Defeating Angels Landing, Defeating My Fear

“You must do the thing you think you cannot do.”
― Eleanor Roosevelt

*Note: inilah tulisan yang paling memakan waktu saya, bukan karena banyaknya kata2 yang saya ucapkan namun karena harus melakukan research serta banyaknya foto yang harus saya pilh, jadi jangan bosan scroll-down ke bawah ya ☺ *

“Papa masih yakin mau hiking?”, demikian pertanyaan anak saya ketika pagi2 itu saya mengobrak-abrik mereka untuk bangun dan bersiap-siap.

”Yah, sejuta persen yakin”, demikian jawaban saya mantap menjawab keraguan anak saya itu, padahal jujurnya aja ya agak ngeri-ngeri juga sih ☺.

Sebenarnya apa yang menyebabkan anak saya bertanya seperti itu sih (catatan: ini bukanlah keraguan mereka yg pertama atas rencana hiking saya ini)?.

Memang sejak awal saya mencanangkan akan mendaki Angels Landing beberapa bulan lalu, tidak ada satupun di keluarga saya yang mendukung. Beberapa kali bahkan saya memperoleh kesan bahwa mereka berusaha membatalkan rencana saya ini. Why?

This is why:

Angels Landing is one out of 7 of the craziest most dangerous most dizzying hikes in the world by Gadling
(http://gadling.com/2010/02/25/7-of-the-craziest-most-dangerous-most-dizzying-hikes-in-the-wo/).

Hehehehe….

Ide untuk mendaki Angels Landing muncul secara tidak sengaja. Sekitar dua tahun lalu, seorang teman saya menceritakan perjalanannya ke Antelope Canyon di Page / Lake Powell, Arizona, Amerika. Ketika itu saya sangat terpesona melihat foto2 yang dia tunjukkan, benar2 indah (mudah2an nanti saya sempat menuliskan perjalanan saya kesana). Dan saya menetapkan akan kesana suatu ketika nanti.

Rencana ini semakin membulat ketika teman saya yang sudah tinggal lama di Amerika, mempost foto2 perjalanannya yang sangat indah ke beberapa Canyon di daerah sana. Beliau bahkan juga membagikan dengan baik hati jadwal perjalanannya ke saya.

Hmm…suatu ketika saya harus kesana, pikir saya.

Sejak saat itu saya pelan2 mulai meresearch daerah2 sekitar Antelope Canyon, Grand Canyon, Bryce Canyon, Arches National Park dll untuk saya kunjungi sekaligus. Namun, tidak ada dalam list saya yang namanya Angels Landing, mendengar saja juga belum pernah.

Ketidak tahuan saya mengenai tempat ini ternyata tidak terlalu memalukan, karena hampir tidak ada seorangpun teman atau kenalan saya, bahkan yang tinggal di Amerika sekalipun, mengetahui mengenai tempat ini.

Saya sendiri mengetahuiya ketika mengexplore lokasi2 yang layak dikunjungi di sekitar Antelope Canyon itu. Pada saat lagi membaca review pembaca mengenai Antelope Canyon, secara tidak sengaja saya membaca beberapa visitor yang malah lebih memuji-muji keindahan Zion National Park, dengan salah satu atraksi utamanya adalah hiking di Angels Landing ini.

Sembari menyusun itinerary (jadwal perjalanan) yang bertepatan dengan awal awal kuliah anak saya disana, saya mulai lebih banyak tahu mengenai Zion National Park berikut Angels Landing. Saya telusuri satu persatu ulasan mengenai Angels Landing hingga saya menemukan video detail pendakian ke Angels Landing, yang diupload oleh salah seorang pendakinya. Inilah saya kira yang menjadi awal “jatuh cintanya” saya ke Angels Landing.

Video itu secara detail, detik demi detik, tanpa editing, memfilmkan seluruh perjalanannya dari mulai awal hingga sampai ke puncak. Video berdurasi satu jam lebih itu menggambarkan medan dan tingkat kesulitan Angels Landing secara detail dan…mengerikan ☺. Gilaa….pikir saya, hiking apaan itu.

