Sejak posting saya terakhir berjudul It’s been 3 months, saya mencoba untuk melepaskan diri dari rutinitas menulis yang selama 3 bulan terakhir saya cekokkan di kepala untuk setidaknya memposting 1 tulisan paling tidak dalam 2 – 3 hari. Ternyata… enak juga hehehehe… kepala lebih ringan karena tidak diuber-uber deadline dan saya jadi punya waktu untuk lebih banyak membaca dan menonton koleksi film saya.

Meskipun demikian, selagi dalam status mode santai lagi ON, berbagai ide tulisan seperti tidak mau pergi dari kepala saya. Ada saja kejadian2 sekitar hidup saya yang begitu menarik untuk dilewatkan begitu saja, sehingga beberapa judul tulisan sudah saya ketikkan, dan beberapa ide sudah saya tuangkan sedikit2. Namun karena sudah tidak ada deadline lagi, jadinya beberap file saya isinya cuma judul dan beberapa kalimat seadanya untuk nanti kalau semangat saya sudah pulih akan saya selesaikan :).

Keputusan untuk mengurangi frekwensi posting yang saya katakan di posting terakhir saya itu, ternyata diterjemahkan oleh beberapa teman2 pembaca sebagai keputusan untuk berhenti menulis, padahal saya hany mau mengurangi frekwensinya. Sehingga komentar dan email yang saya terima isinya hampir sama yakni meminta saya untuk keep blogging. Hmmm … saya sungguh tersanjung, tersentuh dan terharu, ya benar. I think you support is more than anything, but please don’t worry: Your comment is my command to keep writing.

Melalui posting ini, saya ingin mengucapkan terima kasih atas komentar dari Anonymous, Iswahyudi, Samuel, Ricky Yu, Anton, Cin dan Victor serta email2 yang sudah secara personal saya reply. Terima kasih atas support dan semangat yang kalian pompakan ke saya :).

Salah satu komentar yang sangat menyentuh hati saya adalah komentar Anton yang menuliskan: Your posts are great; many insight, lesson of life, as well as a friendly reminder (at least that’s how I feel). Keep writing, Om. I am sure that you have contributed to other’s life more than you thought you would have.

Saya sungguh berharap apa yang Anton tulis benar menjadi kenyataan, karena hal inilah yang mendorong saya untuk tetap menulis. Hanya saja tanpa masukan atau komentar, saya tidak akan pernah tahu.

Salah seorang ibu mengirim email ke saya, berterima kasih karena tulisan saya Have you said “Love you, Ma/Pa” lately?? telah mengingatkan dia akan perseteruannya dengan orangtuanya hingga tulisan saya membuat dia berbaikan kembali dengan orangtuanya.

Kakak sepupu saya, yang kebetulan dikirimi anaknya tulisan yang sama, memberitahu melalui BBM (BlackBerry Messenger) bahwa dia berkali-kali menangis setiap kali sampai pada bagian saya menuliskan kata “terlambat” di posting saya itu.

Seorang pembaca saya, yang juga sama sekali tidak pernah berkomentar tiba2 mengatakan melalui BBM bahwa sekarang plastic yang menutupi jok mobilnya sudah dia lepas, sampai pembantu dan istrinya bingung gara2 membaca tulisan saya Diperbudak barang. Saya ngakak sampai sakit perut :).

Seorang tetangga saya, ketika ada pertemuan di rumah saya, tiba2 mendekati saya dan mengatakan:”Pak Guntur, saya sering baca blog bapak lho. Terus saya suruh anak2 saya baca, biar dia tahu bagaimana sayangnya kita ke mereka. Saya suruh mereka baca tulisan bapak They always think the best for you”. Hehehehe … si ibu ternyata telah menggunakan ilmu: memanfaatkan pihak ketiga untuk menguliahi anaknya :).

Yah seperti yang Anton katakan: I am sure that you have contributed to other’s life more than you thought you would have.

Sekali lagi saya berharap semoga demikian adanya.

I’ll keep on writing, don’t worry. Meskipun gaya bahasa yang saya gunakan “pating pecotot”, isinya tidak menarik, tidak memberikan inspirasi, I’ll keep on writing. Saya hanya akan mengurangi frekwensinya saja, supaya teman2 pembaca lebih punya waktu untuk mencerna tulisan2 saya dan saya bisa menulis lebih baik lagi.

Saya tetap berharap masukan2, kritik, komentar atas tulisan saya, karena hanya itulah bahan bakar saya untuk tetap bisa bertahan menulis.

Thank you buat semuanya, may God always bless you and your family.

Love you all !!