Rumah Singgah Sekar memiliki misi membina anak-anak jalanan sehingga perilaku mereka menjadi lebih baik. Selain itu rumah singgah ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari para anak jalanan seperti kebutuhan akan tempat tinggal, makanan, pakaian, kesehatan, perlindungan, pendidikan, perhatian dan kasih sayang.
Lokasi : Jl. Pakin 1 Komp.Ruko Mitra Bahari Blok E No.23, Penjaringan, Jakarta Utara
Tujuan dari baksos ini adalah untuk membagikan keceriaan dan memberi pengalaman baru kepada anak-anak dengan cara bermain bersama di tempat rekreasi, serta melihat dan ikut merasakan keseharian dari anak-anak rumah singgah.
Kesan-kesan yang kami rasakan selama mengikuti baksos ini:
Jordan F. Tannius : Ini pertama kalinya saya mengikuti acara baksos, dan memberikan kesan yang cukup membekas di hati (hahaha).
Dulu saya berpikir buat apa acara baksos itu? Gak perlulah kita repot2 untuk datang mengunjungi suatu tempat untuk beramal, cukup dengan sumbangan kita sudah bisa membantu. That’s it!
Tapi… setelah saya mengikuti kegiatan baksos ini, saya jadi menyadari suatu hal.
They need more than that!
Mereka gak cuma butuh sumbangan materi dari kita, tapi mereka juga butuh yang namanya perhatian, kasih sayang, teman bermain.
Awalnya saya pikir saat kegiatan baksos nanti akan membosankan, karena acara yang kita lakukan ya hanya sekedar games sederhana yang saat ini mungkin sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Tetapi ternyata saat acara baksos berlangsung, euforia anak-anak tersebut di luar ekspektasi saya.
Mereka sangat bersemangat dan antusias dalam mengikuti segala kegiatan yang kami adakan, dan hal itu membuat saya tambah bersemangat lagi :).
Lihat antusiasme mereka…
Dari acara ini saya dapat belajar bahwa sesuatu yang kita anggap biasa saja bisa menjadi hal yang luar biasa buat orang lain.
Itu terbukti saat saya membagikan hadiah yang menurut saya biasa saja, tapi mereka sangat senang sekali ketika diberikan hadiah tersebut.
Glad to know that they’re happy and enjoy the show!
“Be happy, not because everything is good..
But because you can see the good in everything”
Dea Dianita Haryadi : banyak anak-anak disana. Mereka sangat periang, tidak ada 1 pun tampak dari mereka yang bersedih. Terpancar wajah anak-anak yang tidak sabar untuk segera pergi ke waterpark. Seharian itu kami habiskan waktu untuk bermain dengan mereka. Iya, tidak hanya bermain, saya sempat mengobrol dengan beberapa anak disana.
Anak-anak rumah singgah itu sebagian masih ada yang memiliki orang tua, dan sebagian lagi tidak. Ada sebagian anak yang tinggal dan tidur di rumah singgah itu dan juga ada yang tidak. Bahkan salah 1 anak bercerita kepada saya, saat di perjalanan menuju waterpark.
Saat itu dia menunjuk salah 1 bus yang berjalan disamping bus kami. Dia bilang, “Ka, kaka liat bus itu ga?” Saya bilang “Ya, kenapa ?” Sambil tersenyum, anak itu menjawab, “Dulu aku suka ngamen di bus itu, sekitar 1 tahun lalu, sebelum aku tinggal di rumah singgah”.
Mendengar itu, saya Cuma bisa bilang, “Oh..”.
Tidak tahu ekspresi apa yang harus saya tunjukkan. Karena saya tidak ingin membuatnya merasa dikasihani. Melanjutkan hal itu, saya bertanya kepada dia. “Bapak sama Ibu ada ? “ Dia jawab, “ Sudah tidak ada ka. Di kampung, aku cuma punya nenek dan 1 adik. Makanya dulu aku ngamen, supaya bisa hidup. “
Saya tertegun. Anak sekecil ini, yang baru saja kelas 1 SD, harus memikirkan bagaimana caranya untuk bisa hidup. Saya benar-benar bangga dengan mereka. Dengan segala kekurangan yang mereka miliki, tidak sedikitpun mereka mengeluh dan sedih.