Namun aneh, semakin saya tonton video itu, semakin banyak kata gila yang saya ucapkan, semakin mules perut saya, namun semakin penasaran saya. Saya rasa, saya menonton video itu lebih dari 3x, dan tiap kali saya tonton, pergolakan di perut saya selalu terjadi, namun demikian, pada saat yang sama rasa penasaran saya juga semakin bertambah.

Setelah “puas” menonton video pendakian itu, saya mulai mengexplore lebih detail lagi. Bukan karena saya ini pendaki gunung pengalaman, yang tertantang dengan tempat2 seperti itu, bukan sama sekali. Namun karena tempat ini meskipun amat sangat mengerikan, indahhhhh sekali pemandangannya, dan… banyak sekali dikunjungi orang, dari mulai anak2, ibu hamil hingga kakek2 / nenek2.

Nahh… hikers beraneka ragam inilah yang membuat saya penasaran . Bagaimana mungkin ibu hamil dan bahkan ada yang menggendong bayi, berani naik meskipun tidak sampai puncak. Hmmm…penasaran…penasaran…masa iya ibu2 hamil aja berani naik, saya sendiri tidak??? Masa nenek2 aja kuat, saya tidak…

Hmm…penasaran…penasaran…

Sejak itu pendakian ke Angels Landing menjadi obsesi saya, bahkan malah menjadi tujuan utama saya dibandingkan Antelop Canyon yang semula menjadi main attraction.

Saya menonton lebih banyak video pendakian ke Angels Landing, dan setiap kali sampai di bagian terakhir, Angels Landing Trail, perut saya mulai mulas … wkwkwk….
Asemmmm…asemmm… pikir saya….berani gak ya…masak ibu2 hamil atau nenek2 aja berani, saya nggak berani sihh….hmmm….tapi…bahaya banget ehhh….salah langkah dikit aja maka kita bakal dapat predikat Alm. dah.

Memang pada kenyataannya sudah ada 6 orang yang ‘ceblok’ dan game over karena terpleset dan jatuh ke dasar jurang, namun untuk berita2 mengenai hal ini, selalu saya skip…tidak pernah satupun saya baca…hingga hari ini…hehehehe… Lha ngapain membaca berita2 itu sementara saya sudah bulat mau hike.

Setelah saya mengexplore dan memikirkan lebih rinci rencana hiking saya, sayapun mulai melakukan pendekatan ke istri dan anak2 saya, karena saya tahu keluarga saya bukan type keluarga petualang. Mereka, yang tentu sangat memahami sifat saya, tidak ada yg keberatan, namun tidak juga menunjukkan dukungannya ☺.

So, saya anggap deal…kami akan hike Angels Landing, demikian keputusan saya ☺.

Bertepatan dengan awal kuliah anak saya ketiga pada minggu ketiga Agustus 2014 yang lalu, kamipun merencanakan perjalanan ke Zion National Park dengan hiking ke Angels Landing sebagai menu utama, kemudian drive ke Bryce Canyon, Red Canyon, Arches National Park, Antelope Canyon, Horseshoe Band, Powell Dam dan South Grand Canyon.

Semuanya kami rencanakan kami kunjungi dalam…enam hari…bwahahaha… Rencana perjalanan yg diakui gila oleh teman kerja anak saya yg berasal dari Arizona ☺.

Saya akan mencoba membagikan seluruh pengalaman perjalanan saya itu, siapa tahu ada pembaca yang tertarik untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang saya kunjungi, atau mungkin ada beberapa tips yang bisa pembaca perhatikan.

Angels Landing – Zion National Park

Angels Landing, yang dulu dikenal dengan nama Temple of Aeolus, adalah merupakan formasi gunung batu dengan ketinggian 454 m (1.488 kaki), yang terletak di dalam Zion National Park, di sebelah selatan Utah.

Di Google maps, tampak di titik merah seperti di bawah ini:

Map 1

Zion National Park sendiri berjarak kurang lebih 270 km (166 miles) dari Las Vegas yang kami tempuh dengan mobil kurang lebih 4 jam perjalanan malam hari.

