Samsung Galaxy Note Pro 12.2: Is big beautiful?

samsung-galaxynotepro122-1-lHanya sebulan lebih sedikit sejak diperkenalkan pertama kali di ajang bergengsi CES 2014 awal tahun ini, Samsung Galaxy NotePro 12.2 sudah beredar di pasaran. Saya sungguh tidak mengira bahwa si bongsor SGNP ini bakal beredar secepat ini. Saya memperkirakan baru akan muncul di pasaran sekitar pertengahan tahun ini, atau paling lambat mendekati akhir tahun 2014.

Namun ketika sekitar minggu pertama bulan February saya membuka halaman Koran Kompas, saya terkeju melihat iklan satu halaman yang sudah memungkinkan kita untuk melakukan pre-order Samsung Galaxy Note Pro 12.2 ini. Luar biasa.

Dulu suatu product baru nongol di pasaran sekitar 3 – 6 bulan sejak diumumkan ke market. Misalnya saja product2 Apple, seingat saya sekitar 3 – 6 bulan kemudian baru beredar di pasaran. Sekarang jarak peluncurannya semakin pendek saja. Assyik juga sih, jadi kalau ngiler gak perlu kelamaan tersiksanya :).

Saya yang tadinya tidak terlalu memperhatikan si bongsor ini, karena saya pikir bakal masih lama nongol di pasaran jadi mulai mencari-cari informasi di internet. Sayangnya ketika itu belum terlalu banyak yang mereview product ini, kebanyakan hanya berupa ulasan singkat ketika reporter mencoba demo unitnya di ajang CES itu.

Saya baca dan lihat videonya di YouTube, sepertinya asyik juga ya. Hmmm…penasaran juga saya ingin merasakan user experiencenya.

Bisa untuk apa ya tablet segede itu? Berat apa nggak ya? Enak nggak untuk dibuat membaca ya, bagaimana kalau dipake browsing, untuk edit2 foto, untuk ngeblog? Seperti apa ya rasanya kalau dipegang tangan?? Penasarann….:).

Seminggu setelah munculnya iklan di Kompas itu, ketika kebetulan saya ada tugas kantor ke Singapore, saya mencoba mencarinya disana. Saya ingin merasakan look and feelnya. Saya berkeliling di seputaran Orchard Road sampai kaki serasa patah, tanpa hasil.

Rata2 toko electronic disana belum mendengar perihal SGNP ini, hanya ada satu orang pegawai di Best Denki di Takashimaya yang sepertinya tahu. Dia mengatakan bahwa product ini baru akan mulai dipasarkan sekitar minggu ketiga February, sepertinya hampir bersamaan dengan peluncuran di Indonesia. Jadi gagal lagi memegang dan merasakannya. Hmm…tambah penasaran saya :).

Sekembali saya ke hotel malam itu, saya langsung ngebrowse lagi, dan sekali ini saya coba mencari di amazon.com. Amazingly di US ternyata sudah beredar di pasaran, dan kebetulan pula istri saya sedang berada disana. Klop dah :), pucuk dicinta ulam tiba. Setelah membayangkan apa yang bakal saya lakukan terhadap si bongsor ini, sayapun memesan secara online satu unit.

Awal bulan Maret ini ketika istri saya kembali dari US, membuka koper dan menyerahkan satu box berwarna coklat muda ke saya, saya tidak menunda-nunda lagi untuk membukanya.

Kotaknya tampak sangat sederhana, jauhlah dari kesan mewah. Perasaan ketika membuka box SGNP ini jauh berbeda dengan ketika membuka product Apple yang selalu tampil elegant. Ketika kita menerima dan membuka box iPhone ataupun iPad, terasa sekali kemewahannya. Sedangkan box SGNP terasa sangat berbeda, mirip seperti membeli barang pabrikan tidak ternama, jelek sekali.

Tidak ada kebanggaan sama sekali melihat boxnya, terbuat dari bahan recycle yang tampak murahan, jelek, serasa ingin langsung memasukkan ke tempat sampah. Tata letak di dalam box juga sama parahnya, bahkan setelah saya keluarkan semua isinya, saya tidak yakin bisa memasukkan kembali seperti semula.

