Beberapa orang mengirimkan email ke saya menanyakan sebaiknya membeli iPad Mini atau Galaxy Note?
Sebenarnya perbandingan antara iPad dengan Galaxy Note sudah pernah saya tulis dengan judul Hmmm…iPad or Galaxy Note? Namun rupanya teman2 masih juga penasaran, “Kan beda tuh iPad Mini dengan iPad?” katanya :).
Ya sutralah, daripada penasaran, saya coba share pengalaman saya menggunakan iPad mini sejak akhir Desember lalu hingga saat saya menuliskan postingan ini.
Saya tidak akan membandingkan specifikasi teknis tablet ini karena dengan mudah bisa kita browse di website. Saya juga tidak membahas featuresnya karena sudah saya tuliskan di tulisan saya sebelumnya. Saya hanya akan mengulas sedikit saja mengenai User Experience yang saya rasakan selama hampir sebulan terakhir menggunakan iPad Mini.
Ketika Apple meluncurkan produk ini, saya sama sekali tidak terpesona dengan features yang dipresentasikan oleh Tim Cook, CEO Apple Inc. Meskipun dia berusaha sekuat tenaga menjual kelebihan iPad Mini, saya hanya mencibir saja, karena memang tidak ada yang istimewa. Dan ternyata, pengamatan saya tidak salah sama sekali, hampir semua techblog mengatakan hal yang sama.
Namun rasa penasaran saya mengalahkan logika saya :). Ketika saya ingat kedua anak saya akan kembali ke Indonesia dalam rangka liburan tahun, segera saya nitip dibelikan satu.
Tanggal 18 Desember 2012 lalu, kedua anak sayapun tiba di Indonesia berikut pesanan saya. Saya tidak tahu mana yang lebih saya tunggu, anak2 atau iPad Mini pesanan saya wkwkwk….. Just kidding. Tentu saja saya lebih berharap ketemu anak2 dong, meskipun juga menunggu pesanan saya :).
Sesampai di rumah, setelah anak2 membongkar tas mereka dan menyerahkan iPad Mini yang sudah saya tunggu sejak hari pertama dibukanya pre-order iPad Mini, saya langsung men-charge baterainya dan menunggu hingga keesokan harinya untuk mengutak atik.
Saya cukup beruntung bisa memperoleh iPad Mini berwarna putih pada batch pertama. Ketika pre-order dibuka oleh Apple, saya sempat ragu2 memesannya karena ternyata frekwensi LTE bermacam-macam. Sedangkan saya tidak tahu frekwensi LTE berapa yang akan dipakai di Indonesia. Selain itu juga saya tidak tahu apakah Ipad yang dijual unlock atau lock pada operator tertentu di US.
Karena ragu2, saya sempat membatalkan pemesanan dini hari waktu US itu, dan meminta anak saya untuk menunggu office hour, untuk menanyakan apakah ipad yang dijual unlock/lock dan frekwensi LTE berapa yang cocok untuk Indonesia. Untungnya anak saya memberikan ide yang lebih baik, dia bilang pesan aja dulu, nanti kalau gak cocok kan bisa dicancel sebelum dikirim?
Betul juga pikir saya. Ya sudah, akhirnya kami pesan yang mensupport frekwensi LTE paling banyak. Warna saya pilih putih, karena iPad saya sebelumnya warna hitam, dan saya bosan dengan warna hitam. Dan click….beres, tinggal menunggu pengiriman di minggu kedua Desember, lebih lama daripada yang model WiFi.
Pagi harinya ketika saya cek di AppStore, proses delivery yang warna putih dan hitam sudah molor menjadi dua minggu. Saya baca di engadget.com, ternyata pre-order iPad Mini sudah melebihi stock, dan yang warna putih sudah out of stock hanya dalam 2 jam pemesanan pertama. Hahahaha…seneng juga menjadi orang pertama yang memesan iPad Mini White, meksipun tidak membuat iPad Mini saya lebih hebat atau featuresnya bertambah wkwkwkwk…
OK, sekarang kembali ke User Experience. Sehari setelah saya men-charge penuh iPad Mini saya, dan memindahkan semua setting dan data2 saya dari iPad2 ke iPad Mini, sayapun segera mencoba.