Map 2

Jika sesuai dengan rencana yang kami buat, kami seharusnya sudah tiba di hotel tempat kami menginap, Majestic View Lodge, sekitar pukul 19.00 malam, 21 Agustus 2014.

Namun penerbangan kami dari Oakland, San Francisco ke Las Vegas mengalami penundaan yang disebabkan oleh badai pasir di Las Vegas, sehingga ketika kami tiba di Las Vegas, sudah terlalu sore, kurang lebih pukul 18.00.

Penerbangan dari Oakland, merupakan salah satu penerbangan yang cukup mengerikan. Beberapa saat ketika pesawat sedang queing menunggu giliran take off, di bagian bawah pesawat saya mendengar suara krrakkkk kreeekkk kraakkk kreeekkk berulang kali. Hal ini sempat mengganggu saya dan saya ungkapkan ke istri saya, tapi akhirnya pesawat tetap mengudara dengan sukses.

Sekitar 15 menit mengudara, tanda untuk mengenakan sabuk pengaman tetap tidak mati, saya heran kok lama sekali. Dan pramugarinya juga tidak riwa riwi di lorong…saya semakin aneh. Setelah beberapa saat ternyata ada pengumuman bahwa pesawat akan diturunkan untuk mencoba membuka roda pesawat….. welehhh… nyoba2 kok di angkasa.

Saat itu saya sempat ngeri juga, bagaimana kalau sampai roda pesawat tidak bisa dibuka? Bagaimana kalau sampai gagal? Berarti harus mendarat di laut atau mendarat darurat tanpa roda? Hmmm…gak lucu…. Untunglah setelah beberapa kali mencoba, akhirnya roda bisa diturun naikkan, dan perjalan dilanjutkan… Fiuhhh….belum juga sampe Angels Landing sudah mau dikerjain dulu.

Setelah itu, saya juga agak gelisah mengingat kami masih harus mengurus sewa mobil dan membeli beberapa kebutuhan selama perjalanan menujug Zion. Bakal jam berapa sampai Zion?

Sewa mobil

Ketika akhirnya kami tiba dan mengumpulkan koper serta perlengkapan, hal pertama yg kami lakukan adalah bergegas menuju tempat persewaan mobil. Untuk menuju ke lokasi, telah disediakan bus yang hampir setiap beberapa menit tersedia.

Menyewa mobil di Amerika sebenarnya sangat mudah, kita tinggal pesan melalui website jenis mobil yang diinginkan, tanggal kita menyewa dan mengembalikan, lokasi kita menyewa dan mengembalikan.

Namun ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan:
1. Pengemudi utama harus berusia di atas 25, jika dibawah ini maka ada surcharge. Saya tidak tahu apa alasan surcharge ini, tetapi ketika kami menyewa, karena prime drivernya adalah anak saya, kami harus menambah 27 USD/hari.

2. Hati2 dengan penawaran upgrade. Kami hampir saja tertipu oleh petugas yang melayani kami. Saya dan anak saya dengan sangat jelas mendengar bahwa mereka pada hari itu memberikan discount khusus 50% jika kami mengupgrade kendaraan yang kami sewa, dari full size ke jenis Van seharga 60 USD. Sewa standard kalau tidak salah sekitar 53 USD ketika itu, jadi hanya lebih mahal 7 USD dan kami memperoleh Van yang lebih besar dan lega. Tawaran ini serta merta kami iyakan.

Untungnya anak saya Ivan jeli ketika membayar, satu persatu item diteliti, dan kami terkejut karena bukan menjadi 60 USD, tetapi kami harus menambah 60 USD. Setelah didebat anak saya, tampak wajah petugasnya memerah dan tidak senang karena ketahuan mau ngerjain. Jadi berhati-hatilah. Mereka pikir kebanyakan adalah tourist, apalagi dari Asia yang tidak akan cerewet, alias langsung menyodorkan kartu kredit.