Setelah mengeluarkan seluruh isinya yang hanya terdiri dari SGNP plus charger dan USB Cable, plus beberapa lembar manual sederhana yang sekali lagi tidak menarik, saya segera menghidupkan SGNP yang sudah saya tunggu2 ini. Untungnya selama di US, saya sudah meminta anak saya untuk men-charge baterai dan men-download beberapa aplikasi, jadi bisa langsung saya gunakan.

SGNP yang saya beli dibekali dengan processor Snapdragon 800 dengan 3GB RAM. Layarnya memiliki resolusi 2560 x 1600 pixel. Internal storagenya 32 GB bisa di extend dengan menambahkan Micro SD Card hingga 64 GB. OS yang sudah terinstall adalah Android 4.4 KitKat yang dilengkapi dengan user interface baru kreasi Samsung, Magazine UX.

Dimensi dan Berat

Secara tampilan fisik, tidak ada beda antara SGNP dengan Galaxy Note 8 atau 10.1 selain lebarnya yang dua kali lebih besar dari SGN 8, dan tentu saja juga beratnya. SGNP memiliki bobot sekitar 750 gram, dibandingkan dengan iPad generasi pertama 680 gram, iPad Air 469 gram, iPad Mini Retina 341 grams atau SGN 8 345 grams. Kira2 kurang lebih dua kali lebih berat daripada iPad Mini Retina atau Galaxy Note 8.

Memegang SGNP dengan satu tangan untuk membaca eBook atau eMag mungkin masih bisa kita lakukan untuk beberapa saat, namun tidak dalam jangka waktu lama. Menahan beban dengan satu tangan membuat keempat jari tangan sangat pegal menahan beban karena dimensinya cukup panjang, seperti mengangkat meja dari salah satu sisi, seluruh beban tertumpu di satu titik.

SGNP 1

Saya rasa paling bijak menggunakan SGNP adalah dipangkuan kaki atau diletakkan di meja. Namun jika pembaca ingin menggunakannya di atas meja, saya sangat menyarankan untuk membeli kaki seperti di bawah ini:

SGNP 2 SGNP 3

Lebar Layar

Ukuran layar SGNP yang sangat lebar, dengan diagonal 12.2 inch, dan resolusi 2560 x 1600 pixel, amat sangat memanjakan mata tua saya untuk membaca eBooks, eMagazines, browsing, melihat2 foto atau video. Semua jadi jelasss…:).

Pada posisi Portrait, membaca eMag hampir sama dengan membaca satu halaman majalah fisik. Coba perhatikan perbandingan majalah fisik di sebelah kiri dengan eMags di sebelah kanan (sorry ya fotonya agak kacau balau asal jepret pake hp aja sebabe :)).

SGNP 4Berikut adalah perbedaan antara lebar layar Galaxy Note 8 (kiri) dan iPad Mini Retina (kanan) yang saya tumpuk menutupi SGNP, tampak masih beberapa centimeter lebih lebar SGNP:

SGNP 5

Button

Selain perbedaan ukuran layar, Samsung juga rupanya melakukan perubahan tata letak tombol yang pada SGN 8 diletakkan secara Portrait (membujur), pada SGNP diletakkan secara Landscape (melintang). Coba perhatikan kedua foto berikut:

Samsung Galaxy Note Pro 12.2

SGNP 6

Samsung Galaxy Note 8

SGNP 7

Sekilas tampak perubahan yg dilakukan hanyalah merubah letak ketiga tombol itu, namun ternyata setelah beberapa kali salah pencet, saya baru menyadari ternyata selain merubah lokasi, Samsung juga merubah fungsi tombol kiri yang jika di SGN 8 berfungsi sebagi Menu, di SGNP berfungsi untuk menampilkan Task Manager. Benar2 membingungkan dan menjengkelkan menurut saya.

Untuk yang kesekian kalinya Samsung membuktikan bahwa mereka itu entah terlalu dinamis, iseng atau tidak peduli dengan User Experience, merubah tombol dan fungsinya seenak jidatnya (lha iya sih, masa seenak jidat saya ya J). Meraka melakukan hal ini bahkan pada product yang sekeluarga. Akibatnya kita yang sudah terbiasa dengan satu product harus menyesuaikan diri lagi jika mengupgrade ke product berikutnya. Ini benar2 kurang professional.

