasi hilang dari mata kita (meskipun masih running di background). Namun kita tidak diganggu dengan satu halaman berisi aplikasi-aplikasi yang terpampang begitu. Kadang muncul foto2 hasil upload temen2 yang hot2 bikin kita jengah muncul di main screen.

Menurut saya penempatan aplikasi terbuka di desktop ini hanya nice to have, tidak ada perlu2nya. Lagipula hanya bisa menampung 4 aplikasi di layar, selebihnya tersembunyi di bawah layar. Kita haru slide ke atas untuk melihatnya, yang mana lebih cepat menotol icon  aplikasi bersangkutan. This sucks!

43. Tombol Navigasi

Pengguna seri Blackberry sebelum Blackberry 10 tentu sangat familiar dengan tombol navigasi seperti gambar di bawah:

5

Kelima tombol diatas sudah dihilangkan di Q10, digantikan oleh tombol virtual seperti di bawah:

6Tindakan menghilangkan tombol Send, Menu, Trackpad, Escape dan End key , kemudian mengantinya dengan tombol virtual Send dan Camera di ujung kiri dan kanan layar, menurut saya adalah keputusan yang salah dari team designer Q10. Saya bisa memahami kalau hal ini dilakukan untuk Z10 yang memang full screen, tetapi di Q10 yang masih ada keyboard fisik seharusnya tetap disediakan.

Send key memudahkan kita pada kondisi apapun untuk secara instant membawa kita ke posisi siap untuk menelpun. Tombol ini sekarang digantikan menggunakan virtual key, yang seringkali tertutup oleh aplikasi2 yang membutuhkan screen secara penuh, sehingga untuk keperluan menelpun kita harus menutup aplikasi yang sedang terbuka itu dulu (slide ke atas), baru bisa menekan SEND key. This sucks!

Menu key, memudahkan kita untuk membuka sub-menu dari setiap aplikasi yang sedang terbuka. Tombol ini digantikan virtual key dengan symbol … vertical. Menotol tombol ini sangat mudah karena berada di ujung kanan bawah, dekat jempol, tetapi menutup menu ini membuat jempol saya semakin panjang, karena harus menotol diujung kiri layar. This sucks!

Escape key adalah tombol untuk membatalkan apapun yang kita lakukan atau kembali ke layar sebelumnya. Escape key ini tidak ada gantinya di Q10, sehingga sangat merepotkan. Untuk meng-Cancel pilihan kita, Q10 menyedikan virtual key di ujung kiri atas, sehingga tidak terjangkau oleh jempol kanan saya. Untuk itu saya perlu bantuan jempol kiri untuk menotolnya. Sedangkan untuk kembali ke layar sebelumnya, di Q10 perlu slide, slide n slide. Cape deh. This sucks!

End key seperti namanya memudahkan kita untuk mengakhiri suatu aplikasi, termasuk juga untuk mematikan BB. Untuk menutup aplikasi perlu dua cara, satu slide ke atas, yang menyebabkan aplikasi bertengger di layar utama, dan setelah itu menekan tanda silang diujung aplikasi. This sucks!

Selain itu kadang kita perlu mematikan BB jika mau tidur atau pada situasi tertentu, caranya dengan menekan End key cukup lama maka automatic BB kita sleep. Di Q10 satu2nya cara adalah dengan menekan tombol Power di bagian atas Q10, menekannya selama  detik hingga completely off. Benar-benar off, termasuk alarm juga off. Artinya kalau kita hidupkan lagi, perlu waktu rebooting seperti cabut baterai kalau di BB sebelumnya.

Saya tidak tahu bagaimana caranya melakukan hal ini di Q10 seperti di BB lama yang ada pilihan: Power off yang semacam sleep kalau di computer namun alarm tetap berfungsi, atau Full Power Off dimana alarmpun juga dimatikan dan pilihan terakhir kalau BB kita ‘macem2’ maka kita reboot dengan mencabut baterainya. Pilihan yang saya tahu di Q10  adalah Power Off, yang sama seperti cabut baterai itu tadi. This sucks!