Di hari baskos itu, mereka memberikan banyak pelajaran kepada saya. Terkadang saya mengeluh, ingin beli barang ini itu, jalan-jalan kesana kemari, Yang itu semua hanya untuk kesenangan pribadi. Tapi, setelah melihat mereka. Saya sadar, bahwa hidup tidak ada yang harus dikeluhkan. Kita akan merasa sesuatu itu berharga, ketika kita kehilangannya.
Dan hidup mandiri tidak merepotkan orang lain itu memang baik, tapi akan lebih baik lagi jika kita bisa bermanfaat baik bagi orang lain juga. Contohnya seperti anak-anak panti itu, mereka butuh perhatian dari kita. Semoga kedepannya, acara baksos ini bisa terus berlanjut.
Walaupun hanya 1 tahun sekali, setidaknya kita bisa membuat senyuman di bibir mereka. Membuat gelak tawa dan canda bersama. Simple, tapi terkadang kita lupa, bahwa kita sebagai manusia harus peduli kepada sesama. 🙂
Anak2 yang selalu ceria di dalam kekurangan mereka
Resnu : Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti baksos. Kegiatan baksos bersama team CONFINS Production ke rumah singgah ini sangat berkesan bagi saya. Ketika kami pertama kali sampai di sana, kami disambut dengan hangat oleh anak-anak rumah singgah tersebut.
Mereka juga antusias dan semangat mengikuti kegiatan dan games yang kami adakan di sana.Selain itu mereka juga sempat menunjukkan bakat yang mereka miliki dengan menyanyikan lagu yang mereka ciptakan sendiri dan juga dance. Ternyata mereka dididik dengan baik oleh kakak-kakak pengasuhnya.
Mereka menunjukkan kebolehan mereka menari
Saya juga sempat kagum pada mereka setelah melihat banyaknya piala yang pernah mereka raih, ternyata mereka adalah anak-anak yang berprestasi.
Ketika akan berpamitan, mereka menyampaikan agar kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan supaya tidak bosan-bosannya kami mengunjungi rumah singgah ini lagi.
Terima Kasih telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengadakan kegiatan yang luar biasa ini.
Wiliam Bernardi Chandra : Ini adalah baksos saya yg pertama kalinya, namun meninggalkan kesan yg begitu mendalam buat saya. Pada awalnya ketika email dari panitia outing yg mewajibkan masing2 divisi untuk melakukan baksos dan terlibat di dalamnya, saya sempat merasa malas karena banyaknya kerjaan kantor yg masih belum diselesaikan, namun apa dikata karena sifatnya wajib mau tidak mau harus dilakukan.
Setelah terbentuk team baksos, saya terpilih sebagai team yg mengurus multimedia, yg mana kerjaanya adalah merekam kegiatan dan aktivitas pada saat outing, namun yg membuat saya mulai bersemangat adalah ketika kami mulai mengadakan meeting terkait pelaksanaan outing, teman2 dengan penuh semanggat mengikuti dan menuangkan ide2nya, dari situ saya merasa saya tidak sia2 datang dari kantor client ke Kebon Jeruk (red: kantor AdIns) dan balik lagi hanya untuk meeting(karena sehari2nya saya stanby di client dan tinggal cukup dekat dari kantor client).
Pada saat meeting saya melihat hasil survey teman2 berupa foto2 kondisi rumah singgah tersebut, tiba2 saya berpikir sepertinya jika di berikan PC/laptop mereka pasti menggunakannya. Ide ini sempat di tolak terkait keterbatasan dana baksos, namun beberapa hari kemudian saya mendapat kabar dari ci Le bahwa dana baksos di tambahkan menjadi 2x lipat dari dana baksos sebelumnya, dan akhirnya ide saya bisa di setujui, namun disaat yg bersamaan harga dollar sedang naik yg mana akan berimpact ke harga komputer, di situ saya merasa khawatir jika harga komputer yg sudah saya prediksi akan naik dan melewati batas budget dana outing, namun saya tetap berpikir positif.
