Study Abroad Survey: Toby (Arizona State University)

Responder berikut adalah, Toby, seorang anak muda yang pertama kali saya kenal ketika saya sedang memberikan training Basic Mentality untuk karyawan baru di perusahaan saya.

Tidak memerlukan waktu lama bagi saya untuk mendeteksi semangat anak muda satu ini. Dari beberapa pertanyaan dan komentar kritis yang dia lontarkan, saya sudah tahu bahwa dia akan memiliki karier yang baik di kemudian hari. Dan apa yang saya rasakan ternyata benar.

Toby adalah salah satu team inti di salah satu divisi di perusahaan saya, dan dia sangat sibuk setiap harinya. Namun saya salut dia masih memiliki waktu untuk membaca tulisan saya dan mau ikut berperan membagikan pengalamannya bagi adik2/anak2 yang berencana untuk kuliah di Luar Negeri.

Terima kasih Toby atas sharing kamu yang menarik ini, semoga kebaikanmu ini dibalaskan Tuhan berlipat ganda dalam berkat yang berlimpah di dalam hidupmu.

Mari kita simak sharing Toby:

                                        —————ooo000ooo————–

Nama: Toby

Universitas: Arizona State University

Jurusan: Computer Systems Engineering

Negara: United States

Pertanyaan Seputar Universitas

1. Mengapa Anda memilih universitas dan jurusan di atas?

Awalnya karena bingung mau apply dimana. Dan dulu sebelum tahun 2005 itu saya nilainya biasa biasa saja. Belum punya kesadaran untuk meraih prestasi tinggi.

Kebetulan 2 Om dan 1 Tante saya lulusan Electrical Engineering di ASU ini, maka saya apply kesini. Kebetulan diterima, maka berangkatlah saya.

2. Mengapa Anda memilih negara ini sebagai tujuan belajar?

 Karena orang tua saya mau saya sekolah di US.

3. Bagaimana menurut Anda proses pendaftaran ke universitas yang Anda pilih?

Process nya sangat effective n efficient. Informasi di website sangat lengkap. Mungkin hanya web Binus n UPH yang minimal mirip dengan website univ univ di US.

4. Apakah factor paling penting yang menurut Anda menyebabkan Anda diterima di universitas ini?

Jujur sekolah ini biasa saja. Saya juga baru tahu kalo sekolah ini gampang masuk, tapi susah lulus.

Di engineering tahun 2008, hanya 40percent yang sukses masuk ke tahun ke 3. Dan hanya 60percent dari 40percent itu yang lulus on time.

5. Bagaimana Anda membiayai kuliah di universitas ini?

1 tahun pertama mama saya yang membiayai. Puji Tuhan 1.5 tahun berikutnya tante saya yang membiayai (jika tidak, mungkin saya pulang Indo dah)

Pertanyaan Mengenai Pengalaman






6. Bagaimana pengalaman Anda menghadapi kehidupan jauh dari orang tua?

Salah satu tantangan terbesar dalam hidup saya. Mungkin beda jika seorang anak yang di transfer uang jajan yg cukup, dibelikan mobil,, etc. Tapi di US waktu itu saya pertama kali mendapat kesempatan biayain diri sendiri dengan part time jadi tutor.

Kangen. Sempat kesal dengan orang tua karena masalah financial. Tapi puji Tuhan disana belajar untuk tetap sayang orang tua, respect terhadap mama no matter what happens.

Sebelumnya di jakarta selalu berantem dengan kakak. Tapi disana malah kangen. Jadi belajar ber tenggang rasa, tolerir.

7. Pengalaman apa yang paling menarik dan paling menyebalkan selama bersekolah di universitas ini?

Saya di US belajar cari duit sendiri.

Belajar untuk membiasakan diri menetapkan straight A adalah satu satunya goal setiap semester.

Belajar super irit karena gaji dibawah standard hidup orang amerika.

Belajar berdoa n berharap kepada Tuhan.

Belajar culture dari orang amrik, korean, japanese, chinese (baik yg datang dari kota besar seperti shanghai sampai orang desa yang papa nya petani in sone small village near guang zhou), taiwanese, indian, orang israel, arab, kazhakstan. Wah pokoknya seru banget ngobrol sama mereka, coba makannan mereka, belajar betapa nasionalis nya beberapa dari mereka (japanese, korean).

8. Bagaimana Anda merasakan persaingan di universitas ini?

Pertama kali merasakan bersaing dalam normal curve. Apalagi ketika di 2 semester terakhir ambil class S2 dimana murid nya sudah pernah kerja di Motorola, Verizon, AT&T, Intel n beberapa tech companies lainnya.

