Komentar Dikit Napa… :) (2/4)

Keempat, karena budaya malu. Nah alasan satu ini sebenarnya sangat berbahaya kalau dipelihara. Ini adalah budaya masyarakat Asia yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Kita takut pertanyaan atau pernyataan yang kita kemukakan nggak keren, bodoh, gak mutu, malu2in dlsb.Padahal, perlu disadari bahwa TIDAK ADA PERTANYAAN YANG BODOH. Yang ada adalah BODOH KALAU TIDAK BERTANYA.

Eiiitt….kalian tentu protes, si Om berani2nya mbodoh2in kita2 yang pinter2 ini.

Ya bener, saya katakan bodoh kalau kita tidak memanfaatkan kesempatan kalau diberi waktu bertanya, apalagi oleh orang yang jarang kita temui. Jangan buang kesempatan kalau bertemu dengan dosen tamu seperti saya misalnya…caileee…zombie bener si Om ini :).

Supaya lebih mudah menjelaskannya, baiklah saya beri contoh apa yang saya alami puluhan tahun lalu, pada saat saya masih menjabat sebagai Manager di salah satu anak perusahaan Astra.

Oleh karena jabatan saya ketika itu, saya dicomplain oleh salah seorang Presiden Direktur salah satu Bank terkenal di Indonesia, yang sosoknya sangat terhormat di masyarakat. Dia merasa keluarganya dirugikan oleh layanan perusahaan tempat saya bekerja.

Saya kemudian diminta oleh boss saya, menjelaskan ke beliau mengenai latar belakang dan solusi atas kejadian yang kurang mengenakkan keluarga beliau tersebut. Pada saat itu untuk menemui beliau susahnya minta ampun, berkali-kali janji ketemu dengan beliau tidak terlaksana karena kesibukan beliau, sampai akhirnya saya berhasil juga memperoleh waktu beliau yang sangat berharga.

Sesaat sebelum pertemuan, saya diberitahu oleh sekretaris beliau untuk menjelaskan secara singkat dan cepat karena beliau hanya bisa meluangkan waktu 15 menit saja. Sayapun menganggukkan kepala dan segera memasuki ruangan beliau.

Segera setelah duduk dan menjelaskan duduk masalahnya, beliau mengucapkan terima kasih banyak atas kesalah pahaman yang terjadi dan mengatakan begini: ”Oke, terima kasih Guntur (langsung menyebut nama saya), saya kira cukup jelas penjelasan kamu tadi. Ada yang mau kamu sampaikan lagi atau sudah cukup?” sambil mengambil ancang-acang untuk berdiri.

Hehhh!!! Saya yang memang sudah mempersiapkan diri bahkan jika tidak diminta bertanya, cepat2 mengambil kesempatan ini dan mengajukan pertanyaan yang mungkin paling bodoh sedunia.

Saya bertanya begini:”Pak, kalau boleh saya tanya, apakah bapak sudah merasa sukses?”

Hehehehehe…edan kan? Beliau yang tadinya sudah hampir berdiri untuk mengantar saya keluar ruangannya, kemudian duduk lagi. Memandang saya dengan pandangan yang saya tidak tahu artinya, mungkin pandangan aneh kok ada ‘sontoloyo kenyut’ di depan dia nanya seperti itu.

Saya jadi deg2an, apa saya salah tanya ya, apa pertanyaan saya kurang ajar ya. Duhh…mati dehh…bakal diusir deh…. Tapi tidak, setelah sejenak beliau tertegun, dia mulai tersenyum kecil dan kemudian terbahak….

Fiuhhhh……

Dan apa yang terjadi setelah itu, dia berceria mengenai perjalanan karier beliau dari mulai tidak apa2, menjadi pegawai rendahan, bekerja keras, office politik, keberhasilan, kegagalan dan lain lain, dan lain lain hingga lebih dari 2 jam, sampai2 harus membatalkan 2 atau 3 meeting beliau. Semua itu terjadi hanya gara2 si sontoloyo di depannya menanyakan pertanyaan yang tidak pernah dia peroleh sebelumnya. Wakakakakakkkk…..

Was that a stupid question??? Silly question?? No meaningful question?? Nope. Gara2 pertanyaan tolol itu, saya jadi dapat kuliah gratis mengenai kehidupan ini, pengalaman beliau, hal2 yang belum saya alami dan pasti akan saya alami, dan tidak terhitung nasehat2 luar biasa lainnya. Dan…beliau jadi mengenal saya dengan baik.

Mengapa kok demikian?

Continue to Part 3…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s