Setelah serangkaian simulasi harga perakitan PC yg di share ke teman2 dan juga masukan2 dari teman2 akhirnya terbentuklah simulasi harga yg cocok dengan budget dana baksosnya. Ketika hari H kami berangkat bersama2 menggunakan bus dan sepanjang perjalanan menuju rumah singgah kami latihan bernyanyi mengingat bahwa akan ada acara talent show yg kami persembahkan.
Setelah sampai di rumah singgah kami melakukan acara sesuai yg sudah kami rencanakan. Yang membuat saya senang untuk melakukan baksos adalah anak2 di sana selalu bersemangat mengikuti kegiatan2 yg sudah kami susun sebelumnya. Saking bersemangatnya ketika sampai di waterpark, anak2 ini langsung terjun dan bermain, padahal kami sempat merencanakan ada games ketika di sana.
Walaupun begitu melihat mereka bahagia dan ceria bermain bersama2, hati dan pikiran saya merasa senang dan ikut bahagia bersama mereka. Akhirnya tiba juga di penghujung acara, kami berpamitan dengan anak2 dan juga para pembimbing rumah singgah.
Namun sebelum berpamitan kami memberikan kesan dan pesan kepada mereka dan sebaliknya. Yang paling menyentuh hati saya adalah ketika anak2 ini melalui perwakilan seorang anak menyampaikan pesan kepada kami bahwa “Jangan pernah kapok datang kemari yah kak”.
Di situ saya merasa bahwa mereka bahagia bertemu, berkenalan, serta bermain bersama kami dan itu membuat saya ikut bahagia. Selain itu kesan dari para pembimbing melalui perwakilannya terkait sumbanggan yg kami berikan juga semuanya tepat sasaran karena apa yg mereka butuhkan saat itu sesuai dengan apa yg kami berikan, seperti PC yg mana saat kami datang, kondisi PC yg di pakai sehari2 untuk kegiatan mereka sudah mau rusak, dengan adanya PC dari kami, mereka tidak perlu lagi khawatir jika PCnya rusak. Di situ saya merasa senang karena ide untuk memberikan PC tidak sia2.
Sumbangan PC dan meja komputer
Muhammad Rezki : Pas pertama kali diberitahu “kamu ikutan baksos ya nanti, baksosnya di rumah singgah” dalam pikiran “wah Baksos dirumah singgah? Nanti ngapain aja ya”, dan pas saat waktunya baksos, selain membagikan bantuan materil ternyata banyak hal yang bisa kami lakukan seperti bermain, belajar, tertawa riang bersama dan tentunya saling berbagi.
Disini saya salut banget sama anak-anak di rumah singgah dimana mereka dari berbagai macam usia dari bermacam daerah dan keluarga tapi dapat bersatu saling akrab layaknya keluarga besar, disana anak-anak rumah singgahnya sangat cerdas dan kreatif ada yang saat perkenalan menggunakan Bahasa inggris dan saat acara penyambutan ada yang ngedance, ada juga yang bernyanyi sambil memainkan alat musik. Ternyata mereka disana diajarkan dengan baik oleh kakak-kakak pengasuh sehingga mereka bisa dengan leluasa meluapkan semua kreatifitasnya.
Masih banyak lagi hal yang didapatkan dalam acara baksos kemarin namun pelajaran yang saya dapatkan intinya alangkah indahnya saling berbagi walaupun itu hal yang kecil dan kata-kata yang sangat berbekas dari anak-anak rumah singgah saat perpisahan mereka mengatakan untuk jangan kapok datang kesana lagi walaupun bukan dalam sebuah acara.
Anak2 pandai yang percaya diri…
Stefanus Sutanto : Ini adalah baksos kedua kali saya. Ketika kuliah, saya dengan beberapa teman juga pernah mengadakan baksos di panti asuhan di dekat kampus kami.
