In the End, We’ll Bring Nothing….But, We’ll Leave Something.. [Repost]

Tulisan ini saya dedikasikan bagi dua orang yang luar biasa, yang telah menginspirasi banyak orang baik secara langsung ataupun tidak, termasuk salah satunya adalah saya sendiri.Mereka ada dua putera bangsa yang luar biasa, Bp. Alm. Michael D Ruslim (ex Presdir Astra International) yang telah meninggalkan kita pada tanggal 20 Januari 2010 dan Om William Soeryadjaya (founder Astra Group) yang juga telah kembali ke rumah Bapa pada tanggal 2 April 2010 lalu.

Dua tahun yang lalu, tepatnya tgl 5 April 2010, saya berkesempatan mengikuti prosesi / upacara pemakaman jenazah Bpk. Alm. William Soeryadjaya yang lebih akrab dipanggil dengan Om William. Beliau dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir di San Diego Hills, Karawang.

Mengikuti keseluruhan proses dari rumah duka RSPAD Gatot Subroto hingga ke San Diego Hills, hingga selesainya upacara pemakaman, memberikan pelajaran yang luar biasa bagi saya yang orang kecil ini. Ribuan tamu-tamu yang hadir ke rumah duka, iring2an mobil yang mengikuti mobil jenazah dan ratusan bahkan mungkin ribuan karangan bunga yang terpapar baik di rumah duka maupun di lokasi pemakaman sudah bisa menceritakan orang seperti apa yang sedang dimakamkan.

Hal ini mengingatkan saya pada peristiwa serupa ketika saya melayat ke tempat disemayamkannya jenazah Bpk. Michael D Ruslim di bilangan perumahan super elite di Patra Kuningan. Ketika saya tiba di lokasi perumahan, saya sampai terbengong-bengong kayak orang bego melihat pajangan karangan bunga yang mengitari hampir seluruh perumahan. Selain itu pula, ratusan manusia lalu lalang untuk sekedar mengucapkan bela sungkawa dan berdoa di sisi jenazah.

Dua peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat langka yang bisa saya ikuti dengan mata kepala sendiri. Dua peristiwa duka dari dua orang luar biasa, yang telah mengubahkan kehidupan banyak orang. Yang satu adalah pendiri Astra Group, yang pernah menjadi konglomerat terbesar kedua di Indonesia, dan yang satu lagi adalah salah satu komandan tertinggi Astra Group hingga akhir hayatnya. Keduanya kebetulan pernah mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap jalan pikiran dan kehidupan saya.

Sebagai founder Astra, Om William terkenal sangat visioner, gigih, namun juga orang yang sangat memegang teguh etika berbisnis. Beliau yang menorehkan dasar2 berkehidupan di perusahaan Astra, yang lebih dikenal dengan Catur Dharmanya. Nilai yang tercantum di dalam Catur Dharma ini yang sangat mempengaruhi cara berpikir saya akibat brain-washing pada saat saya menjadi trainee di Astra dulu. Nilai2 itu yang hingga kini saya pegang teguh untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan juga bekerja.

Sedangkan pak Michael, pernah menjadi atasan tidak langsung saya pada saat saya bekerja di Astra Credit Companies. Saya mengikuti karier beliau mulai dari posisi GM di Astra, kemudian merangkak naik menjadi Direktur di ACC, menjadi Direktur di Astra International hingga akhirnya menjadi Presdir Astra International. Suatu prestasi yang luar biasa mengingat begitu banyak professional2 yang canggih2 di Astra Group.

Saya sempat beberapa kali berdiskusi dengan beliau dan merasakan cara kepemimpinannya yang “cool”, serta keputusan2nya yang bijaksana. Dan beliau juga pernah memutuskan satu keputusan yang sangat berani, yang bahkan ditentang oleh direktur lain, namun pada akhirnya membuat saya memiliki kesempatan membangun Credit Card System. System yang paling rumit yang sempat saya kembangkan sendiri, dan menjadi kebanggaan saya.

Namun, pada saat saya bersimpuh disisi jenazah beliau, pada saat saya berdoa dengan khusuk kepada Tuhan agar beliau diterima dan diberikan tempat yang terbaik disisiNYA, saya juga memperhatikan bahwa segala perjuangan beliau yang luar biasa itu, pada akhirnya tidak bisa dibawanya pergi. Di depan mata saya, saya hanya melihat sesosok tubuh, tubuh orang yang saya hormati, terbungkus selembar kain kafan berwarna. That’s it ! Nothing more, nothing less.

Setelah puluhan tahun merambat, meniti karier yang sedemikian panjang dan gemilang, setelah sekian lama mengasah otak dan kepandaian untuk bisa menduduki posisi paling terhormat di Astra International, akhirnya beliau harus takluk pada kekuasaanNYA, melalui penyakit Demam Berdarah. Betapa ironisnya, betapa tidak tepatnya cerita kehidupan pak Michael harus ditutup.

