A small but nice town called SALATIGA (1/2)

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya, Tersesat di hutan jati…, keputusan saya untuk menginap di Salatiga daripada Semarang tentu ada alasannya. Tadinya saya sudah memesan hotel untuk bermalam di Semarang, namun istri saya menanyakan apa gak sekalian menginap di Salatiga sekalian bernotalgia dan makan. Begitu diingatkan soal makan tidak ada lagi alasan yang lebih tepat untuk tidak menginap si Salatiga … hehehehe….

Salatiga, kota kecil yang terletak di pusat segitiga kota Semarang – Solo dan Yogyakarta, adalah kota yang penuh kenangan bagi saya. Bagi yang belum pernah mendengar kota ini, disinilah letaknya:

Menurut Wikipedia: kota Salatiga, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan kota Semarang atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk.

Selama lima tahun lebih saya menghabiskan detik-detik hidup saya sebagai mahasiswa Tekni Elektro Universita Kristen Satya Wacana (UKSW) di kota ini. Di kota ini pula saya memperoleh gelar kesarjanaan saya, dan yang lebih penting lagi, saya memperoleh istri yang saya cintai hingga sekarang…cielee…romantic banget coii 🙂

Kota ini bagi sebagian besar mahasiswa/i yang pernah kuliah disana, merupakan kota yang tidak akan pernah terlupakan (saya rasa demikian juga dengan kota2 lain tempat kita menghabiskan waktu sedemikian lama untuk kuliah, tul gak?). Kota dimana kita berjuang sebagai MAHAsiswa, tempat kita belajar hidup sengsara, jauh dari orangtua, makan seadanya, rindu kamar/ranjang di rumah, rindu makanan mama tercinta. Kota dimana kita merajut harapan untuk masa depan.

Saya rasa selain kota kelahiran dan kota kita dibesarkan, kota tempat kita menempuh kehidupan bermahasiswa kita adalah kota yang paling penuh dengan nostalgila, setuju kan pembaca? Kecuali ketika itu kita di Drop Out…ouchhh….

Oleh karena itu bagi teman2 saya yang pernah berkuliah di Salatiga, dan bagi pembaca yang belum pernah kesana, saya persembahkan kota Salatiga.

Tempat pertama yang saya kunjungi tengah malam itu, sehabis berpetualang di hutan jati malam itu, adalah penjual mie goreng yang berada di Jalan Sukowati, tepat di depan satu2nya Klenteng di Salatiga. Mie goreng ini dulunya mempunyai rasa yang istimewa, meskipun malam itu sudah tidak se-yummy dulu.

Dulu penjual mie ini adalah ibu2 yang gualaknya minta ampun, tetapi meskipun galak, setiap malam, mie yang baru buka malam setelah toko2 tutup itu, tetap membuat orang antri. Sekarang si ibu sudah dipanggil olehNYA, dan usaha mie gorengnya dilanjutkan oleh puteranya. Inilah salah satu tempat makan malam favourite saya :):

Setelah menikmati makan malam mie ayam yang sudah bertahun-tahun tidak saya nikmati ini, saya meluncur ke hotel tempat saya menginap yaitu Laras Asri Resort & Spa, satu2nya hotel paling mewah dan mahal di Salatiga.

Berikut beberapa foto suasana hotel ini, siapa tahu ada pembaca yang berminat menginap. Saya tidak bisa memberikan rating hotel ini, karena saya hanya tidur malam itu dan pagi2 sudah check out. Secara kebersihan, lingkungan dan fasilitas termasuk hotel yang baik sekali, namun soal makanan saya tidak menikmati makan paginya karena saya lebih memilih makan pecel daripada makanan di hotel :).

Kolam renang di area bungalow (ada kolam renang lain lagi di dekat hotel berlantai 2)

Pagi hari setelah mandi dan berkeliling area hotel, saya mulai turun ke kota, dan tempat yang menjadi tujuan pertama saya adalah Pecel Madya Mbah Mul, hmmm…ini pecel paling yummmy yang pernah saya nikmati. Sebenarnya yang membuat rasanya nikmat bukan hanya karena pecelnya, tetapi segala macam accessories nya :).

Ini beberapa pemandangn kota menuju Pecel Madya yang terletak di Jalan Sukowati, tepat di sebelah ex Bioskop Madya, yang sekarang sudah tidak jelas menjadi bangunan apa.