Trackpad key, tombol paling sakti di BB versi sebelumnya, malah dihilangkan. Ini kesalahan paling parah, karena cukup dengan satu tombol ini saja, saya bisa berkelana di seluruh screen dan menjalankan aplikasi yang saya mau dengan mengelus-elus dan memencet tombol ini. This sucks!

Dengan menghilangkan tombol ini, mengakibatkan jempol saya harus berkelana ke seluruh screen Q10. It’s ok sebenarnya, hanya saja beberapa aplikasi yang terletak di ujung kiri atas screen tidak terjangkau jempol saya, demikian juga tombol2 lain yang berada di posisi itu seperti tombol Cancel. Eitt…jangan mikir jempol saya pendek lho ya, normal kok :).

4. Tombol Camera

Q10 tidak lagi menyediakan tombol Camera yang di Torch ada di pinggir sebelah kanan dibawah tombol volume. Tombol ini digantikan dengan virtual key, sejajar dengan Send key. Sama seperti Send key, tombol ini akan tertutup oleh aplikasi2 yang memerlukan full screen. Jadi ketika kita sedang membuka aplikasi dan butuh memotret cepat, kita harus menutup aplikasi itu dulu dengan slide layarnya sehingga virtual key Camera muncul, baru menotol tombol Camera itu. This sucks!

5. Tombol Quick Dial

Q10 juga tidak menyediakan tombol Quick Dial seperti di Blackberry sebelumnya. Dulu saya kalau sedang meeting dan lupa men’silent’ atau mem’vibrate’ BB, saya tinggal pencet tombol Q. This sucks!

Sekarang untuk melakukan hal ini, perlu slide ke atas untuk mengaktifkan Q10, slide ke bawah untuk mengeluarkan menu setting (jika saat itu berada di layar utama, kalau sedang ada aplikasi terbuka perlu menutup aplikasi itu dulu), baru menotol tombol virtual Notifications. Perlu beberapa langkah hanya untuk supaya BB kita vibrate.

Saya juga sering menggunakan fitur Quick Dial ini untuk memasukkan nomor2 telpun penting, seperti telpun istri, anak2, rumah, kantor, dan terutama supir. Tinggal pencet D (untuk calling driver)s selama bbrp detik, automatically BB langsung tat tit tut tat tit tut mendial nomor hp supir saya. Di Q10 tidak ada fitur ini, digantikan dengan virtual Quick Dial yang untuk mengaksesnya sama seperti di atas.

6. Aplikasi Voice Note

Aplikasi Voice Note dibuang, digantikan Voice Control. Sekarang kita tidak lagi bisa merekam suara anak, music, konser dll. Voice Note hanya ada untuk di attach pada saat berkirim message. This sucks!

7. Blackberry Hub

Salah satu aplikasi yang paling sering kita gunakan di Blackberry versi sebelumnya adalah Messages, betul tidak? Semua Email, Group Chats, SMS, System Notification dll kecuali BBM Chats, dikumpulkan jadi satu.

Saya biasa meletakkan aplikasi Message ini di main screen, bersebelahan dengan aplikasi BBM. Begitu ada tanda * merah, saya buka, saya click supaya statusnya berubah jadi Read, dan tanda * merah hilang.

Paling tidak at a glance saya tahu apa yang terjadi. Kadang saya ada posting di Group yang important tapi not urgent, saya biarkan saja untuk saya baca belakangan. Yang sifatnya urgent dan important langsung saya reply. Demikian pula halnya dengen email.

Fitur ini di Blackberry 10 diganti menjadi Blackberry Hub. Aplikasi Blackberry Hub tidak berupa icon seperti halnya BBM. Aplikasi ini kita buka dengan menggeser layar dari kiri ke kanan sampai ‘mentok’, akan muncul seperti di bawah. Tidak ada short-cut untuk langsung ke Blackberry Hub

7

Dari screen inilah kita mengakses semua messages yang berasal dari BBM Chats, Whatsapp (kalau sdh di install), Gmail, System Notification dlsb, sama seperti Messages. Bedanya di Blackberry Hub log telpun juga dimasukkan, termasuk kita telpun kemana, missed call dr mana dll. Sehingga sangat crowded, meskipun tetap dikelompok-kelompokkan berdasarkan asal message. Namun untuk mengakses Blackberry Hub ini perlu beberapa step, tergantung kita berada pada posisi mana. This sucks!