Tapi itulah yang terjadi. Itulah yang saya lihat sendiri. Itulah yang terpampang jelas satu meter di depan saya.

Dan itulah juga yang saya lihat, kembali terjadi hari ini di San Diego Hills. Saya menyaksikan peti mati yang berisi orang yang sangat dihormati oleh kawan maupun lawannya di dunia bisnis, diturunkan pelan2 ke lubang kubur. Nothing more, nothing less, just peti mati.

At the end….we bring nothing….not even our clothes:(.

Tetapi, melihat ratusan karangan bunga, ratusan mobil pengantar, puluhan halaman ucapan bela sungkawa di koran2 dari bermacam perusahaan, dan ribuan orang yang mengantar, saya kemudian mengangguk-anggukkan kepala.

Yes, they bring nothing….but they left something…

Mereka meninggalkan nama yang harum, mereka meninggalkan kenangan yang indah, mereka meninggalkan jasa yang luar biasa, mereka meninggalkan orang2 yang kehidupannya diubahkan, mereka meninggalkan….

Dan kemudian saya teringat akan Bapak Bangsa Indonesia, Bpk. Alm. Presiden Suharto, yang pada saat meninggalnya disumpah serapahi banyak orang, dimaki-maki orang sebagai koruptor dlsb padahal jasanya juga tidak sedikit bagi bangsa ini. Semua hanya karena beliau dituduh mengumpulkan harta benda duniawi secara berlebihan melalui cara2 yang tidak disukai masyarakat banyak, namun akhirnya tidak juga bisa dibawa pergi. Boro2 membawa harta duniawi, bahkan membawa tubuh sendiripun tidak bisa.

Sementara itu, sesosok Gus Dur yang sedemikian sederhana, hingga akhir hayatpun tetap sederhana, memperoleh penghormatan yang luar biasa sekali, sampai2 semua golongan masyarakat dari berbagai latar belakang, suku, agama dll merayakannya dalam berbagai peringatan akan beliau.

So…lama saya termenung, ngapain ya kaya raya gemah ripah loh jinawi kalau disumpahi semua orang?

Apa arti kekayaan, kemasyuran, kehebatan kalau tidak untuk dirasakan orang sekitar?

Buat apa diberkati kalau tidak bisa menjadi alat berkatNYA? Buat apa ya?

Pada akhir acara penguburan Om William itu, koor menyanyikan lagu Kristiani yang kalau tidak salah bunyinya: Pergilah..pergilah…Bapa Besertamu…Kita nanti kan bertemu lagi…

Selamat jalan Om William, Selamat jalan Pak Michael….

Semoga saya bisa menemui Om William dan Pak Michael dengan kepala tegak karena bisa menjadi orang yang berguna seperti kalian berdua…

4 thoughts on “In the End, We’ll Bring Nothing….But, We’ll Leave Something.. [Repost]

  1. saya sangat suka sekali membaca kisah inspiratif dari Om (ciealah sok kenal panggilnya 😛 hahaha ) setiap kisahnya suka membuat saya berpikir mengenai kehidupan saya sendiri :).
    *blog Om tidak sengaja saya temukan ketika ingin mencari review about Galaxy Note 10.1 😛
    hehehe.

    ouw ya, kalau saya boleh tau, apa isi dari catur dharma tersebut ya ??

    Thanks buat Informasi,& Kisah2 Inspiratif nya :), semoga semakin banyak org yg membaca blog Om ini.. 🙂

    Keep Writing 😀

    • Hi Desy,

      Terima kasih atas komentarnya. Saya senang sekali membaca komentar kamu, masih muda tapi sudah bisa mengambil hikmah dari pengalaman orang lain. Itu artinya end in mind Om menulis di blog ini tercapai yaitu agar apa yang sudah Om alami bisa menjadi pelajaran bagi kalian yang muda2.

      Isi Catur Darma Astra itu seperti ini:
      – Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara
      – Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan
      – Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama
      – Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik

      Sekali lagi terima kasih, semoga tulisan Om bermanfaat di dalam hidupmu. Dan terima kasih atas supportnya untuk terus menulis.

      Salam,

  2. sebelumnya saya ingin berterimakasih juga, karena comment saya sudah di balas 🙂

    mungkin dari catur darma astra yg paling banyak saya lakukan adalah point 2 😀
    tapi saya tidak akan melupakan point no 3 & 4 juga. 🙂
    dan untuk point 1 sendiri, kalau saya mengingat bangsa & negara ini merasa miris. seperti cth. kita sudah membayar pajak & uangnya malah di korupsi sama pejabat2 pajak itu sendiri.
    kadang kalau ada berita soal korupsi, sudah sampai bosen saya baca/nntonnya. =_=

    ouw ya kalau saya ingin mengirimkan email untuk berkonsultasi apakah boleh ?? ( mungkin mengenai pekerjaan / kehidupan saya. )

    Thanks Om 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s