Kepuasan batin?

Yesss…akhirnya ada lebih banyak lagi komentar yang saya terima…yeeeeyyy senangnya. Meskipun komentarnya dikirimkan ke email address saya, but it is still very cool, really appreciate it. Nah dari beberapa email yang saya terima, ada beberapa email terutama dari adik2/anak2 yang berkomentar atau lebih tepatnya protes  mengenai tulisan saya berjudul Just be who you are.

Saya tidak akan menyebutkan namanya supaya yang mengirim tidak kapok, yang penting kan issuenya? Nah beberapa komentar itu kira2 mengatakan begini: “Lho Om, kalau hati puas emang kenapa?”, yang lain “Ya biarin aja toh Om suka2 yang beli”, dan lain lagi “Yang penting kan batinnya puas Om, yang lain urusan nanti”.

Hahahaha….maaf ya adik2 bukan saya menertawakan email kalian, sama sekali tidak lho. Saya tertawa karena keluguan kalian. I like your mail, really do. Artinya kalian peduli, berpikir dan berani. Peduli dengan informasi yang kalian baca, mau berpikir dan men-challenge apa yang kalian baca dan berani mengemukakan pendapat. Salah atau benar urusan lain.

Khusus untuk hal ini saya tidak mereply satu persatu, tetapi karena topiknya menarik, saya buat posting saja sekalian, supaya sekalian menjawab pertanyaan yang ada dalam hati pembaca yang lain (jika ada :)).

Hmm..kepuasan batin. Yah memang benar, kalian tidak salah, kalau bisa membuat kita happy, bahagia, senang, nikmat, why not, ya kan??

Nah, yang mungkin kalian missed ketika membaca posting saya adalah bagaimana cara mereka memperolehnya. Mereka harus pinjam uang, atau menggunakan kartu kredit sehingga akhirnya tidak sanggup bayar dan dikejar-kejar “debt collector” alias tukang tagih. Itu yang tidak benar.

Kata kuncinya masalah sebenarnya adalah ketidak seimbangan (imbalance). Balance in everything. Makan, berpakaian, minum, bersenang-senang … berkehidupan. Semuanya kalau “terlalu” katanya tidak baik, terlalu boros, terlalu pelit, terlalu kenyang, terlalu lapar, terlalu cantik, terlalu jelek wkwkwkwk…

Saya sering juga menemui orang yang terbalik dengan cerita saya di post sebelumnya. Mereka adalah orang yang terkenal kaya raya, tapi sikap hidupnya terlalu sederhana, bahkan sangat keterlaluan sampai2 kalau ketemu kita pikir gembel . Menurut saya ini juga tidak baik ya.

Pernah suatu saat, ketika sedang mengambil uang di salah satu cabang BCA Prioritas, masuklah seorang bapak2 berumur sekitar 60 – 65 tahunan, memakai celana tetoron warna hitam yang sudah kusam (ini dulu jenis kain yang sangat popular, tdk jelas apakah masih ada hingga sekarang), berkaos putih dengan noda kuning disana-sini, bersandal japit sembari menenteng kantongan kresek merah.

Penampilan si Bapak ini istimewa sekali, karena dia memasuki ruang BCA Prioritas yang hanya orang dengan tabungan tertentu boleh masuk disana. Yang lebih luar biasa lagi, tiba2 semua pegawai di ruangan itu sontak berdiri dan mengucapkan salam: “Selamat pagi pak XXX, apakabar?”. Wahhh…luar biasa.

Ketika saya memperoleh giliran menghadap kasir, saya tanyakan keheranan saya ini ke kasir. Si kasir sembari memeriksa form yang saya ajukan mengatakan: ”Oooo itu si pak XXX, pelanggan lama, pemilik toko bahan pangan di daerah Pasar Puri pak. Kaya raya, sekali setor bisa hampir semilyar. Ya itu biasanya beliau bawa kantongan plastic begitu”.

Karena penasaran, saya tunggu sampai beliau selesai menyetorkan uang, dan saya ikuti dia keluar. Iseng aja, pingin tahu dia naik apa. Ehhh…setelah keluar bank, dia langsung kepinggir jalan, nyegat mikrolet. Alamakkk….

Satu pengalaman lagi pernah saya alami ketika menawarkan solusi E-Procurement yang dikembangkan oleh team perusahaan saya ke sebuah bank local di Jakarta. Aplikasi E-Procurement adalah salah satu aplikasi yang bisa meningkatkan produktivitas proses pembelian suatu perusahaan hingga puluhan persen.