8. Auto On – Off

Pernah menggunakan fitur ini untuk mematikan dan menghidupkan BB kita secara automatis, sehingga tidak perlu repot2 mematikan BB pada saat mau tidur di malam hari dan menghidupkannya lagi pada pagi hari? Sekarang fitur ini juga tidak ada, sehingga akibatnya malam2 jika ada teman yang mengirim pesan kita suka terkaget-kaget sendiri menerima tang – ting – tung. This sucks!

9. Baterai

Mungkin banyak yang bertanya bagaimana dengan daya tahan baterainya? I have no complaint about it. Selama ini hp2 lain juga sama parahnya, terutama yang sudah berteknologi touch screen. Baik iPhone, Galaxy Note atau S3, rata2 semuanya perlu dicharge dua kali sehari, malam dan siang hari. Oleh karena itu saya tidak pernah ketinggalan membawa Powerbank kemana-mana.

Selama menggunakan Q10, dalam kondisi baterai terisi penuh sejak di charge malam harinya, mulai dari penggunaan sekitar pukul 6 pagi hanya untuk BBM (bukan play video/music/browse), benar2 hanya BBM, sekitar pukul 14:00 sudah harus diisi ulang. Itu dengan ditingkahi break mandi, makan pagi, baca koran, dan kegiatan2 sehari-hari lainnya, tidak non-stop ber BBM ria. Saya rasa lebih awet daripada Z10 yang menurut teman2 saya sekitar 3 – 4 jam saja.

10. BBM Chats dan BBM Groups

User Interface aplikasi utama Blackberry ini dirombak total di Blackberry 10, sehingga menjadi….tidak user friendly. Maunya designernya sih supaya lebih mudah, tetapi menurut saya justru tidak.

Kalau dulu, begitu kita click aplikasi BBM, bagian messages yang diprioritaskan adalah Chats dan Conference, setelah itu Contacts barulah Group. Semua ditampilkan dalam satu layar ke bawah.

Pada layar yang sama kita bisa tahu ada yang sedang mengupdate Picture Profile atau mengubah Profile Messagenya. Fitur ini menarik, karena kita bisa tahu apa yang sedang teman2 lakukan.

Di Blackberry 10, semua messages dicampur jadi jadi, antara Chats, Conference dan Groups. Berantakan sekali. This sucks!

Saya dulu sering membersihkan main screen dengan menutup Chat (End Chat). Termasuk juga Group Chats, sehingga screen utama bersih dan kita bisa konsentrasi untuk Chats terakhir yang baru masuk.

Sekarang kalau kita End Group Chats, automatis semua history hilang, sama seperti Clear Group. Sehingga mau tidak mau, Group Chats harus tetap terbuka di main screen. Ini menyebalkan sekali. This sucks!

Pernah men’copy and paste” sebagian dari chat kita ke group atau orang lain? Saya rasa pembaca pernah mem’block’ sebagian isi  chat kita dengan seseorang, karena hal itu penting, kita copy and paste ke orang lain atau ke group chats. Sekarang kita tidak bisa lakukan itu lagi, pilihannya hanya copy seluruh chats :(. This sucks!

Selain itu bagi pencinta Autotext, silakan saya goodbye, karena Autotext disingkirkan Blackberry 10 ke System Setting dibawah Language and Input. Sehingga kita jadi malas mengupdate Autotext dengan karakter yang aneh2 dan lucu2. Tidak seperti sebelumnya, kita tinggal copy and paste ke Autotext di tempat yang sama. This sucks!

Kita juga tidak bisa mendelete foto yang diupload teman di Group Chats, jika kita bukan Administrator.  This sucks!

—————————————————

Duhh…. saya bisa menulis lebih panjang lagi keluhan2 saya. Pembaca tinggal menghitung berapa This sucks! yang ada di tulisan saya di atas untuk mengetahui kenapa saya katakan Q10 Sucks!.