Pertama kali saya mendengar bahwa kami akan baksos di rumah singgah, jujur saya sempat ragu. Karena saya benar2 buta soal rumah singgah dan saya khawatir bantuan yang nantinya diberikan kurang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kemudian pada saat survey ke rumah singgah tersebut, dan melihat bagaimana mereka antusias menyambut kami yang hanya sekedar survey (hanya melihat-lihat saja tanpa membawa hadiah apapun) saya sadar yang mereka butuhkan sebenarnya adalah perhatian dan kasih sayang tanpa memperdulikan daripada bantuan yang akan diberikan nantinya.
Ketika eksekusi baksos, melihat antusiasme anak2 rumah singgah ketika bermain bersama kami, saya jadi terharu. Saya menyadari saya jauh lebih beruntung dari mereka.
Ketika berbincang dengan pengurus rumah singgah, mendengar mereka mengatakan bahwa semua bantuan kami tepat sasaran dan terlebih lagi bagaimana gembiranya anak2 bermain dan menghabiskan waktu bersama kami membuat semuanya menjadi sangat bermakna dan berkesan mendalam terhadap saya.
Saya bahagia bahwa apa yang kami lakukan dapat memberikan senyuman di wajah mereka meskipun hanya untuk satu hari.
Indahnya Berbagi. 🙂
Hendri : Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih atas kekompakan tim CONFINS Production dalam merencanakan segalanya sehingga BAKSOS ini dapat terealisasi dengan sukses.
Ketika sampai di Rumah Singgah Sekar saya tidak menyangka bahwa tim kami disambut dengan antusias, baik dari pengurus Rumah Singgah Sekar maupun anak-anak disana. Awalnya saya merasa canggung untuk berbaur, tapi melihat respon dari anak-anak di sana yang begitu semangat, rasa canggung itu hilang.
Melihat senyum dan tawa mereka ketika bermain games, bermain di water park, hati saya juga merasa senang bisa berbagi kecerian dan kegembiraan bersama anak-anak disana. Saya juga kagum dan bangga ketika melihat jajaran piala yang mereka raih. Dalam kondisi seperti itu pun mereka masih punya semangat untuk belajar dan berprestasi.
Ketika mau berpamitan beberapa dari mereka bilang “Jangan bosan-bosan ya Kak kesini.”, disitu saya berpikir sebenarnya yang mereka lebih butuhkan ada perhatian, teman bermain.
Saya merasa senang bisa ikut terlibat dalam acara ini.
Susanti Yap : Baksos ini merupakan baksos pertama saya. Baksos team kami dilakukan di rumah singgah Sekar.
Pada awalnya saat mengetahui bahwa kami akan melakukan baksos di rumah singgah sempat bingung juga dengan acara yang akan dilakukan nantinya, dan juga khawatir apakah anak-anaknya nanti akan antusias dan semangat mengikuti acara games yang kami adakan.
Ternyata pada hari kami melakukan baksos ke sana, anak-anak rumah singgah sangat semangat dalam mengikuti acara games yang diadakan. Mereka juga sangat kompak dalam mengikuti games kelompok.
Hal yang membuat saya salut adalah mereka juga berprestasi dalam sekolah dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Saat acara baksos kemarin mereka melakukan performance menyanyikan lagu ciptaan mereka sendiri dan juga dance. Semua anak-anak terlihat gembira dan riang sepanjang hari hingga saat acara bermain di waterpark.
Acara baksos ini kami lakukan dari pagi hingga sore hari, namun waktu berasa cepat sekali dan saat kami berpamitan pengasuh dan anak-anak rumah singgah pun berpesan supaya kami bisa sering-sering mengunjungi mereka untuk sekedar mengobrol dan bermain bersama.
Hal yang berkesan dalam acara baksos ini adalah saya dapat melihat bahwa anak-anak rumah singgah tersebut sangat semangat dan tidak putus asa. Walaupun sebagian dari mereka tidak mempunyai orang tua namun mereka tidak bersedih. Mereka pun tetap rajin dan giat berprestasi dalam sekolah.
Lewat acara baksos ini juga, team production bisa lebih kompak mulai dari persiapan membeli barang-barang yang ingin dibagikan, hingga membungkus goodie bag sebanyak 45 buah yang dilakukan keroyokan. Banyak pengalaman berharga yang dapat saya dapatkan lewat acara baksos ini.
