sambungan posting sebelumnya:
Visitor Center – Zion National Park (9:27)
The Grotto Picnic Area adalah lokasi awal dimulainya pendakian ke Angels Landing. Lokasinya berada sekitar 15 km dari hotel tempat kami menginap. Untuk mencapai tempat ini kami harus menumpang shuttle bus gratis yang selalu berputar dari tempat kami menginap hingga ke Visitor Center.
Halte shuttle bus yang akan mengantar kami ke Visitor Center tepat berada di seberang jalan hotel kami menginap. Selagi menunggu kedatangan bus, kami sempat mengambil beberapa foto pemandangan alam yang sangat indah. Langit biru dengan latar depan gunung batu yang berdiri angkuh.
Majestic View Lodge
Zion National Park tampak di kejauhan
Tepat pukul 9:18, bus yang kami nanti2 pun tiba, bersama dengan beberapa keluarga lainnya kami memasuki bus yang dikemudikan oleh seorang ibu berumur lebih dari 60 tahun namun nampak sangat sehat. Mungkin karena setiap hari disuguhi pemandangan alam yang sedemikian indah itu kali ya, gak seperti kita yang tiap haru lihat mobil dan motor berdesak2an :).
Halte dan free shuttle bus menuju Visitor Center
Ibu pengemudi shuttle bus dan jalanan yang kosong melompong
Jarak dari Majestic View Lodge, tempat kami menginap, ke Visitor Center kurang lebih hanya sekitar 5 km saja. Bis yang kami tumpangi berhenti di beberapa hotel yang dilalui sepanjang jalan menuju Visitor Center. Kebanyakan yang naik sudah siap dengan segala peralatan hiking seperti sepatu, topi, kacamata, ransel, tongkat dll, tetapi hampir tidak ada yg memasang GoPro di kepala dan dada seperti halnya kami J. Maklum lah wong ndesoo…
Rata2 yang bepergian ke Zion National Park, selain untuk menikmati keindahan alamnya, juga untuk berpiknik, camping dan tentunya hiking. Ada beberapa lokasi hiking selain ke Angels Landing yang bisa kita datangi, kita bisa memilih bermacam-macam trail dengan tingkat kesulitan berbeda-beda. Semua informasi mengenai trail hiking bisa kita peroleh di internet atau di Visitor Center.
Calvin (kiri) dan Ivan (kanan) sebelum memasuki Visitor Center area
Setelah turun dari shuttle bus dan melewati jembatan, kami harus membayar tiket masuk terlebih dahulu. Ketika melihat harga tiket masuk, saya sempat terkejut juga. Tiket tahunan (annual pass) 50 USD, hmmm… mahal sekali pikir saya. Kalau dikalikan 3 orang berarti 150 USD, belum nanti National Park lainnya.
Ketika kami berada di depan loket, dan memperoleh penjelasan, saya lebih terkejut lagi, ternyata… 50 USD itu untuk sekeluarga, dan assyiknya lagi…untuk seluruh National Parks di US. Gimana? Lumayan murah kan ya?
Tiket yang berupa kartu plastic itu boleh ditanda tangani oleh 2 orang, dan berlaku untuk satu mobil berikut penumpangnya. Jadi saya atau salah satu anak saya, bisa menggunakan tiket itu berikut mobil dan seluruh penumpangnya.
Karena kami masih akan pergi ke beberapa National Park lainnya, maka saya mengambil paket annual pass – family ini. Dan beruntung kami memilih ini, karena setelah itu kami bebas keluar masuk berbagai National Park yang kami kunjungi, yang kalau kami bayar perkali masuk akan jatuh jauhhhh lebih mahal.
So, jika pembaca suatu ketika bepergian ke salah satu National Park di US, meskipun belum berencana untuk ke National Park lain, sebaiknya ambil saja yang annual pass itu. Tanda tangani saja satu dulu, yang satunya dikosongkan untuk suatu ketika diberikan ke anak atau teman yang tinggal disana.
Setelah membayar tiket masuk, kami memasuki area Visitor Center, meminta Map dan kemudian pindah ke shuttle bus lainnya yang membawa kami ke The Grotto.
Free shuttle bus menuju The Grotto dan beberapa lokasi lain
The Grotto Picnic Area (10:03)
Perjalanan dari Visitor Center ke The Grotto Picnic Area memerlukan waktu sekitar 30 an menit, dengan jarak kurang lebih 10 km. Shuttle bus yang kami tumpangi sangat bersih dan berjalan dengan sangat pelan. Bus berhenti di beberapa titik untuk menaik turunkan penumpang di lokasi mereka memulai hiking atau cam
Interior shuttle bus yang sangat bersih
Yang sangat menarik dari perjalanan menggunakan bus ini adalah ketika bus hendak menyalip orang yang sedang bersepeda. Supir bus sama sekali tidak mau menyalip hingga orang yang bersepeda itu berhenti di pinggir jalan, meskipun saat itu tidak ada mobil satu mobilpun dari arah berlawanan.
