Saya yang ketika itu sudah sebel banget, mencoba menenangkan diri dengan bertanya sehalus mungkin kenapa kok pekerjaan yang tidak karu2an itu diberi nilai seperti yang saya lihat itu? Si Ibu Guru, yang sudah berumur sekitar paruh baya, dan tampak sudah cukup berpengalaman mengajar, dengan tenang menjelaskan ke saya sbb:
“Bapak, yang kami nilai itu bukan hanya hasil akhirnya saja. Kalau itu yang bapak lihat, memang betul nilainya tidak sesuai dengan hasilnya. Tetapi kami menilai pekerjaan anak2 dari berbagai segi. Kalau bapak lihat tempelan anak bapak yang pertama, memang dia menempel anggota badan sekenanya. Namun kami memberi nilai bagus untuk kerapiannya mengoleskan lem dan menempelkannya di kertas”.
Hmmmm….saya mulai agak tenang. Lanjutnya:
“Nah, berikutnya saya minta anak2 untuk menganalisa tubuhnya sendiri dan tubuh teman2nya, maka kalau bapak lihat, seluruh anggota badan sudah mulai menempel di pola di kertas kan pak? Nah untuk itu saya nilai VERY GOOD. Karena anak bapak sudah bisa mengamati temannya, dan menempelkan anggota badannya di lokasi yang sudah hampir benar”. Hmmmmmmmmmmm…..tambah panjang…
“Berikutnya, kami minta anak bapak untuk lebih teliti melihat teman2nya, menanyakan kalau tidak tahu dan kemudian menempel berdasarkan apa yang dia amati. Makanya sekarang kepala sudah menempel ditempatnya, badan juga, kaki juga, dan tangan juga. Namun belum sempurna karena kaki atau tangan masih terbalik balik antara kanan serta kiri. Tetapi tidak apa, nanti mereka akan belajar sendiri mengamati dan meletakkannya ditempat yang seharusnya.
Jadi kira2 begitu cara kami menilai pak, mohon maaf kalau tidak berkenan”.
Gubrakkk…alamaakkk….mati saya…malunya….
See, there is a process untuk hal sesimple itu. A learning process. Anak2 sedari kecil sudah dibiasakan untuk mengamati, menganalisa, bertanya, berkomentar dan memutuskan.
Nah sekarang apa hubungannya dengan sistim pendidikan kita?.
Untuk bisa melakukan hal seperti di atas, berapa kertas yang terbuang, berapa lem yang terpakai, berapa banyak waktu yang harus diluangkan oleh gurunya??? Jawabnya, banyak sekali. Satu kelas yang hanya 16 orang, diawasi oleh seorang guru dan assistennya.
Sementara di sekolah2 di Indonesia pada umumnya, sekelas isinya rata2 40 – 50 anak, dengan seorang guru pengajar.
Do you expect them to do the same? Mau melakukan seperti yang dilakukan di atas?? Mana tahann??? Mana duitnya??
So, bagaimana caranya anak2 didik bisa menguasai hal yang sama dalam waktu sesingkat-singkat dan semurah-murahnya. Ini merupakan prinsip dasar ekonomi wkwkwkwkwk….
Gampang, caranya begini:
“Anak2, hari ini kita akan belajar menempel anggota badan.
Kalian lihat pola gambar di kertas itu??
Semua sudah lihat???
Baik, coba cari potongan badan…Itu yang paling gede..ya itu..itu betull.
Nah tempel disini.
Ya disitu…betul. Pinterrr…
Sudah semua???? Bagus..
Sekarang cari tangan…itu yang agak panjang tapi bukan paling panjang…ya itu seperti yang dipegang Dion…nah tempel di sini….
Bla…bla…bla….bla…..
Nah gampang kan anak2? Ngerti semua kan anak2????
Sekarang kalian boleh pulangggg”
Anak2pun dengan tangkas menjawab:
“YAAA, BUUUUUU….. Horeeeeeeee” 🙂
FINISH….SELESAI…
Dah, sekelas pinter semua hanya dalam satu jam pelajaran. Singkat, cepat, tepat guna, dan….murah meriah.
Tapi apa akibatnya? Anak2 terbiasa disuap tanpa mempertanyakan why, what, when, how and where??? Kita tidak dibiasakan untuk “mempertanyakan”, menganalisa, bertanya, mengkritik, berkomentar…
POKOKE…BEGINI…BEGINU….BEGINO…TITIK!!