3. Hal berikutnya, yang juga sudah ditebak Ivan adalah tambahan asuransi. Pada beberapa kali sewa sebelumnya, saya dengan berat hati mengambilnya, karena kalau sampai mengalami kecelakaan disana, biayanya luar biasa besar. Namun Ivan meyakinkan saya bahwa kartu kreditnya sudah mengcover hal ini jika sewa dibayar menggunakan credit card. Maka selamatlah kami dari biaya asuransi kendaraan yang bahkan kadang2 lebih mahal dari base rent nya.

4. Berikutnya mereka akan menawarkan GPS yang tidak termasuk perlengkapan standard. Jika pembaca tidak membawa GPS sendiri, dan berencana hanya mengandalkan handphone / tablet seperti kebanyakan anak muda di Jakarta, saya sarankan untuk menyewanya. Karena, hp atau gadget apapun akan lumpuh jika tidak ada signal, padahal hampir 70% perjalanan saya di canyon2 itu tidak memperoleh signal ☺.

5. Berikutnya mereka akan menawarkan apakah pada saat pengembalian mobil, bahan bakar kita isi atau biarkan saja apa adanya. Kami memilih untuk membiarkan saja apa adanya.

6. Terakhir kita turun ke lokasi parkir, mencari dimana mobil di parkir dan …. brrrummmm….

Sekeluar dari tempat parkir, kami berkeliling Las Vegas sebentar, kemudian mencari Seven Eleven untuk membeli minuman, snack dan makanan ringan lain untuk bergegas menuju Springfield, kota tempat kami menginap di Zion National Park.

Kami akhirnya baru bisa meninggalkan Las Vegas sudah dalam kondisi gelap, mungkin sekitar pukul 20.30. Berdasarkan perkiraan Garmin, GPS yang kami pakai, kami akan tiba di lokasi sekitar pukul 23.30.

Sepanjang perjalanan tidak ada yg bisa kami lihat selain kegelapan malam. Saya yang ketika itu masih dalam keadaan kekurangan tidur karena baru semalam tiba di US, berusaha keras untuk membuka mata menemani Ivan yang memegang kemudi dan dalam keadaan tidak prima juga. Namun beruntung perjalanan kami yang sangat membosankan itu diberikan perlindunganNYA hingga sampai tujuan.

Kami tiba kurang lebih hampir sama dengan perkiraan Garmin, di sebuah kota kecil mungil yang gelap gulita. Kami selama perjalanan ke kota ini, hampir tidak pernah berpapasan atau menyalip mobil lain, tidak pula tampak lampu jalan, dan yang lebih mengkhawatirkan kami, hotel yang kami tuju sudah tutup.

Fiuhhh…apes bener, sudah badan capek, udara dingin, ehhh…kami tidak bisa segera memperoleh kamar untuk kami mandi dan tidur.

Kami harus berputar-putar sekeliling hotel untuk mencari kantor receptionist nya karena keadaan sekitar yang gelap dan papan penunjuk lokasi kantor yang tidak jelas. Setelah berputar2 hotel, akhirnya kami mencoba menekan bell satu2nya yang tampak paling masuk akal sebagai bell pintu receptionist.

Beberapa kali kami tekan belum tampak manusia, ketika kami sudah hampir meninggalkan tempat, tampak ada yg menyalakan lampu ruangan kantor. Tak lama kemudian mencungullah seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan membukakan pintu, dan kamipun selamat memperoleh kamar.

Malam itu, sudah jam 12 malam lebih, kami menggotong2 koper dan ransel yang berjumlah lebih dari sepuluh potong ☺. Ketika sudah akan melepaskan lelah di sofa di kamar, ehh…. saya lho kok masih sempat2nya kehilangan camera GoPro yang saya sebelumnya saya tenteng2 kemana2…

Jadilah saya dan anak saya Calvin, keluar lagi mencari2 di sekitar kantor receptionist sambil membawa2 senter dan kedinginan…haizzz…ada2 saja.

Saya baru sempat beristirahat mungkin sekitar pukul 2 dini hari, setelah bergantian mandi, dan mengganjal perut dengan snack dan roti yang kami beli di Las Vegas.