Mutiara Selagilang : Kali ini saya berkesempatan melakukan baksos di rumah singgah sekar.
Baksos kali ini merupakan baksos yang paling berkesan buat saya karena ikut terlibat dari persiapan sampai pelaksanaan. Pertama kali saya datang ke sana untuk survey *padahal datang dengan tangan kosong disambut hangat sama adik adik. Mereka dengan semangat menjadi tour guide dan menjelaskan setiap ruangan yang ada, sampai sampai setiap kamar tidur dan nama pemiliknya disebutin satu per satu 🙂 Saya semakin tidak sabar untuk ke sana lagi pada waktu pelaksanaan baksos.
Benar saja,pada saat hari H adik adik kelihatan bahagia, antusias dan tak kenal lelah mengikuti games kecil, nyanyi bareng, berenang, bahkan mereka perform dance dan menyanyikan lagu ciptaan sendiri.
Senang sekali bisa melihat anak anak yang semangat walaupun dengan keadaan mereka yang bisa dibilang kekurangan. Memang benar, bahagia adalah bagaimana kita mensyukuri apa yang sudah kita miliki dan kita sendiri yang menentukan apakah kita mau bahagia atau tidak.
Pada saat kami berpamitan, mereka menyampaikan agar kegiatan ini jangan yang pertama dan terakhir. Memang materi dibutuhkan tetapi kehadiran dan perhatian kita setiap mengunjungi mereka lebih dibutuhkan.
Terima kasih sudah memberi kesempatan saya mengikuti event yang luar biasa ini 🙂
Muhammad Rendi : Ini merupakan pengalaman pertama saya mengunjungi rumah singgah, saya cukup terharu karena melihat anak-anak kecil tersebut selalu tersenyum. Di rumah singgah tersebut ada 30 anak dengan rentang umur 8 sampai 16 tahun dan semuanya masih sekolah. 30 anak itu menetap di rumah singgah tersebut karena kedua orangtuanya sudah tidak peduli, tidak mampu untuk membiayai sekolah, dan ada yang orangtuanya sudah meninggal.
Mereka semua hadir dengan latar belakang berbeda : ada yang orangtua nya bercerai sehingga dia telantar, ada yang di telantarin karena orangtuanya tidak mampu, dan lainnya. Saya melihat simbol Bhinneka Tunggal Ika di rumah singgah tersebut. Walau mereka dari beragam suku, dari latar belakang berbeda tapi tetap 1 tujuan : mempunyai masa depan yang cerah.
Dari beberapa anak rumah singgah ada yang berprestasi dengan ranking 1 dan aktif menjadi OSIS. Sungguh luar biasa !!!! 🙂
Walau di rumah singgah tersebut mereka tanpa kehadiran orangtua mereka, namun mereka tetap semangat dan selalu tersenyum tanpa kesedihan. Ini yang bikin saya salut !
Saya sungguh merasa bersyukur bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa ini.
Dessy : Baksos tim production confins adalah Baksos pertama kali yang saya lakukan. Kegiatan ini cukup berkesan bagi saya. Terutama ketika melihat mereka senang sekali ketika kami ajak bermain bersama di waterbom. Mungkin mainan prosotan di waterbom sudah mereka lalui puluhan kali.hahahaha.
Tidak bosan2nya bermain prosotan
Mereka adalah anak-anak yang kurang beruntung dan hanya bisa bermain (rekreasi) ketika ada kunjungan Baksos dari luar, dan saya disitu merasa sadar bahwa selama hidup saya, saya kurang menyukuri apa yang yang saya dapatkan selama ini, saya terlalu focus untuk mengejar karir dan pendidikan dan hanya bisa menghibur diri saya sendiri di kala weekend misalnya dg jalan-jalan, atau yang lain, saya tidak pernah menyadari bahwa diluar sana masih banyak orang membutuhkan bantuan.
Terutama ketika kita mau berpamitan pulang, salah satu dari mereka yang yang nyeletuk, ‘Kakak2 nya ga nginep disini ?’ , disitu dada saya langsung ‘deg’, dan merasa trenyuh selama ini mereka membutuhkan kakak-kakak baru di samping mereka.
