Camino de Santiago: 2.5.6. Receptionist

2.5.6.     Receptionist

Hal lain yang tidak umum saya alami adalah ketika check in di penginapan. Hal ini juga perlu teman2 ketahui supaya tidak bingung seperti yang saya alami :). Mungkin karena tenaga kerja mahal disana, maka resepsionisnya bisa merangkap apa saja, ibu rumah tangga, pelayan restaurant, penjaga mini market dll :).

Ini hal yang umum disana, tapi bukan hal umum bagi kita, jadi jangan berharap kita akan dilayani dengan welcome drink segala… hahaha… boro2 welcome drink, yang melayani bisa kasir atau pelayan resto dimeja yang bukan untuk menerima tamu :).

Biasanya ketika kita tiba di hotel, setelah melalui pintu masuk, kita langsung berhadapan / menuju meja resepsionis kan? Bahkan di kota kecil tempat kelahiran saya di Kotabaru Pulau Laut nun jauh terpencil di Tenggara Kalimantan sana, yang namanya Hotel ada tuh yang meja receptionist dan penerima tamunya.

Nah di beberapa hotel di Spanyol, tidak memiliki meja resepsionis khusus. Kita bisa saja masuk melalui restaurant atau melalui mini market, kemudian dilayani oleh pelayan restaurant atau pelayan minimarket, check in di meja bar atau cashier untuk diberikan kunci kamar :). Bingung kan… pada awalnya saya benar2 bingung, celingak celinguk seperti monyet kebingungan gitu. Lha judulnya Hotel tapi kok saya disuruh masuk ke resto? wkwkwkwk… Continue reading

Camino de Santiago: 2.5.3. First two – three days / cities are the most difficult part

2.5.3.     First two – three days / cities are the most difficult part

Kekhawatiran saya akan kemampuan kami menjalani ziarah ini sebenarnya cukup mudah membuktikannya. Tinggal melihat apakah kita kuat melalui 2 – 3 hari atau kota pertama. Menurut beberapa  referensi yang saya baca, 2 – 3 hari pertama perjalanan ziarah ini adalah bagian yang paling berat, yakni dari SJPP – (Orisson) – Roncesvalles – Zubiri.

Katanya kalau mampu melalui dua / tiga kota / desa itu dan bisa melewati 1 minggu pertama, maka besar kemungkinan bisa menyelesaikan ziarah ini dengan sukses. Oleh karena itulah ketika saya mereservasi penginapan saya hanya melakukannya untuk tiga hari pertama.

Orisson saya beri tanda kurung karena tidak semua pilgrim menginap di Orisson. Ada yang memang sudah merencanakan dari awal untuk langsung menuju Roncesvalles dari SJPP, atau karena tidak memperoleh kamar / ranjang yang sangat terbatas di Albergue Orisson atau karena tidak tahu betapa berat perjalanan SJPP – Roncesvalles.

Saya memutuskan untuk menginap semalam di Orisson pada awalnya karena pemandangan di depan penginapannya sangat indah. Hanya karena itu, selain juga saya pikir untuk hari pertama tidak perlulah langsung tancap 25.6 km menuju Roncesvalles. Cukuplah test the water dengan menjalani 8 km menuju Orisson. Continue reading