Supir juga tidak mau menyalip meskipun sepedanya sudah berjalan sangat pelan. Pokoke kalau tidak fully stop, supir tidak akan menyalip, titikkk… J. Luar biasa disiplinnya. Saya membayangkan supir di Indo terhadap pesepeda atau pesepeda motor…weerrrr….grubyaakkkk….wkwkwkwk…
Setelah beberapa perhentian, kami tiba di bus top The Grotto. Hampir seluruh penumpang turun di lokasi ini, ada yang langsung menyeberang jalan menuju West Rim Trail untuk ke Angels Landing, ada juga yang menuju ke Zion Lodge yang berada tepat di belakang pemberhentian shuttle bus.
Halte shuttle bus, The Grotto
Saya bertiga juga segera menyeberang jalan untuk memulai pendakian bersejarah bagi kami bertiga….hehehe…hari bersejarah oiiii….
West Rim Trail dan Angels Landing Trail
Trail yang akan kami lalui diawali dari seberang jembatan The Grotto, menyusuri West Rim Trail, Squiggle The Wiggles hingga Scout Lookout, dilanjutkan Angels Landing Trail (lihat foto di atas dan di bawah)
Beberapa langkah meninggalkan pinggiran jalan, kami menemui jembatan yang menyebrangi Virgin River. Saya yang sudah tidak sabar untuk segera mencapai puncak, tidak sempat melihat isi papan pengumuman yang sedang dibaca Ivan dan Calvin, yang dipasang tepat di ujung jembatan.
Saya baru tahu setelah melihat hasil foto anak saya yang bunyinya “sangat membangkitkan” semangat:
“Since 2004, six people have died falling from the cliffs on this rout.”
“The 1.1 mile (1.8 km) round trip-trip route from Scout Lookout to Angels Landing is a strenuous climb on a narrow ridge over 1,400 feet above the canyon floor. This route is not recommended during high winds, storms, or if snow or ice present”
Hehehehe…sangat memberikan semangat bukan?
Beruntung saya tidak membacanya ketika itu. Saya baru tahu ketika sedang memilih-milih foto untuk saya pasang di postingan saya ini :).
Setelah melewati jembatan, kami melalui jalan setapak menyusuri Virgin River. Jalanan mulai menanjak sedikit-sedikit. Kami berjalan dengan santai sambil berfoto ria.
Pemandangan alam yang disuguhkan Zion National Park memang luar biasa indah. Kami berulang kali berhenti untuk mengambil foto dan sekaligus menarik nafas 🙂
Cukup banyak hikers yang mendaki hari itu
Tampak di kejauhan gunung batu yang akan kami daki
Angels Landing berdiri kokok menantang
Jalan setapak ini secara pelan tapi pasti semakin menanjak hingga membawa kami ke tanjakan berkelok-kelok sepanjang kurang lebih 2 miles (3.2 km).
Sepanjang perjalanan mendaki, tidak henti2nya kami mengambil foto. Setiap tanjakan dan tekukan menyuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Rasanya tidak habis2nya kami mengembil foto seakan-akan takut ada yang terlewat saja.
Tanjakan yang menempel di dinding batu ini tidak tampak dari jauh
Jika tidak diperhatikan, kita tidak melihat ada hikers yang mendaki dinding batu di bawah
Tanjakan berkelok2 yang baru kami lalui tampak dari atas
Ketika saya sudah di atas, saya tidak melihat Ivan dan Calvin di belakang saya. Ternyata mereka sedang membantu memotret 3 gadis cantik yang salah satunya adalah gadis dari Lombok bernama Rani, yang sedang plesiran bersama dengan dua orang teman kuliahnya dari Korea dan Taiwan.
Ketiga travellers muda ini ternyata sudah berkeliling berbagai tempat. Mereka bekerja part time sembari kuliah, menabung hasilnya dan menikmatinya dengan bepergian kemana2. Menarik seali. Kalau teringat hal ini saya kadang geli juga, jauh2 ke Angels Landing lha kok ketemu gadis asli dari Lombok :).
Pemandangan di belakang kami (aslinya jauh lebih indah)
The Refrigerator (10:59)
Setelah melalui jalan setapak dan tanjakan berkelok-kelok itu, medan pendakian sedikit lebih santai, meksipun jalannya tetap saja menanjak. Udara segar bertiup melalui celah yang terbentuk di antara Angels Landing dan Cathedral Mountain.