Tombol SGNP

SGNP 8

Tombol SGN 8

SGNP 9

Hal ini sepengatahuan saya tidak terjadi pada product Apple yang sepertinya lebih peduli dengan User Experience, paling tidak hingga saat ini. Satu2nya tombol di bagian depan product Apple hanyalah Home button. Sedangkan di product Samsung, dan sepertinya juga di semua product yang menggunakan Android, terdapat 3 tombol seperti foto di atas.

Kebingungan Samsung terhadap 3 tombol ini, mungkin juga dirasakan oleh pabrikan2 tablet dan smartphone lain yang menggunakan OS Android. Saya tidak tahu apakah ini kesalahan awal design oleh Google atau apa, yang pasti membuat Samsung sebagai salah satu produsen Tablet dan Smartphone berbasis Android terbesar di dunia menjadi galau dan kacau :).

Buktinya adalah itu tadi, posisi tombol yang berubah-ubah letak, dan juga fungsinya. Pemilihan design dan letak ketiga tombol ini memang sangat mengganggu, baik pada posisi membujur seperti di Galaxy Note 8, maupun pada posisi melintang seperti di SGNP atas.

Secara umum, ketika kita membaca atau browsing atau menonton video, kadang kita memegang dengan tangan kiri atau kanan, kadang juga kita merotate pada posisi Portrait (membujur) atau Landscape (melintang).

Pada product Apple, baik iPhone maupun iPad, pada posisi memegang dengan tangan kiri atau kanan, tidak ada tombol yang secara tidak sengaja tersentuh, baik pada posisi Portrait maupun Landscape. Karena selain hanya menggunakan satu tombol, bentuknya melekuk ke dalam (lihat lingkaran merah pada foto berikut), sehingga kita bebas memegang tepian iPad menggunakan tangan kanan atau kiri baik pada posisi Portrait maupun Landscape.

iPad Mini

SGNP 10Sedangkan di product Samsung, atau mungkin semua product yang menggunakan OS Android, kita sering sekali secara tidak sengaja menyentuh salah satu atau dua dari ketiga tombol itu (lihat lingkaran merah pada foto berikut). Ini sangat mengganggu.

Coba bayangkan, ketika sedang seru2nya membaca atau menonton video, terus tanpa sengaja menyenggol tombol back, bluduss…. videonya stop….wahhh…. gimanaaa geto ya kan….

Samsung Galaxy Note 8

SGNP 11

Tentu saja kita bisa mengusahakan untuk selalu memegangnya pada sisi yang tanpa tombol, seperti saat ini sedang saya coba untuk membiasakannya. Namun seringkali ketika tangan kiri sudah capek, secara otomatis saya berganti tangan kanan, dan…blesss…..itu tadi.

Samsung sepertinya banyak menerima keluhan seputar peletakan tombol di SGN 8 ini sehingga di SGNP ketiga tombol itu dipindahkan dari posisi Portrait ke posisi Landscape dengan asumsi user lebih suka atau lebih sering menggunakannya pada posisi Landscape.

Samsung Galaxy Note Pro

SGNP 12

Namun sayangnya karena layarnya yang besar, saya lebih sering menggunakannya pada posisi Portrait untuk browsing dan membaca eMagazine, sehingga posisi ketiga tombol itu kembali mengganggu kenyamanan membaca. Haiizzzz cerewetnya sayanya ya…..

Sekali lagi seperti yang sering saya tuliskan di posting2 saya sebelumnya, dalam hal User Experience, tampaknya Samsung harus lebih banyak belajar dengan competitor bebuyutannya, Apple :). Atau paling bener ya Samsung dan Apple merger aja hihihihi….. bakal mantap dehhh….(ngimpi.com)

Baiklah, saya rasa cukup membahas body si SGNP.

Tentu pembaca ingin tahu, apa yang saya rasakan setelah hampir sebulan menggunakanya?