Kecapekan di perjalanan, jet lag karena habis menempuh penerbangan Jakarta – San Francisco sehari sebelumnya, dan telat tidur, mengakibatkan saya tidak bisa bangun sesuai rencana pada pagi harinya.

Tadinya kami berencana untuk mendaki pagi2 sekali, sekitar pukul 5 atau 6 pagi, karena dari informasi yang saya baca, waktu yang dibutuhkan untuk naik turun Angels Landing berkisar antara 4 – 6 jam.

Saya merencanakan untuk naik pagi2 agar tidak terpanggan sinar matahari pada saat turunnya nanti. Jika kami naik pukul 5, kami sudah akan turun sekitar pukul 11 atau 12, demikian pikir saya. Namun kalau naik terlalu siang, kami bakal terpanggang pada saat naik maupun turun. Selain itu, kami berencana sudah meninggalkan Zion National Park pada pukul 14:00 untuk menuju ke Bryce Canyon.

Majestic View Lodge (9:18)

Sayangnya rencana tinggal rencana. Saya baru terbangun sekitar pukul 6.30, setelah tidur seperti orang mati selama kurang lebih 4 jam. Sejenak saya lupa sedang berada dimana. Setelah beberapa saat saya baru mulai sadar untuk kemudian bangun dan membangunkan anak2. Saat itulah Ivan, yang concern akan kondisi saya menanyakan pertanyaan di atas:”Papa masih yakin mau hiking?”.

Hal pertama yang saya lakukan pagi itu adalah membuka pintu yang mengarah ke balkon, dan saya tertegun melihat pemandangan di depan kamar saya, yang kemarin malam gelap gulita. Pemandangan itu sedemikian indah, seperti lukisan saja.

Majestic View Lodge - Morning

Saya yang tadinya masih agak2 sempoyongan, bergegas mengobrak abrik anak2 dan bersiap2. Pagi itu rencananya saya hanya akan ditemani Ivan, putera pertama saya, dan juga Calvin, putera kedua saya. Sedangkan istri saya tidak ikut karena harus menemani Steven, putera ketiga saya, yang ketika itu masih dalam taraf recovery dari sakit Demam Berdarah yang dia derita tepat seminggu sebelum kami berangkat ke US.

Berikut adalah peta perjalan kami hari itu: dari hotel tempat kami menginap, Majestic View Lodge, Springdale, kami akan menumpang shuttle bus dari halte depan hotel menujug ke Visitor Center, berpindah shuttle bus lain menuju The Grotto, dan memulai pendakian dari sana hingga ke Angels Landing.

Google Earth Zion National Park

bersambung….(sabar ya…mata saya pedes nehhh ☺)

5 thoughts on “Defeating Angels Landing, Defeating My Fear

  1. uwahhh pagi2 buka email dapet subscribe new post dari blog om!. langsung saya baca sekarang juga sebelum memulai kerja 😀
    dan quote ini : “You must do the thing you think you cannot do.” membuat saya merenung sepertinya banyak sekali sampai saat ini yang belum saya lakukan…

    saya sangat senang & bersyukur bisa menemukan blog om. karena membuat saya lebih memikirkan mengenai kehidupan saya & juga sangat menginspirasi pastinya 🙂

    lekas fit yah om supaya ceritanya bisa cepat d lanjutkan lagi ( dah jarang updet banget nih ) 😀

    • Hi Desy,

      Om akan coba melanjutkan malam ini, tapi sepertinya bakal belum selesai juga :). Sebenarnya draft sudah Om tulis, berikut foto2 total 100 halaman Word. Jadi perlu di tweak sana sini, dan kemudian dipost. Hanya sayang mata ini gak kuat lama2 menatap notebook, suka perih, jadi harus dicicil :).

      Salam,

  2. The thing about insurace in US is that 25 below is regarded as novice driver at unstable age/ insurance could be expensive, especially if one has been involved in accidents. But once u reach 26 without a single accident, then insurance price will go down drastically 😀

  3. Pingback: The Good and The Scary of Drone…(part 2) | Guntur Gozali

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s