Geri Rinaldi : Ketika saya pertama kali mendengar rumah singgah saya penasaran apa yang dimaksudkan dengan rumah singgah.
Selama ini saya belum pernah mendengar istilah rumah singgah sebelumnya dan saya berfikir itu hanyalah rumah untuk anak – anak jalanan beristirahat pada malam hari.
Namun ketika kami melakukan survey, dan saya ikut serta di dalamnya dari situ saya mengetahui arti dari rumah singgah yang sebenarnya.
Rumah singgah ialah tempat dimana anak – anak jalanan dapat belajar lebih dari yang diajarkan di sekolah, anak jalanan juga dibimbing untuk menjadi lebih baik dan rumah singgah juga mendidik anak – anak jalanan untuk tidak melakukan hal – hal yang merugikan orang lain.
Pada saat kunjungan kami ketika survey rumah singgah sekar hari sabtu kemarin saya melihat anak – anak asuhan rumah singgah sekar sedang makan siang bersama, kami juga melihat senyuman kecil anak – anak tersebut terbesit di wajah mereka bahkan beberapa dari mereka sempat menawarkan kami makan siang bersama dengan lauk yang seadanya.
Kondisi rumah singgah sekar dapat dibilang kotor karena begitu kami menginjakkan kaki di dalamnya kotoran pada lantaipun langsung menempel pada kaki kami.
Tempat tidur yg sangat sederhana, coba bandingkan dengan yg kita miliki…
Pada hari – hari sebelum acara Baksos dimulai kami harus bekerja extra dalam mencari kebutuhan rumah singgah tersebut dan merencanakan kegiatan acara Baksos.
Namun rasa lelah kami terbayar dengan senyuman anak – anak rumah singgah sekar pada saat kedatangan kami. Mereka pun aktif mengikuti kegiatan yang kami lakukan di sana.
Kedatangan kami pun disambut dengan hangat oleh pemilik rumah singgah sekar, pemilik rumah singgah sekar pun berterima kasih pada kami atas kedatangan kami.
Pada saat di waterpark anak – anak rumah singgah sekar sepertinya tidak kenal lelah, hal itu terlihat dari senyuman di wajah mereka walaupun mereka telah berulang kali menaiki serosotan pada waterpark.
Mereka pun sepertinya melupakan semua masalah yang sedang menimpa mereka.
Anak rumah singgah juga di didik untuk menjadi pribadi yang ramah serta baik, hal itu saya rasakan sendiri pada saat saya berada dalam 1 bus bersama mereka dan melakukan perjalanan pulang.
Pada saat pembagian roti sempat ada 1 anak yang mengambil roti lebih dari 1 begitu hal itu diketahui oleh pengasuh rumah singgah anak tersebut langsung diberikan teguran keras oleh pengasuhnya.
Pengasuh rumah singgah sekar sempat bercerita bahwa ada anak asuhannya yang diberikan perintah oleh orang tuanya untuk berjualan koran agar cicilan motor orang tua tersebut terpenuhi, sedangkan orang tua anak tersebut bersantai santai.
Pada saat kami berpamitan untuk pulang beberapa dari mereka menyampaikan terima kasih dan berpesan untuk berkunjung lagi ke sana jika ada waktu,pada saat mereka mengatakan itu saya merasa terharu. Pengurus rumah singgah pun berterima kasih kepada kami karena kami telah memberikan senyuman di wajah anak – anak asuhan mereka.
Iwan Mulyadi : Dari acara baksos ini saya merasakan banyak sekali kesan-kesan yang mendalam,
- Bisa berbagi dengan teman-teman di rumah singgah Sekar, bermain bersama dengan gembira dan mengenal mereka. Ternyata walaupun kondisi memaksa mereka untuk tinggal di rumah singgah dengan berbagai alasan mereka tidak pernah padam semangat dan cita citanya. Saat acara kita tanyakan mereka ingin jadi apa, ada yang ingin jadi dokter, penyanyi, penari, guru, programmer dan lain lain.