Magazine UX

SGNP selain menggunakan User Interface TouchWiz, yang berupa halaman demi halaman dengan tebaran icon2, folder dan widget2, juga memperkenalkan UI baru yang disebut dengan Magazine UX (MUX). Saya akan membahasnya dalam tulisan yang terpisah mengenai hal ini (baca: Samsung Magazine UX)

Secara umum, tampilan MUX mirip seperti start screen Windows 8, yang dikenal dengan istilah Tile Style. Pada Kita bisa mengatur hingga 6 tiles dalam satu halaman, yang bisa kita isi aplikasi, news atau social. Contoh seperti berikut:

SGNP 13

Samsung mengembangkan UI ini harapannya agar user dengan sekali sentuh bisa membuka aplikasi2 favourite yang sering kita pakai, seperti misalnya YouTube, Flickr, Calendar, Email dlsb. Namun entah kenapa, setelah saya mengatur beberapa halaman UX, saya hampir tidak pernah menggunakanya lagi. Saya merasa nyaman dengan UI TouchWiz, entah karena sudah terbiasa atau karena UI MUX ini biasa2 saja.

Battery

SGNP membenamkan baterai yang cukup besar, yaitu Li-On Polymer, 9500 mAh. Secara spesifikasi, SGNP dirancang untuk mampu digunakan memutar Music hingga 131 jam, atau memutar Video hingga 11 jam, atau mau iseng ngebrowse nonstop hingga 13 jam.

Saya sendiri meskipun tidak pernah menggunakan hingga baterai habis, cukup puas menggunakannya dari pagi hingga malam tanpa harus melakukan re-charging di tengah2. Saya rasa, baterai bisa bertahan untuk digunakan 1 – 2 hari berturut-turut untuk penggunaan normal semisal membaca email, memutar music / video dan browsing. Cukuplah asal bisa melewati satu malam untuk bisa saya charge.

Keyboard

Mungkin ada di antara pembaca yang membayangkan dengan layar sebesar itu tentu enak sekali digunakan untuk mengetik email atau document. Keyboardnya besar, jauh lebih besar daripada keyboard di iPad apalagi iPad Mini. Ukuran keyboardnya adalah full size keyboard.

SGNP 14

Namun ternyata mengetik di SGNP tidak seperti yang saya bayangkan. Meskipun kecepatan ketik saya tidak secepat kebanyakan sekretaris, namun saya rasa masih di atas rata2. Saya cukup mahir mengetik berkat pelajaran mengetik di SMA dulu :).

Setelah berkali-kali mencoba untuk mengetik menggunakan sepuluh jari dan hasilnya lebih sering mengetuk BackSpace atau Delete, akhirnya saya menggunakan Ilmu Jari Sakti, Ilmu Sebelas Jari, cukup dengan telunjuk kanan dan kiri :). Ide mengetik cepat di SGNP untuk sementara saya lupakan dulu dah.

Berbeda halnya dengan mengetik di keyboard fisik, di virtual keyboard, bantalan tangan dan jari kita sama sekali tidak bisa kita tempelkan ke screen. Kita harus mempertahankan jari kita melayang di atas screen, tersentuh sedikit maka muncul karakter yang tidak kita harapkan.

Bagi pembaca yang berharap untuk menggunakan SGNP seperti menggunakan laptop atau notebook, sebaiknya mencobanya dulu di gerai2 Samsung. Cobalah dahulu apakah nyaman atau tidak?

Multi Windows

Fungsi multi windows di SGNP benar2 sangat membantu. Tidak seperti di Galaxy Notes 3 yang layarnya sangat kecil sehingga bekerja dengan membuka 2 aplikasi berdampingan serasa sangat menyulitkan, di SGNP sangat terasa manfaatnya. Saya sering menggunakan fasilitas ini terutama untuk mengatur atau merapikan folder foto2 saya.

Carapun sangat mudah, pertama buka salah satu aplikasi yang akan kita gunakan, misalnya saja Photo Gallery. Kemudian dari sisi layar sebelah kanan slide keluar kumpulan aplikasi yang akan kita tambahkan di layar. Selanjutnya tekan aplikasi yang diinginkan, seret ke layar. Demikian juga halnya dengan aplikasi ketiga dan keempat.

SGNP 15Setelah beberapa aplikasi terbuka, kita bisa memindahkan posisi aplikasi, menutup aplikasi yang tidak diperlukan, memaksimal aplikasi supaya full screen, memindah pictures ke aplikasi lain, dll.

Applications & Widgets

Sebagian besar aplikasi yang ada di Galaxy Note 3 berjalan sempurna di SGNP. Namun beberapa widgets yang pre-installed di Galaxy Note 3 tiba2 menghilang, misalnya saja Google Play Books (kita harus mendownloadnya sendiri), Picture Frame, Story Album, YouTube, Alarm, Calendar, dll.