Jalan setapak yang panjangnya sekitar 1.6 km ini, kami lalui dengan lebih cepat, karena selain jalanannya tidak terlalu menanjak, udara segar yang menghembusi kami memberikan sedikit semangat. Selain itu juga hampir sepanjang perjalanan sinar matahari tidak bisa menjangkau kami. Mungkin karena itulah makanya tempat ini dinamakan The Refrigerator.
Jalan setapak menuju The Refrigerator
The Refrigerator yang sangat rindang dan sejuk
Pemandangan indah di belakang kami
Squiggle The Wiggles (10:12)
Lokasi ini berada di ujung The Refrigerator, diberi nama Walter’s The Wiggle untuk mengingat jasa superintendent Zion yang membantu para engineer membangun tanjakan yang berbentuk 21 lekukan tajam zigzag itu.
Ujung dari Walter’s The Wiggles ini membawa kita ke Scout Lookout, tempat dimulainya Angels Landing Trail (perhatikan foto di bawah).
Kami sama sekali tidak merasa telah mendaki seperti gambar di bawah, karena sudah ngos2an, jadi tidak lagi meperhatikan apa yang kami lalui. Setelah saya mencari di internet, ternyata ada foto dari lonelyplanetimages.com yang bisa menggambarkan luar biasanya Squiggle The Wiggles ini, tul gak pembaca?
Menyusuri tanjakan yang berkelok-kelok itu membutuhkan waktu 1 jam lebih bagi kami. Saya berulang kali berhenti untuk menarik nafas dan mengurangi ngos2an saya. Saya juga berkali-kali disalip hiker2 lain yang berjalan bak tentara. Setiap kali saya ngos2an dan berhenti, sayapun berpura-pura mengambil foto, padahal lagi ngos2an… wkwkwkwk…
Pada saat kami mendaki itu, pengetahuan saya belum seperti ketika menuliskan posting ini, saya sama sekali tidak tahu apa itu West Trail, The Refrigerator dll, kami juga tidak tahu bagian mana sebenarnya Angels Landing itu. Kami hanya saja mengikuti trail yang tersedia.
Pada posisi hiking seperti itu, posisi mata kita hanya fokus pada apa yang ada di depan sehingga kadang pemandangan detail yang luar biasa terlewatkan.
Contohnya ketika kami sedang mendaki Squiggle The Wiggles. pada saat itu anak saya Calvin menjepret foto gunung batu dibawah ini. Awalya saya pikir gunung batu ini adalah puncak Angels Landing yang kami tuju, belakangan baru saya ketahui ternyata bukan.
Dari kejauhan hanya berupa bukit batu biasa saja.
Tampak seperti gunung biasa ya. Coba pembaca perhatikan foto jepretan Calvin berikut (foto ini baru saya ketahui ketika saya memilih2 foto untuk saya post di tulisan ini)
Perhatikan yang saya lingkari kuning
Setelah dizoom, tampak pemandangan yang cukup menarik, kalau tidak bisa dikatakan “mengerikan”. Disanalah nanti kami akan “merambat” seperti Spiderman :).
Beruntung ketika kami sedang mendaki Squiggle The Wiggles saat itu, Calvin tidak menunjukkan pemandangan yang mendirikan bulu roma ini wkwkwk… Jika iya, mungkin semangat saya langsung kempes…hihihihihi….
Scout Lookout (11:25)
Setelah satu jam lebih mendaki jalan yang berkelok-kelok itu kami memasuki jalan setapak yang agak datar. Kurang lebih 15 menit kemudian kami tiba di ruang terbuka berpasir yang disebut Scout Lookout, entah kenapa kok diberi nama seperti itu.
Disini kita bisa menemukan “mobile toilet” (toilet/wc yang bisa dipindah2) satu2nya sepanjang trail dari The Grotto hingga ke puncak Angels Landing. Mobile toilet sering kami temui di beberapa National Park. Modelnya ya hanya berupa bangunan semi permanen dan lobang toilet tanpa air, namun disediakan tissue. Jadi ya harumnya semerbak mewangi J. Lumayan lah daripada di balik pohon atau rerumputan (kalau di rumput kan bisa dicatok ular wkwkwk…)
Mobile Toilet satu2nya di Angels Landing
Sebagian hikers memanfaatkan toilet ini untuk menunaikan kebutuhan biologisnya, sebagian lagi menuju ke tempat yang lebih terbuka untuk melihat pemandangan yang luar biasa di kiri kanan Angels Landing Trail.