Berikut jalan Sukowati menuju pecel Madya yang sudah saya impi2kan sejak semalam wkwkwk:

Dan ini adalah dulu merupakan salah satu dari tiga bioskop yang ada di Salatiga, yaitu Bioskop Madya. Bioskop Madya, Reksa dan Salatiga Theater semua tewas karena persaingan bisnis yang kurang sehat. Mereka tidak memperoleh jatah film bagus yang dimonopoli oleh kelompok tertentu. Sekarang tidak ada bioskop satupun di kota ini, kita harus ke Semarang, Solo atau Yogya untuk menonton film atau di kost masing2 :).Tepat di samping ex Bioskop Madya ini ada gang kecil menuju Pecel Madya yang akan saya tuju:

Tepat di ujung jalan sempit yang jelek inilah lokasi Warung Mbah Mul – “Pecel Madya”

Inilah si Mbah Mul yang sudah berumur lebih dari 70+ dan berbuyut 10 orang dimana salah seorang sudah kuliah. Setiap kali saya mampir ke Warung Mbah Mul ini, wajah beliau hampir tidak berubah dari yang pernah saya kenal hampir 30 tahun lalu. Really.

Wajah beliau masih tampak sama, tampak segar tanpa tanda2 menua. Ketika saya tanyakan apa rahasianya, beliau secara bijaksana mengatakan:”Bagaimana saya bisa tua, setiap tahun datang anak2 muda. Anak2 yang masih semangat2nya” :). Iya ya, betul juga, setiap tahun selalu mengalir datang anak2 muda, penuh semangat dan membawa aura kesegaran ke kota Salatiga.

Mbah Mul, tujuh tahun lalu, tampak tidak berubah kan?Dan inilah accessories yang membuat saya ngiler crocossannn hahahahaha… Mungkin bagi anak2 muda sekarang tampak menjijikkan, tapi bagi yang pernah menikmatinya, saya yakin sekarang juga sedang menelan ludah habis2an hahahahahaha….

Dan inilah racun dunia hahahahaha…racun paling enak sejagat :). Menu di tengah itu namanya Tumpang, saya sendiri tidak tahu apa komposisinya, sing penting uenakk bokk.Silakan berngiler ria bagi teman2 yang pernah mampir ke Warung Mbah Mul 🙂

Setelah selesai menikmati pecel Madya yang yummy itu, saya menyempatkan diri untuk membeli membeli oleh2 paling terkenal dari Salatiga, yaitu enting2 gepuk cap 2 Hoolo. Lokasi toko yang menjual enting2 ini tepat berada di depan kelenteng satu2nya di Salatiga:

Dari sini saya berkeliling kota sebentar, dan mampir ke beberapa tempat makan favourite mahasiswa UKSW, yang semuanya enak dan murah meriah :).

Lapangan Pancasila:

Jalan Yos Sudarso yang sekarang tampak sangat lebar dan bersih, dan sepiii :), bayangkan jalan2 utama di Jakarta bisa seperti ini….mimpiii kaleeee…

Mesjid Besar Salatiga:

Saya bahkan menemukan baliho Mas Jokowi di Salatiga, luar biasa. Go…Jokowi…Go !!

Berikut ini adalah Jalan Diponegoro, salah satu jalan utama begitu masuk kota Salatiga. Di jalan ini juga terletak kampus UKSW, Gereja Katholik dan kost2an saya 🙂

Jalan Sudirman yang juga merupakan jalan utama dan pusat bisnis kota Salatiga. Basically kota Salatiga ini kalau dari Semarang ke Solo, hanya melalui jalan Diponegoro, kemudian begitu ketemu bunderan, belok kanan melalui Sudirman sebentar kemudian sudah menuju keluar kota. Jadi kalau lewat Salatiga, jangan sampai berkedip, karena kalau berkedip kelamaan kotanya sudah terlewat wkwkwk…

Berikut ini adalah dua soto ayam yang sangat digemari mahasiswa juga:

Dulu saya ingat, ketika koko saya berkunjung dari Surabaya, saya mengajak dia makan di soto ayam Parmoso di atas, saya mempromosikan betapa murahnya makan disana hanya Rp. 75,- per mangkuk. Namun selesai makan koko saya ngomel2, iya sih sotonya murah, tapi accessoriesnya yang bikin mahal wkwkwkwkwk… Ya emang sih, setiap orang makan disana pasti gatal tangan ngambil sate ayam, sate telur puyuh, sate kulit ayam, rempelo ati dlsb, yang ujung2nya bisa jadi mahal juga :).

Bersambung ke bagian kedua… Just click here.

13 thoughts on “A small but nice town called SALATIGA (1/2)

  1. Setuju banget Salatiga walaupun kecil tapi selalu di hati, adalah rumah kedua saya. Pecel Mbah Mul, Soto Parmoso, . . adalah makanan wajib setiap datang ke Salatiga. Keramahan dan kesopanan penduduknya yang tidak berubah . Ketenangannya. Salatiga always in my heart.

  2. Rahasia kuliner kota Salatiga bener2x terekspos di blog ini bahkan termasuk detail lokasinya…Thanks pak bookmark dulu blog-nya kalau ada kesempatan ke Salatiga hehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s