So, don’t ask too much, don’t say too much as well…
Just LISTEN VERY CAREFULLY, and DO AS I SAY.
Betul nggak analisa saya ini? Am I right, or Am I wrong??
Itulah kenyataan menyedihkan yang saya hadapi setiap kali saya selesai memberikan satu topic di training Basic Mentality saya. NO QUESTION or STATEMENT or COMMENT.
So, please comment dongggg…. please…. hohohoho….
Now, to end this long note. Kalau boleh, Om yang bodoh ini ingin memberikan saran / share ke adik2 tercinta, yang mungkin masih bersekolah atau mulai masuk dunia kerja, cobalah untuk bertanya atau memberikan komentar sebodoh apapun.
Pada saat seseorang, teristimewa orang yang menurut kalian hebat, sedang berbicara / presentasi, usahakan untuk memaksa otak kalian untuk focus dan men’challenge’ pernyataan orang tersebut.
Ada yang mengatakan untuk selalu men’challenge’ setiap pernyataan dengan 5 Why. Jadi kalau ada orang ngomong sesuatu, katanya pertanyakan di kepala, why-why-why-why-why… Kayak orang edan dong ya?? 🙂
Maksudnya adalah selalu challenge pernyataan orang bersangkutan, jangan langsung diterima mentah2. Dengan demikian niscaya kita gak jadi ngantuk, dan akibatnya semua yang diajarkan masuk ke kepala, dan kemudian akan muncul banyak pertanyaan yang mungkin sederhana tapi susah dijawab.
Kalau tidak percaya, coba Om tanya, karena sampai sekarang Om belum menemukan jawabannya:”Ada nggak bisnis yang LOW RISK, HIGH GAIN?”. Hayooo…gampang kan pertanyaannya…hehehehehe…. Kalau ada yang bisa menjawab dengan benar, akan Om kasih hadiah…
So itulah analisa dan saran saya buat adik2 tercinta, semoga bermanfaat bagi hidup kalian nantinya.
Fiuhhh…panjang juga ternyata tulisan ini ternyata, tapi saya lega sudah memenuhi janji J. Selamat bagi yg sanggup membaca tulisan saya ini sampai habis.
God bless you…Love you all…
cerita yang bagus, cmn kadang susah untuk dilakuin
di dunia terlalu banyak reality, andaikan kalo satu satu persis dengan bapak cerita, mantap abis
Nah ini sudah komentar…sudah luar biasa :). Memang banyak teori yahh…tp kalau pelan2 dilatih..bisa kok. I can do it, i believe you can too. :). Gbu.
dilatih?? wah di jaman sekarang have money you can talk, no money you no talk……. deh
Hmmm…you seem so sarcastic. Actually,you just need guts to comment, no more no less. And…it’s free :).
Interesting topic engku..trus setelah engku telaah dengan metode mutakhir engku hehehe..apa aja keuntungan menanyakan “why” questions ini? Dalam aspek apa aja?Gimana cara menanamkan dalam diri anak2 or merubah mindset yg udah shaped for ages dengan cara lama? Nah lhoo kebanyakan questions skrg wkwkwkwkwk
Hello ponakan yang cantik dan pinter :), nanyanya banyak dan susah pula :).
Keuntungan menanyakan why? Hmmm:
1. Otak kita tersimulasi, jadi gak ngantuk
2. Muncul hal2 lain yang bisa berkembang ke ide2 baru
3. Muncul pertanyaan2 yang mungkin bahkan oleh si presenter tidak pernah diduga.
4. Jika terjadi nomor 3, maka dia akan inget siapa kita. Baik pertanyaan itu bermutu atau tidak, tapi ya usahakan bermutulah wkwkwk..
Changing our mindset bukan pekerjaan sehari dua, memang susah, tapi layak dicoba. Bagi anak2, susahnya karena hampir seharian mereka di sekolah, makanya sistem pendidikan memegang peran penting. Kecuali ortunya gak bosen2 mengingatkan.
Bagi orang dewasa, masih bisa berubah, asal mau, tentu juga bukan pekerjaan sehari dua.