Meskipun juga ada beberapa perbaikan seperti Remember (Memo versi baru), BBM Voice dan BBM Video (yang rasanya akan jarang saya pakai), Calendar yang lebih canggih, Camera yang lebih canggih. Namun ya itu, semuanya bisa saya peroleh lebih canggih di handset lain. Saya tidak perlu Blackberry untuk fitur2 aneh2 lain, saya perlu BB untuk BBM Chats dan BBM Groups. Itu saja.

So, menurut saya, jika tidak terpaksa harus ganti, lebih baik menunggu BBM muncul di iPhone atau Android. Tapi kalau sudah kepepet seperti yang saya alami, ya siap2lah mengalami kebingungan :).

Selamat menikmati Q10

Disclaimer:

Tulisan di atas adalah murni pendapat saya pribadi, tanpa pesan sponsor dari produk manapun. Tentu tidak semua keluhan saya di atas applicable untuk semua orang, karena ada satu (hanya satu) dari sekian banyak teman lain yang menggunakan Blackberry 10, yang sangat happy menggunakan Q10. Semoga pembaca yang telah memutuskan membelinya bisa mencintai Q10 seperti sahabat saya itu.

Update 16 Oktober 2014:

Pembaca yg tercinta, tulisan ini saya posting 23 Juni 2013 lalu, namun surprisingly hingga hari ini masih termasuk tulisan saya yang paling banyak dibaca. Saya sangat berterima kasih atas komentar2 yang luar biasa banyak, baik yg pro dan cons. Mohon dimaklumi jika banyak fitur yang sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi BBM saat ini, karena update2 yang dilakukan pihak BlackBerry selama setahun lebih ini.

Update 16 November 2014:

Hampir setahun setengah yang lalu, setelah saya mempost tulisan saya ini, akhirnya BlackBerry meluncurkan BlackBerry Classic, pada tanggal 17 Desember 2014 nanti. Apakah BlackBerry Classic itu?

Ini lah yang disebut oleh BB sebagai BB Classic, yang didevelop oleh BlackBerry karena: We Heard You, And We Built It.

 

classic-preorder.png.original

Seperti apakah bentuknya pembaca? Bentuk yang sangat familiar bukan, seperti BB Bold yang sangat dicintai penggemar BB seluruh dunia, dengan Navigation Keys yang kita rindukan itu.

Saya rasa keluhan yang saya kemukakan di tulisan saya di atas tidak mengada-ada, yang tentunya juga dikeluhkan oleh jutaan penggemar BB di seluruh dunia.  Jika tidak, BB tidak akan memproduksi jenis ini, tetapi melanjutkan type Q10 yang tanpa Navigation Keys.

Update 17 January 2015:

Baca postingan saya mengenai si BB Classic yang sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh pencinta BB. Click disini : Q20: Yang Classic…

Update 29 Agustus 2016:

Setelah bertahun-tahun menggunakan BlackBerry dengan BlackBerry Messenger nya yang sedemikian bermanfaat di dalam hidup saya, akhirnya saya memutuskan untuk melepaskannya… hiksss… baca postingan saya mengenai keputusan saya yang menyedihkan ini : Merdeka!!!…

Baca juga:

 

 

256 thoughts on “Blackberry Q10, Sucks! (part 2)

  1. Mas, maaf mau tanya..
    Apakah aplikasi WA sama susahnya seperti mas yang paparkan semuanya di atas tentang BBM? Apakah WA juga tidak muncul notifikasi sama sekali Mas? Mohon pencerahannya.

    Terima kasih.

  2. setuju dengan semua yang dialami dengan perubahan di Q10, karena terbiasa menggunakan BB versi sebelumnya. But i like Q10 anyway. I wish new version of Q10 with track pad and BBM menu (keep the phone size as is, not like Q20)

  3. Kenapa setiap ganti kartu sim, q10 ane kok kayak ke reset ya gan?
    Semua aplikasi, bahkan data2 ane ikutan ilang
    Jadi terpaksa login lagi, dan perbarui lagi aplikasi yg tadi nya udah mancep di q10 ane
    Merasa tersiksa nih, Ada yg tau Kenapa ni terjadi, dan klw Ada solusi biar setiap ganti kartu, q10 ane gk ngereset lagi??

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s