Sepertinya hal ini merupakan kebiasaan Samsung yang tidak memiliki list aplikasi2 pre-installed di product mereka. Aplikasi pre-installed di GN3, GN8, GN 10.1 maupun di SGNP tidak pernah sama.

Contoh yang pernah saya tuliskan pada postingan sebelumnya adalah aplikasi aNote HD yang pre-installed di GN 8, menghilang di GN3 (product yang diluncurkan setelah GN 8), kemudian aplikasi Polaris Office yang juga pre-installed di GN8, menghilang juga di SGNP, digantikan oleh Hancom Office.

Jadi berhati-hatilah untuk jatuh cinta pada satu aplikasi di model tertentu, karena ketika nanti ada upgrade product bisa2 aplikasi itu menghilang tanpa penjelasan apa2.

Camera

Samsung menurunkan resolusi camera di SGNP dibandingkan dengan SGN3. Rear camera yang di SGN3 memiliki resolusi 13 MP, di SGNP diturunkan menjadi 8 MP, sedangkan front camera sama 2 MP. Beberapa mode pemotretan di SGNP juga dibuang seperti: Animated, Golf dan Surround Shot.

Fitur2 lain

Fitur2 lain seperti Remote, Air Command dan Multitasking sama seperti di SGN3 (baca tulisan saya berjudul: Top 10 Galaxy Note 3 Features That I Like). Hanya saja beberapa fitur lain yang seharusnya juga berguna tiba2 menghilang seperti S Pen Keeper (ini penting supaya kita tidak kehilangan S Pen yang kecil itu), NFC,  S Beam, Air Gesture (Quick Glance, Air Jump, Air Browse, Air call-accept), Air View (view useful information by hovering your pen or finger over the screen), Auto-adjust touch sensitivity (increase the sensitivity of the touch screen so you can control the device while wearing gloves) dan Smart Scroll.

Itu yang sempat saya perhatikan, entah fitur2 apa lagi yang menghilang tanpa pesan di SGNP ini, mudah2an ada pembaca yang bisa menambahkan.

Kesimpulan:

Keberanian Samsung untuk sekali lagi menyalip Apple, yang katanya juga sedang berencana untuk melucurkan iPad berlayar raksasa, perlu diacungi jempol. Meskipun sepertinya tampak terburu-buru, dengan sedemikian banyak fitur2 di product sebelumnya yang dihilangkan Samsung, yang mungkin karena tidak sempat ditest atau apa, saya rasa SGNP memiliki celah market sendiri.

SGNP, meskipun memiliki layar sebesar laptop, menurut hemat saya bukanlah pengganti laptop. Mungkin bisa dikatakan nyaris jika saja kenyamanan mengetik di virtual keyboard SGNP bisa seenak di keyboard fisik. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan wireless keyboard yang banyak dijual di pasaran. Tetapi jika demikian apa bedanya dengan membawa laptop yang saat ini sudah sangat tipis dan ringan.

Menenteng2 SGNP jika hanya untuk ngebrowse, nonton film, membaca eBooks dan eMag, rasanya terlalu berlebihan (lebih berat maksudnya :)), apalagi jika pembaca masih memiliki mata yang sehat dan jelas (tidak seperti mata saya yang sudah sering kabur jika membaca lama). Menenteng iPad Mini atau SGN 8 rasanya jauh lebih enak karena selain bentuknya yang kecil juga cukup ringan dipegang tangan sembari “petingkrangan” sana sini :).

SGNP akan sangat berguna jika pembaca suka mengedit foto atau melakukan sketching design. Sebagian besar waktu saya habiskan untuk memilah dan mengedit foto2 koleksi saya. Meskipun kita bisa menggunakan iPad Mini, namun dengan layar raksasa SGNP menampilkan foto2 dengan sangat gede dan jelas. Mantep dah pokoke.

Saya rasa cukup ini dulu ya, yang bisa saya bagikan saat ini.

Selamat merayakan hari raya Nyepi bagi pembaca yang merayakannya.

 

Salam,

 

Guntur Gozali

Jakarta, Kebon Jeruk, 31 Maret 2014, 21:00

http://www.gunturgozali.com

 

 

 

 

 

2 thoughts on “Samsung Galaxy Note Pro 12.2: Is big beautiful?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s