Emang sih easier talk than done 🙂
GBU
Hebat neh..prompt reply engku^^ panjang dan lama pula hehehe sip sip..memang menanyakan why bisa membantu kita cari solusi..cuman seringkali sering larut sama daily activities hehehe lumayan mbaca tulisan engku bisa buka wawasan daily hehehe jempolll^^
Tq, semoga berguna in your daily life ya…GBU
Baca tentang 5 why saya jadi ingat di perusahaan tempat suami saya bekerja, tiap kali bikin incident report harus analisa menggunakan metoda 4M 5W. Bahkan untuk problem yg sangat simple yang bisa di solve dengan troubleshoot sebentar aja tetap harus pake 5 why. Kebayang kan orang teknis disuruh bikin report seperti itu. Pusing.. Pusing deh hahaha… Bisnis yang low risk high gain? Menurut saya jadi agen property atau agen asuransi. Betul gak Pak? 🙂
Perusahaan asing memang sangat disiplin menerapkannya, karena mereka mampu membayar human resources untuk itu. Kalau perusahaan lokal melakukan hal yg sama ketatnya, bisa bangkrut :).
Property, high risk dan harus punya nafas panjang. Asuransi, hmmm, you just dont know the detail :).
If you want to be the top, risknya selalu ada, mungkin bukan dalam bentuk uang tp bisa waktu, harga diri dan…keluarga. If you know what i mean.. 🙂
Tapi kadang2 kita jadi bingung mau nanya apa, soalnya uda kebiasaan terima gitu aja Om.
Saran Om, kalau mau mulai nanya gtu, nanya dr pertanyaan apa?
Kamu kan masih muda. Kalau sedari muda sudah menyadarinya, masih bisa kok merubah mindset. Memang tidak dalam sehari dua.
Mulai dari mana? Mulai dari fokus mendengarkan :), dan challenge yourself, apa bener yang dikatakan presenter? Ntar kan lama2 akan muncul banyak pertanyaan.Happy trying…:)
Nice blog, baru aja mulai baca ketagihan baca terussss 🙂
LOW RISK HIGH GAIN -> online shop kali yah di facebook, modal kecil buat iklan pemasaran ama gak perlu toko huehehehe
komenku gak banyak, karena menurutku hampir smua yang Pak Gun katakan sudah benar adanya 🙂 Keep sharing, I’d like to read more ^^
Hi Eva, wah saya jadi tersanjung nih :). Tq for your complimentary.
Online juga high risk, nanti kalau sudah mulai besar :). Kalau iseng2 sih, memang betul low cap, kalau sdh besar semakin besar yg dipertaruhkan 😉
Keep reading ya Eva, banyak tulisan yang memang saya tujukan buat anak2 muda spt kamu, tetapi kalau kamu punya sudut pandang berbeda, please share ya.
GBU
Setelah jadi silent reader blog pak Guntur, saya jdi kepingin tanya nih pak..
1. Kenapa bapak mulai kepikiran munulis blog pak? 😀 thanks buat sharing nya pak.. 😀
2. Kok bisa bapak meluangkan waktu ya untuk menulis blog? how?
3. ini doa saya semoga pak guntur bisa konsisten nulis.. 😀 hehehe.. saya jadi terpacu buat nulis lagi di blog saya yang sudah lama gak dibuka.. 😀
Tq for your comment Victor, komentar2 spt ini yang membuat saya bergairah untuk menulis terus, jika tidak suka bingung saya apakah tulisan saya dibaca/dibenci/disukai 🙂
1. Jawaban atas pertanyaan pertama bisa Anda baca di About Me (https://gunturgozali.com/about-me/) dan tulisan saya I Go Blog (https://gunturgozali.com/2012/07/15/i-go-blog/) 🙂
2. Untuk pertanyaan kedua, bisa Anda baca juga di Share more, get much more (https://gunturgozali.com/2012/09/17/share-more-get-much-more/) 🙂
3. Terima kasih. Saya butuh doa seperti ini, kadang pada kondisi tertentu bisa tiba2 kehilangan gairah menulis, apalagi kalau tidak ada komentar apa2, rasanya cuma buang2 waktu. Tapi saya berusaha untuk menulis terus. Semoga juga Anda mulai mulai giat menulis lagi :).
GBU
Saya orang yang akan selalu mendukung pak guntur untuk menulis terus..
Karena menurut saya blog nya pak guntur ini sangat bermanfaat untuk anak muda seperti saya…
Sangat bagus dan informatif…
Keep blogging ya pak.. GBU 🙂
Terima kasih Tyan atas dukungannya, saya jadi bersemangat lagi nih untuk menulis :). Saya berjanji akan mencoba semaksimal mungkin untuk meluangkan waktu menulis meskipun hanya Tyan yang baca 🙂
Semoga sharing saya bisa bermanfaat bagi Tyan dan anak2 muda lainnya.
Salam