Tulisan ini saya khususkan buat adik2 tercinta, yang sudah cinta mati dengan Twitter dan atau Facebook. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi masa depan kalian.
“Apa yang pertama kalian lakukan setelah bangun tidur?”…. Itulah pertanyaan Romo yang memimpin ibadah minggu lalu di Gereja kami sembari turun dari panggung tempat dia biasa berkotbah. Pertanyaan ini ditujukan oleh Romo kepada anak2 yang duduk di bangku deretan depan Gereja.
Tidak seperti biasanya Romo di Gereja kami berkotbah sambil jalan-jalan kesana kemari menghampiri anak2 yang menjadi sasarannya. Anak pertama yang berhasil disamperi si Romo malah bersembunyi di ketiak mamanya sembari malu2 mengatakan tidak mau ditanya. Sedangkan anak kedua dengan tegas menggeleng-gelengkan kepalanya ketika Romo menanyakan :”Boleh gak Romo bertanya?” :).
Setelah 3 kali menemui kegagalan karena tidak ada anak yang bersedia ditanyai, akhirnya si Romo berhasil juga menghampiri seorang anak laki2 berusia kurang lebih 10 tahunan. Dengan gagah berani dia berdiri menantikan kedatangan Romo yang sedang berjalan menuju dia.
Kembali Romo bertanya :”Boleh nggak Romo bertanya ke kamu?”, dengan mantap si anak mengangguk-anggukkan kepalanya, dan Romo mengulangi kembali pertanyaannya:
“Apakah yang pertama kali kamu lakukan setelah bangun tidur?”
Seluruh umat terdiam menantikan jawaban si anak pemberani itu. Sejenak kemudian terdengar dia menjawab:
“Ngambil BB saya Romo, twitting!” teriaknya lantang….
GRRRRR…..huahahaha….serentak seluruh umat tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban spontan dan tanpa merasa bersalah ini, termasuk si Romo yang tidak menduga jawabannya seperti itu. Saya kira, hampir semua orang berharap jawabannya adalah: sikat gigi, mandi, atau yang lebih hebat berdoa untuk bersyukur kepada Tuhan atas penyertaanNYA sepanjang malam hingga paginya…jawaban ideal.
Namun jawabannya…. TWITTING…. Hehehehehe……..
Lucu ya ???
Tidak!! Sama sekali tidak…bahkan sesungguhnya menyedihkan.
Lho…kenapa, emangnya salah apa dengan Twitting??
Mungkin adik2 semua menganggap pandangan saya kuno, tidak mengikuti perkembangan jaman dan teknologi, tidak mau terbuka pikirannya dlsb. Mungkin sebelum kita kupas bersama2 pernyataan saya ini, adik2 perlu mengetahui bahwa saya seneng sekali mengikuti perkembangan terakhir technology, at the level of upto the minute, bahkan mungkin jauh lebih updated dari sebagian anak muda yang setiap hari sudah berkecimpung dengan gadget2. Namun saya tetap menganggap jawaban anak tersebut menyedihkan.
Hal mengenai Twitting dan Facebooking ini sering saya jadikan bahan diskusi dengan peserta training Basic Mentality yang selalu saya adakan bagi karyawan baru di perusahaan saya. Seluruh peserta training ini adalah anak2 muda terbaik yang baru lulus perguruan tinggi serta kemudian lolos proses rekrutmen di perusahaan saya.
Saya sering menantang mereka untuk menjelaskan ke saya apakah Twitting dan Facebooking adalah kebiasaan yang bermanfaat/productive?