- Saya juga kagum dengan semangat dan bakat mereka, bahkan anak-anak di rumah singgah Sekar bisa membuat lagu sendiri yang mereka nyanyikan pada kami dan mereka juga melakukan pertunjukan modern dance yang koreografinya mereka buat sendiri.
- Mengajarkan bahwa dalam kondisi apapun kita harus selalu tegar, semangat, pantang menyerah dan selalu bersyukur.
- Bangga dengan kekompakan team kami dan juga ketua panitia yang sudah bekerja keras.
Adi Nugroho : Pada awal saya tahu ada kegiatan baksos untuk semua team di AdIns, saya merasa senang, tapi juga merasa ragu. Karena ini pertama kalinya saya mengikuti baksos yang didanai oleh orang lain, dan jumlahnya bisa di bilang sangat besar.
Pada saat itu, jujur saja, saya sempat ragu kalau baksos yang kita lakukan ini akan sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk berbagi ke orang – orang yang tidak seberuntung kita.
Saya sempat takut kalau nantinya kita melakukan baksos ini hanya karena ini adalah kegiatan pre-outing yang diwajibkan, dan kita tidak akan mendapatkan esensi dari kegiatan ini.
Tapi setelah perencanaan dan tentunya eksekusi acara yang sangat baik dari kita semua, keraguan saya terbantahkan. Saya bisa lihat dengan jelas, kalau kita semua menikmati kegiatan ini. Semua orang –baik itu dari team kita dan anak-anak rumah singgah- terlihat bahagia selama acara berlangsung.
Dan kalau saya lihat, yang paling membuat bahagia anak-anak di sana adalah bukan dari barang – barang yang kita berikan, tapi dari kedatangan kita kesana, bermain dengan mereka, berbagi keceriaan dengan mereka.
Saya rasa semua anggota dari team kita bisa merasakan perasaan yang sangat luar biasa saat kita berbagi dengan orang lain. Dan saya yakin, teman – teman sangat ingin untuk merasakan hal itu lagi.
Semoga kegiatan ini tidak hanya berlangsung sekali ini saja. Dan saya berharap semoga “Berbagi” bisa menjadi budaya untuk kita semua.
Silvia Avelina : Baksos pertama saya ini merupakan baksos yang paling berkesan buat saya, kebetulan kelompok saya (Confins Production) melakukan baksos ini di rumah singgah Sekar, Pakin Pluit.
Waktu pertama kali saya kesana, saya sangat senang melihat anak-anak disana sangat responsive, mereka keluar dari ruko dan menghampiri kami yang sedang membawa barang-barang untuk keperluan baksos.
Mereka dengan senang menawari bantuan untuk membawakan barang-barang tersebut. Kami juga melihat betapa senangnya mereka ketika kami mengajak berkenalan, dengan antusiasnya mereka memperkenalkan diri mereka masing-masing dan ketika kami memperkenalkan diri kami, mereka malah lebih berani bertanya kepada kami, “Kak, umurnya berapa, hobbynya apa?”, ujar mereka.
Lebih senang lagi melihat respon mereka saat kami mengadakan berbagai lomba, mereka cerdas-cerdas, walaupun umur mereka tidak sama (ada yang masih SD sampai ada yang sudah SMA) tetapi mereka sama-sama berkompetensi untuk menjawab setiap pertanyaan di lomba tsb. Saking semangatnya sampai si Jordan (yg membawakan acara lomba tsb) dikerubutin sama anak-anak…hahaha…
Terus yang paling berkesan ketika mereka menampilkan kreatifitas mereka dengan bernyanyi dan menari. Yang paling menarik ketika mereka bernyanyi, ternyata lagunya buatan mereka sendiri dan lumayan bagus lagunya.
Dan saat kami pulang, ada satu anak yang nyeloteh “ga boleh” ketika kami berpamitan pulang. Pembimbing pun berpesan kepada kami kalau pertemuan ini ga hanya menjadi pertemuan pertama dan terakhir (dalam arti : mereka dengan senang hati menunggu kedatangan kami walaupun tanpa membawa barang atau hadiah).