9. Apakah Anda merasa bersekolah di universitas ini sesuai dengan harapan Anda atau orang tua?

Awalnya harapan mama, tapi setelah menjalaninya, saya sangat berterima kasih bisa mendapat kesempatan ini.

10. Perubahan paling besar apa yang Anda rasakan dari dalam diri Anda setelah berkuliah di luar negeri?

Wah. I was a nobody pak Guntur.

I couldnt even take care of myself. Very little responsibilities. Gede di jakarta naik turun mobil pak. Disana saya belajar tidak punya mobil. Beli sepeda pun beli sepeda termurah di walmart (60dollar bike).

Disana belajar untuk selalu belajar n belajar n belajar. Malah pertama masuk AdIns (red: PT Adicipta Inovasi Teknologi) bingung karena banyak waktu kosong. Lalu jadi kebiasaan masuk kantor sabtu or minggu buat kerja.

11. Bagaimana menurut Anda tentang pergaulan dengan anak-anak di luar negeri? 
Apakah mereka menerima kita sebagai orang asing, atau apa yang Anda rasakan selama bersekolah di luar negeri?

Nah ini dia. Hahaha.

Di Amrik pak, bukan cuma bule lho yang free sex. Malah menurut saya mahasiswa Jepang lebih parah.

Satu hal saya bersyukur diberikan kondisi bokek oleh Tuhan, jadi ga bisa ikut ikutan begituan pak.

Untung disana saya tahu 1 club namanya International Students Club. Awal kenal ISC karena mereka mengadakan jalan jalan 10 hari ke 5 negara bagian dengan biaya hanya 400 dollar. Lalu saya baru tahu bahwa club ini dibiayakan oleh Christian group gitu. Seneng bgt disini bisa kenal bule n anak anak international yang cukup sopan. 

Pertanyaan Optional






12. Adakah pesan yang ingin Anda sampaikan bagi saudara, teman, atau adik Anda yang tertarik bersekolah ke universitas tempat Anda belajar sekarang?

1 hal pak. Wherever we are, never stop learning. Karena kita akan diterima dimanapun jika kita bisa menjadi berkat buat orang lain. Dan kita bisa menjadi berkat jika kita memiliki skills.

We must be afraid of being a nobody.

13. Adakah hal-hal yang seandainya Anda persiapkan lebih matang sebelum keluar negeri dapat membuat pengalaman bersekolah ke luar negeri lebih enak?

Pertama adalah latihan mengemban tanggung jawab.
Ini amat sangat penting pak. Zaman skg makin makmur, banyak orang tua yang spoil anak anaknya.

Tapi justru orang tua yg seperti ini yg mampu sekolahin anak nya overseas.

Akan sangat baik apabila si anak tersebut sudah bisa bertanggung jawab (baik dalam masalah financial, pelajaran, pergaulan).

Yang kedua adalah bahasa pak. Saya sangat mati matian disana belajar to speak like an American. Else, American wont really respect me.

Saya banyak ditanya sama temen di Indo “wah English mu bagus dong?”. Saya sih cengengesan aja sambil berpikir dalam hati “being able to speak like an American is one of the most basic needs to thrive there”

14. Adakah hal-hal yang sangat ingin Anda lakukan di luar negeri yang sampai sekarang belum sempat Anda lakukan?

Saya mau bisa membantu orang lain supaya bisa hidup lebih bergairah, bersemangat, berantusias. Saya kaget banget pak banyak anak anak di AdIns dan keluarga besar saya yang bermimpi pun belum pak.

15. Apakah ada hal menarik lainnya yang ingin Anda ceritakan?

Sebelumnya saya mau berterima kasih kepada bapak yang telah sudi menerima saya di AdIns. I used to believe that I am a failure of not being able to get a job in the US. But now, I think it’s one of God’s greatest gift to be able to work here, know n learn from the people here.

Nah tugas saya berikutnya untuk menyebarkan semangat n harapan ke anak anak baru, seperti pak Johnson membangun pasukan nya pak hehehe.

—————ooo000ooo————–

Bagi pembaca yang mungkin pernah mengalami bersekolah di tempat sama, atau di negara yang sama, Jerman, mudah2an bersedia membagikan pegalamannya dengan mengisi survey yang saya post Calling All Graduates Abroad atau paling tidak memberikan komentarnya.

Salam,

Guntur Gozali,

Jakarta, 6 Oktober 2013, 19:30

http://www.gunturgozali.com

2 thoughts on “Study Abroad Survey: Toby (Arizona State University)

  1. Pagi pak Guntur, kata penutupnya ada typo dikit tuh: “Bagi pembaca yang mungkin pernah mengalami bersekolah di tempat sama, atau di negara yang sama, ‘Jerman’, mudah2an…”
    Harusnya USA pak bukan Jerman 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s