Pada perusahaan besar, urusan pemenuhan kebutuhan pembelian barang untuk kebutuhan sehari-hari amatlah rumit. Apabila perusahaan itu memiliki karyawan 10.000 orang, dalam sehari bisa muncul ribuan kebutuhan pembelian barang seperti form2 aplikasi, transfer, ballpoint, kertas, tinta printer, computer, notebook dll dll dll. Nah, solusi E-Procurement membantu proses yang biasanya dilakukan manual menjadi suatu proses yg dilakukan secara automatic.

Singkat cerita, aplikasi ini dibutuhkan oleh semua perusahaan besar, dan kamipun akhirnya berhasil menemui salah satu direktur di bank tersebut, yang rupanya merupakan anak pemilik bank ybs.

Setelah selesai kami presentasi, beliau dengan suara tegas mengatakan:”Bagus, bagus sekali, tetapi saya rasa proses procurement di bank saya sudah sangat luar biasa bagusnya. Bahkan karyawan saya pernah mengatakan begini: Pak, kenapa isi stapler yang sudah nempel di dokumen2 lama kita, tidak sekalian saja kita cabuti dari dokumen2 lama, terus kita luruskan untuk dipakai lagi”. Beliau sambil cerita begitu tertawa dengan bangganya.

Seusai presentasi, dan pada saat menuju ke lift gedung, salah satu managernya membisikkan ke saya: “Ya begitulah pak, si Boss ini, pelitnya luar biasa. Dia kira komentar teman2 itu memuji dia, padahal kita sudah sebel banget dengan kepelitan dia. Kita tuh sebenarnya nyindir dia, ehhh malah bangga.”.

Haizzz…memang orang banyak yang aneh2, yang extreme2. Saya sering merenung buat apa ya orang nyari uang mati2an, kerja siang malam, 7 hari seminggu, 24 jam sehari tetapi tidak menikmati hidup? Menumpuk uang di bank, emas di kamar mandi, permata di dapur, emang kalau kita sudah mati bisa dibawa semua itu ? Emang bisa? Coba baca tulisan Om mengenai In the End…We’ll bring nothing, but we’ll leave something .

So menurut Om, kalian tidak salah bahwa kita perlu juga enjoying life, membeli atau menikmati sesuatu yang membuat batin kita puas, bahagia atau enjoy, tapi ukur juga kemampuan kita ya, balance, jangan extreme kiri atau extreme kanan.

How about that? Are agree you with that?

Dear reader, jika apa yang saya tulis berguna/bermanfaat, just click Like, that you agree with it. Tq  . 

 

16 thoughts on “Kepuasan batin?

  1. Good post sir. I found your blog useful for daily thougts…. Cari duit dan ‘habisin’ duit, spent some, but leave most of them for future planning…. Kecuali kepepet yah haha….

  2. Teman saya pernah tanya kepada saya, kenapa kamu makan ditempat itu? padahal kan mahal. Saya jawab saya gak peduli itu mahal selama kualitas dari makanannya seimbang dengan harga yang saya keluarkan. itu yang namanya KEPUASAN BATIN.

  3. Artikel pak Guntur bagus2 hampir semua saya baca…

    Mungkin saya bisa menyumbangkan sudut pandang lain, bahwa mahal atau murah nya suatu barang hanyalah ilusi/konsep, karena bagi yang sanggup (orang sangat kaya) maka harga yang sangat mahal sekalipun bisa jadi murah, lain lagi kalau kita menimbang nya dari segi value nilai tambah barang tsb, apakah worthed atau tidak, apakah mubazir atau tidak regardless of its price.

    Sekalipun barang itu mahal tapi sangat worthed (pergi ke tempat wisata satu2nya di dunia, makanan paling enak yang tiada dua nya di dunia, biaya medis mahal tapi bisa menyembuhkan), dan sebaliknya jika barang itu walaupun murah tapi seandainya tidak worthed (barang elektronik murah tapi membuat frustasi pemiliknya karena error melulu, baju murah dicuci 1x luntur, tenaga kerja sangat murah tapi tidak terampil).

    Jadi menurut saya kl seseorang memilih hal yg secara value dan manfaatnya sesuai dengan harganya, maka orang tsb sudah balance

    Mari kita lihat beberapa skenario ini:
    1. Worthed tidak ya parkir di hotel bintang lima yg harganya 10x lipat harga parkir biasa padahal kan sama2 parkir
    2. Worthed tidak ya minum coca cola di hotel yg jauh lebih mahal di bandingkan beli di supermarket, padahal rasa nya sama, mendingan minum sesuatu yg hanya tersedia di hotel ini dan tidak tersedia di tempat lain walaupun mungkin malah lebih mahal dari coca cola tapi kan lebih worthed dari segi manfaat new experience
    3. Worthed tidak ya beli baju sekarang di harga 100% saat tidak diskon dibandingkan beli baju yg sama persis pada saat diskon 50%, padahal bajunya sama
    ..dan masih banyak lagi

    Setuju?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s