Mereka pun senang dengan salah satu fasilitas yang kami berikan, yaitu Layar Proyektor, karena setiap Minggu malam mereka berkumpul untuk nonton film sama-sama dan mereka senang bisa pakai Layar Proyektor yang lebih bagus dari layar mereka yang lama (hanya layar putih yang ditempel di tembok).
Paling terharu ketika mereka menyalami kami satu-persatu sebelum pulang. Yang membuat kami tersentuh adalah semangat mereka dan respon mereka yang luar biasa.
Andreas : Baksos team production Confins sangat berkesan. Dari persiapan mencari bus, kemudian membeli barang-barang yang akan disumbangkan, melelahkan tapi saat melakukannya sangat menyenangkan karena terbayang barang-barang itu akan membahagiakan anak-anak rumah singgah tersebut.
Anak-anak tersebut walau sebagian besar berasal dari jalanan sangat terlihat bahwa mereka benar-benar dididik dengan baik oleh pengasuh mereka. Sopan, rajin beribadah, rajin belajar, dan berprestasi. Menyaksikan mereka bermain, bernyanyi, menari, dan berembira bersama merupakan kebahagiaan tersendiri untuk saya. Benar-benar baksos terbaik yang pernah saya ikuti dari beberapa kali baksos. Mudah-mudahan acara seperti ini akan sering diadakan.
Leonita : ini merupakan kegiatan Baksos yang pertama dan sangat berkesan. Karena setelah kegiatan Baksos itu, saya melihat masih ada anak-anak yang ternyata bernasib kurang mampu. Meskipun kurang mampu , anak-anak itu tetap semangat dan berani untuk “bermimpi” mencapai cita-cita.
Semua team ikut terlibat dan “all out” dalam kegiatan ini, menjelang hari H , persiapan dan saat hari H. Semuanya ikut gembira bisa berbagi kegembiraan dan perhatian bersama.
Anak- anak itu juga ikut “menyumbangkan” acara untuk menyambut kita seperti nyanyi bahkan ada yang menari untuk menunjukkan bakat mereka.
Dari situ, saya menarik kesimpulan bahwa mereka merupakan anak-anak yg butuh perhatian dari kita. Karena saat menjelang perpisahan mereka jg menyatakan harapan agar kita bisa kembali mengunjungi mereka meskipun tidak membawa bingkisan apa pun. Mereka akan menyambut dengan hangat. Kalimat itu sungguh membuat saya tersentuh. Selain itu, kami juga mendorong anak-anak untuk terus semangat dalam menjalani hidup ini dan tidak putus sekolah. Ini benar-benar Baksos yang berkesan dan tepat sasaran untuk anak-anak itu.
Salam,
Guntur Gozali,
Jakarta, Kebon Jeruk,
Minggu, 17 May 2015, 21:00
– Baksos Keenam: Panti Anak Down Syndrome – Yayasan Tri Asih
– Baksos Kelima: Anak Cacat Ganda – Yayasan Sayap Ibu – Bintaro
– Baksos Keempat: Berbagi Ilmu di Rumah Sakit Jiwa DR. Soeharto Heerdjan
– Baksos Ketiga: Rumah Singgah Anak Kanker YKAKI – Bandung
kapan ngadain lagi pak, saya ingin join 🙂
Duhhh seneng banget baca komentarnya, straight to the point :). Team baksos kami cukup sering mengadakan kegiatan sejenis. Hanya saja tdk pakai woro2, maluu :). Tapi nanti kalau ada lagi, sy akan beritahu.
Really glad to read this. May God bless you, Tiara.
Salam,
Pingback: Baksos Kesebelas: Panti Werdha Marfati | Guntur Gozali
Halo kak. boleh tahu lokasi waterpark nya dimana?
Kebetulan saya juga ingin mengadakan kegiatan baksos serta mengajak anak-anak panti untuk bermain bersama di waterpark.
Terimakasih sebelumnya kak.
Kak, mau nanya lokasi Rumah singgah ini deket mana ya? Kok saya kesana tapi tidak nemu ya? Makaaih kak
Boleh minta no telp rumah singgah sekar nya Pak? Terima kasih