Ketika saya dan Ivan sedang mengunjungi mobile toilet itu, ternyata si Calvin sedang asyik bercengkerama dengan tupai yang sangat banyak ditemukan disana, dan juga di berbagai National Park lainnya. Saya juga heran kenapa kok populasi tupai luar biasa banyak disana.
Perkenalkan, ini si Kiki 🙂
Dan ini si Koko
Papan peringatan untuk tidak memberikan makan tupai atau hewan liar lainnya, bertebaran dimana-mana. Bahkan ancaman bagi pemberi makan hewan2 liar itu tidak main2 lho, berupa denda sebesar $100.
Mengapa demikian?
Memberikan makan ke hewan2 liar itu tampak sangat menyenangkan bagi kita. Kita yang biasa hidup di kota jarang sekali bersentuhan langsung dengan mereka, sehingga melihat langsung hewan2 ini di habitat aslinya membuat kita ingin mendekati, memegang, berfoto bersama mereka dan tentunya memberikan makanan.
Namun tindakan yang tampak sangat sederhana ini ternyata bisa membunuh mereka, selain juga bisa berdampak kurang baik bagi kita.
Pertama, makanan/kue/cracker yang kita berikan, belum tentu cocok bagi mereka, bahkan mungkin bisa berbahaya. Kedua, ketika mereka sudah terbiasa diberikan makan, mereka akan mencari atau bahkan mencuri karena naluri. Ketiga, mereka yang sudah terbiasa diumpani, malas mencari makanan di alam liar. Keempat, pada kondisi tertentu mereka bisa membawa bibit penyakit yang bisa menulari kita. Kelima, pada kondisi kaget mereka bisa menyerang kita.
Itulah beberapa alasan yang dikemukakan oleh ranger yang menjaga National Park itu. Tetapi meski demikian, yang namanya manusia, tetap aja ada yang sembunyi2 memberi makan supaya mereka mendekat ke kita :).
Kembali ke Scount Lookout, Scout Lookout ini juga merupakan titik pertemuan West Trim Trail dan Angels Landing Trail. Dari titik ini, kita bisa melanjutkan West Trim Trail, atau langsung menuju ke arah tenggara, Angels Landing.
Selain itu juga Scout Lookout adalah titik dimana kebanyakan hiker menentukan nasib, apakah berhenti sampai disana atau melanjutkan ke bagian yg paling sulit dan berbahaya dari seluruh perjalanan ini, yaitu Angels Landing Trail.
Disini untuk pertama kali, dan juga satu2 tempat saya menemui rangers yang memberikan penjelasan dan tentunya tips untuk mendaki Angels Landing Trail.
Satu2nya ranger sedang memberikan penjelasan ke pengunjung
Saya sendiri tidak tertarik mendengar penjelasannya karena kami sudah amat sangat terlambat dari schedule yang kami rencanakan. Kami sudah jauh dari schedule yang saya rencanakan, lagipula kami seharusnya sudah check out dari hotel pukul 11 hari itu. Jadinya kami harus buru2 naik dan turun lagi.
Setelah melewati gundukan batu tempat si Ranger itu, tampaklah bukit batu setinggi kurang lebih 50 meter. Saya yang sudah capek, lelah, letih, lapar, terengah-engah, sangat gembira melihat bukit di depan.
Yessss….. akhirnya sampai juga di puncak Angels Landing pikir saya.
Fiuhhh…penantian berbulan2…keinginan menaklukkan Angels Landing yang sudah terpatri di kepalan saya akhirnya berakhir juga.
Hmm…ternyata tidak seperti yang saya lihat di video2 itu…
Kelihatannya tidak terlalu mengerikan kan pembaca? Hanya tinggal mendaki bukit batu yang tingginya paling juga sekitar lima puluhan meter itu. Bukit batu inilah yang difoto oleh anak saya Calvin ketika kami mendaki Squiggle The Wiggles.Kamipun berhenti cukup lama untuk berfoto-foto di sekitar gunung batu itu.
Angels Landing Trail Start (11:48)
Sekitar pukul 11.48 kami mulai mendaki “bukit terakhir” dari perjalanan kami.
Semakin kami mendekat, semakin tampak hiker yang dari kejauhan seperti rayap, memanjati dinding bukit batu itu.
Setiba di puncak, tampak di kejauhan mobile toilet yang saya gunakan beberapa saat sebelumnya. Dari lokasi ini pemandangan semakin indah saja.
Akan tetapi…setelah mencapai puncak bukit batu ini, saya kok tidak melihat tanda2 pendakian sudah berakhir ya. Lha kok orang masih terus berjalan dan bahkan semakin mendirikan bulu roma medannya, mana ya endingnya???