Kesan pertama saya mengenai iPad Mini adalah iPad ini Mini wkwkwkwk… Njengkelin ya hehehe…. Tapi swear iPad Mini seperti yang dikatakan Tim Cook, hanyalah versi mini dari iPad. Tidak ada feature baru, tidak ada aplikasi baru, tidak juga kecepatan akses baru karena LTE belum ada di Indo. Semua sama, kecuali bentuknya yang Mini dan beratnya yang sangat ringan.
Tidak ada factor WOW dan AHA selama saya menggunakan iPad Mini. Semua benar sama dengan iPad2 saya. Namun, setelah sebulan menggunakannya, saya rasa saya tidak akan kembali ke iPad2. Lho…kenapa???
Jawabnya sangat sederhana, karena Mini. Yah bener, karena Mini itu, saya jadi gampang megangnya. Saya bisa membaca sembari tidur2an dengan satu tangan, saya bisa ngebrowse dengan satu tangan. Dan saya bisa membawanya tanpa menenteng-nenteng ditangan. Ayo gimana caranya?
Masukkan kantong celana?? Tidak bisa, karena masih terlalu lebar untuk masuk kantong celana. Ayooo gimana caranya? Caranya saya selipkan di bagian belakang celana, seperti dulu waktu SMA/SMP kita menyelipkan buku dibagian belakang celana itu wkwkwkwk…. Tentu saja asalkan pakai kaos atau batik, tidak bisa kalau pakai baju yang diselipkan di pinggang. Enak wis, gak capek memegang di tangan :).
Now bagaimana kalau dibandingkan dengan Galaxy Note? iPad Mini menurut saya tidak tepat bila dicompare dengan GN 5.3” dan GN2 5.5”, karena screen iPad Mini jauh lebih lebar sehingga iPad Mini akan lebih unggul untuk digunakan ngebrowse, membaca eMag, eBook, ataupun membaca serta mengetik email.
iPad Mini juga kurang tepat dibandingkan dengan GN 10.1” karena lebar layarnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan GN 10.1”. Jadi gimana dong??
Hmmm…saya pikir, kalau saya harus merekomendasikan seseorang untuk memilih diantara GN 5.3”, GN2 5.5”, GN 10.1” dan iPad Mini. Saya akan menanyakan dulu kebutuhannya apa?
Jika hanya ingin membawa satu device yang bisa dipakai segala macam yaitu untuk menelpun, sms, sekaligus juga browsing, membaca eMag dll, maka GN 5.3 dan GN2 5.5” adalah pilihannya. Catatannya: user experience agak tidak nyaman karena penempatan tombol yang tidak dipikirkan dengan baik (sering salah pencet tombol menu, home dan back) serta user interface tidak user friendly karena “terlalu canggih” bagi orang awam.
Jika tidak keberatan membawa dua device, satu untuk hp satu lagi tablet, maka pilihannya bisa GN 10.1” yang juga bisa digunakan untuk telpun meskipun tampak aneh kalau gak pakai earphone, dan iPad Mini.
Saya sendiri berpendapat bahwa fungsi HP dan Tablet mestinya dipisahkan saja, karena tidak setiap saat kita perlu membawa-bawa tablet yang ukurannya “cukup” besar itu. Sedangkan HP sudah menjadi peralatan wajib yang kudu ada di kantong setiap saat.
Nah kalau memang mau memfungsikan tablet as tablet, yaitu untuk browsing, main game, membaca eBook atau eMag, membaca dan membalas email, serta kegiatan2 ringan lainnya, saya lebih merekomendasikan iPad Mini.
Kenapa? Pada bagian akhir tulisan saya Hmmm…iPad or Galaxy Note?, saya ada mengupdate, setelah sekian bulan menggunakan Samsung Galaxy Note (5.3” dan 10.1”) serta iPad Mini, saya akhirnya menetapkan iPad Mini sebagai pilihan saya.
Kenapa? Pertama, karena Mini itu tadi :). Kedua, karena User Interface sangat sederhana, sangat user friendly, dan menurut anak saya lebih josss performancenya jika dipakai untuk main game.