Malah masih ada lagi puncaknya…weleehhh…
Inilah puncak berikut yang masih harus kami taklukkan:
Berpegangan dengan rantai menapak pinggiran jurang
Merayap di dinding berpegangan rantai sambil berdoa dalam hati
Sepanjang pendakian ke puncak bukit gunung batu ini, pandangan kami terhalang untuk melihat lepas ke depan. Jadi kami tidak tahu apa yang akan menanti kami berikutnya. kami hanya focus pada bebatuan di depan kami.
Menuruni bebatuan lepas yang kalau tidak hati2 bakal terhempas ke bawah
Nah, ketika kami turun dari dari bebatuan di atas ini….saya terperangah menatap apa yang terpampang di depan mata kepala saya….
Angels Landing
Byuuuhhh byuuuhh…itu toh yang masih harus kami daki….
Jadi yang kami lalui barusan belum film utamanya toh, masih extranya doang???
Ini toh film utamanya, baru nongol….duhhh…
Saya benar2 terkesiap melihat pemandangan di depan, saya sungguh kaget. Meskipun saya sudah berkali-kali menonton video hiker ke Angels Landing, tetapi tidak ada satupun yang menempel di kepala saya. Semua sirna ketika kita sudah kecapekan dan kelaparan. Sehingga ketika saya menatap bukit di depan, saya seperti baru pertama kalinya melihat. Waduhh rekkk…
Saya ketika itu sudah benar2 lelah dan lapar, saya sama sekali tidak memperhitungkan bahwa kami akan tiba di titik paling berbahaya ini pada tengah hari, pas kami lapar2nya. Pagi harinya kami makan terburu2 dan seadanya saja. Saya sebenarnya sudah mengantisipasi hal ini dengan membawa snack bar dan energy drink, tapi kok saya tidak merasakan impactnya ya J. Mungkin perut saya maunya beef steak baru puas….wkwkwkwk….
Melihat medan di depan, dan bertanya dengan orang2 yang berpapasan bahwa perjalanan masih kurang lebih sejam lagi, saya sempat down. Benar2 down, mungkin karena salah ekspekstasi, tidak menyangka masih harus menghadapi tantangan di depan.
Apa masih sanggup meneruskan perjalanan ya?
Lapar, lelah, panas dlsb…menghantui saya.
Terus terang pada titik ini saya sempat mengutuk keputusan saya untuk mendaki Angels Landing dengan mengajak anak2. Saya pikir apa yg sudah kami lewati di belakang kami itu sudah lebih dari berbahaya. Namun apa yang saya lihat di depan jauh lebih mengerikan lagi, tidak ada apa2nya dibandingkan dengan semua yang telah kami lalui. Waduhh…
Beberapa saat saya sempat memutuskan untuk berhenti, selain karena kaki saya sudah mulai tidak bisa saya control, saya juga takut jika terjadi sesuatu dari antara kami. Ketika itu saya berjalan sudah seperti robot, dan beberapa kali miss coordination, maksude ya itu, mau ke kiri jalan ke kanan, atau sebaliknya. Semua karena kecapekan, panas, lapar dlsb itu.
Tapi godaan setan mengiang-ngiang di telinga…alllaaaa…tinggal sejam lagi lah…masa menyerah sih… Masa plan yang sudah disusun berbulan-bulan lalu tidak diselesaikan sihh…
Anak2 yang sebelumnya tidak terlalu bersemangat mendaki Angels Landing ini, justru sekarang terbalik dengan saya, mereka tidak tampak kelelahan bahkan kelihatan semakin bersemangat. Ivan yang tadinya biasa saja, beberapa kali mengungkapkan kekagumannya. Sepanjang perjalanan mereka memotret sana sini.
Jadi…gimana???
Terus apa tidak…terusss apa tidakk…??
Saat itu sudah lewat pukul 12:00 siang, saya perhitungkan sampai ke Puncak Angels Landing mungkin sekitar 1 – 1.5 jam. Foto2 dan kemudian turun kembali, mungkin baru sampai di bawah sekitar pukul 15 – 16, weeelleehh….opo masih kuat??
Gimana pembaca…masih kuat nggak? Yang pasti mata saya sudah tak koatt….
Lanjut besok ya…:), pedess nih mata…
Good night, God Bless You All, my dear readers…
Salam,
Guntur Gozali,
Jakarta, Kebon Jeruk,
Sabtu, 30 September 2014, 21:40
wow, awesome photos ! Magnificent view , luar biasa uapik !
Thank you atas komentarnya, tidak banyak orang tertarik dengan pemandangan alam spt ini.
Salam,