Jadi begitulah kira2 pendapat saya mengenai Galaxy Note vs iPad Mini. Tentu saja pendapat saya ini sangat subyektif, sehingga komentar maupun protes dari pembaca semua saya terima dengan tangan terbuka :).
Aku juga suka ipad mini, krn MINI, sehingga bisa ikut kemana2 krn ringan,
Mau kemanapun, cukup cemplung ke dalam tas…. 🙂
Kelihatannya lebih cocok dibandingkan dengan Google Nexus 7 daripada dengan Galaxy Notes
Sayang saya belum mencobanya, dan belum tertarik mencobanya juga 🙂
akhirnya saya bisa komen lagi di blog Pak Guntur 😀
kalo tablet yang 10″ dimasukin ke tas cewe dan digendong di bahu puegel pak…
hahahaha, encok pundak ini lama-lama gara2 berat.. jadi ujung2nya males bawa
secara tas cewe tu kan isinya dah macem-macem, ditambah tablet 10″
sengkleh booookkkk .. 😛
jadi kalo menurut saya untuk dibawa-bawa kemana-mana yang kecil memang lebih asik.. 😛
dari sisi entengnya aja ya pak… 😛
pak sekali-sekali bikin donk review pendapat Bapak tentang iOS 6 vs Windows 8
soalnya lagi rame ni temen-temen bahas dan ujung2nya ga berujung…
saya jadi tertarik tau pendapat Pak Guntur 😛
Kamu masih muda masa takut berat 🙂
Windows 8 ya? Kok belum tertarik mencoba ya. Saya sudah coba di desktop tapi kok kurang ‘sreg’ dengan UI nya, bahkan cenderung membuat saya bingung. Saya sudah tanya beberapa teman yg pakai Win 8 juga mengalami hal yang sama.
Perlu pendapat yang sudah lama memakainya. Salah satu teman mengatakan bahwa saat ini sulit mengatakan kelebihan/kelembahan Win8 sampai nanti sudah cukup lama beredar di pasaran dan aplikasi yang tersedia mulai banyak, saat itulah baru ketahuan performance/daya tahan baterai/kompatibilitas dlsb. Saat ini masih terlalu pagi untuk berkomentar kecuali tidak ada yang istimewa dari UI nya 🙂
nice info 🙂
Pak Guntur, saya lagi ada rencana beli ipad mini. Saya seorang Graphic designer dan keperluan Ipad mini tersebut diharapkan bisa menjadi media untuk presentasi, approve/mengoreksi desain dari team saya, dan tentunya diharapkan user friendly untuk sync nya karena saya menggunakan MacBook Pro. apakah menurut pengalaman bapak, dalam menggunakan Ipad Mini tersebut jika saya gunakan untuk hal2 yg saya jabarkan itu sudah mampu?
Terima Kasih.
Hi Rio,
iPad Mini cukup memadai untuk dijadikan sebagai media presentasi, meskipun tentunya akan lebih mantap kalau menggunakan iPad yang berukuran layar lebih lebar. iPad Mini menurut saya lebih tepat untuk penggunaan pribadi.
Sedangkan untuk mengoreksi design, jika hasil koreksinya berupa narasi, tentu tidak masalah. Kalau berupa editing di Photoshop, Galaxy Note memang lebih baik karena faktor S-Pen nya.
Sedangkan Sync dengan MacBook, tentu lebih mudah iPad dibandingkan GN. Namun terus terang saja, iTune sebagai aplikasi untuk sync iPad ke Mac, tidak user friedly menurut saya. Tetapi Kies, aplikasi untuk sync GN ke Mac, juga sama parahnya :).
Bingung ya? Saya juga awalnya begitu. Namun saya akhirnya memutuskan stick ke iPad Mini lebih karena sync data saya dari Outlook ke iPad lebih mudah, sementara saya belum berhasil melakukannya di GN. Mungkin kurang explore. Lagian pula, saya menggunakan Apple Tv di rumah juga lebih mudah saya control menggunakan iPad. Jadi GN saya kasihkan istri saya lah :).
Semoga membantu,
Salam,