Study Abroad Survey: Benita (UC Berkeley)

Responder ketiga adalah puteri dari teman lama saya ketika dulu masih sama2 bekerja sebagai professional di Astra. Kedua orang tua Benita, nama si gadis manis yang tampak sangat santun ini, adalah kenalan baik saya. Kami masih tetap berteman hingga sekarang meskipun kami sama2 sudah tidak lagi di Astra.

Saya baru tahu kalau putri teman saya ini juga di UC Berkeley melalui putera saya, Ivan. Benit, demikian panggilan akrabnya di kampus, membagikan pengalaman yang sangat bagus dan enak untuk dibaca. Gaya bahasanya santai, typical anak muda, tetapi juga penuh penuh dengan nasehat2 khas ibu2 begitu hehehe…

Sharing seperti ini sebenarnya yang saya harapkan, sharing yang mengupas pengalaman pribadi yang tidak ditemui di website2 Universities. Nice sharing, Benit :).

Terima kasih Benit atas sharing kamu yang menarik ini, semoga kebaikanmu ini dibalaskan Tuhan berlipat ganda dalam berkat yang berlimpah di dalam hidupmu.

Silakan simak:

—————ooo000ooo————–

Nama: Benita

Universitas: University of California, Berkeley

Jurusan: Nutritional Science – Dietetics

Negara: United States

Pertanyaan Seputar Universitas

1. Mengapa Anda memilih universitas dan jurusan di atas?

Saya memilih UC Berkeley jujur saja karna namanya. It is a well known public university in the states and I believe that tidak semua orang bisa dapat kesempatan untuk bersekolah disini meskipun mereka mau/mampu.

Mengenai jurusan Nutritional Sciences: dulu waktu kecil, my dream job was to be a pediatrician, dokter anak soalnya saya suka anak2 and health and wellness is my passion. The problems are I hate to see blood/surgery/organs/etc. in which every pre med students have to deal with. Maka dari itu saya memilih untuk belajar menjadi nutritionist: “dokter” nutrisi yang ga perlu berurusan sm darah etc etc.

2. Mengapa Anda memilih negara ini sebagai tujuan belajar?

Pertama karena saya ingin memperlancar bahasa Inggris saya. Bahasa Inggris menurut saya penting: bisa untuk networking, belajar dr website2 berbahasa Inggris di internet, social media, buku, dll.

Kedua, karna supaya saya juga belajar menjadi lebih mandiri dengan tinggal sendiri.

3. Bagaimana menurut Anda proses pendaftaran ke universitas yang Anda pilih?

Saya dulu pertama ke Diablo Valley College dulu selama 2 tahun. Alasannya adalah karena saya pribadi merasa ada perlunya menjalani masa transisi mengingat bahwa high school saya kan nasional (pakai bahasa Indonesia).

Meskipun sudah les Inggris sejak kelas 1 SD, saya belum punya enough confident untuk langsung apply ke uni. Fortunately, decision saya untuk ke community college saya rasa sangat baik. Selain menghemat biaya, saya juga benar2 belajar math/chem/bio in English.

First semester was the toughest soalnya bener2 saya belajar kayak dari awal lagi meskipun semua contentnya udah pernah saya dapatkan dari SMA, tapi tidak dalam bahasa Inggris.

Kalau pas mau masuk ke Berkeley: rasanya tergantung majornya juga.

For business kayanya toughest of all. In general it was tough soalnya untuk UC Berkeley and UCLA ngga ada sistem tag seperti uni2 lain. Jadi bener2 harus get a good GPA and an awesome personal statement.

Tips2nya: go to your advisor pas di college to make sure that all classes are transferable. Start early on your personal statement and make sure let other people read yours and give feedback. Trus just keep in mind bahwa kita ke US untuk menuntut ilmu, itu yang paling penting. When you keep that in mind, bakal lebi gampang untuk tetap moving on with life and do our best.

4. Apakah factor paling penting yang menurut Anda menyebabkan Anda diterima di universitas ini?

Personal statement and GPA

5. Bagaimana Anda membiayai kuliah di universitas ini?

Dibiayai orang tua.

Pertanyaan Mengenai Pengalaman






6. Bagaimana pengalaman Anda menghadapi kehidupan jauh dari orang tua?

Homesick, repot, semua harus sendiri, mau makan harus either masak or beli makanan sendiri, ngga ada mbak, harus cuci baju kalau mau ada baju bersih, ngga ada yg ingetin untuk belajar….. hidup jauh dari orangtua itu susah.. menurut saya.

Susah, tapi bukannya tidak mungkin. Malahan saya encourage people untuk coba hidup jauh dari orangtua supaya kita semua bisa lebih menghargai, menyayangi, orangtua kita dan juga betapa orang tua itu sayang sekali sama kita.

7. Pengalaman apa yang paling menarik dan paling menyebalkan selama bersekolah di universitas ini?

Paling menyebalkan: mau enroll di kelas business. Waitlist lama2 tapi ga dapet kelas akhirnya harus ambil summer class, padahal untuk major saya, kelas business itu required, tapi Haas memprioritaskan anak2 undeclared business major…..

Yang paling menarik: I love Berkeley in the morning. Waktu kelas jam 8 pagi, jalan kaki ke sekolah, with a cup of coffee, sambil diiringi musik,  saya selalu merasa bersyukur bisa sekolah di tempat ini.

8. Bagaimana Anda merasakan persaingan di universitas ini?

Saya merasanya biasa biasa saja.. Again, rasanya tiap major atau department beda.. ada yang persaingannya super ketat ada yang ngga. Major saya kebetulan bukan yang kelasnya besar jadinya kita kenal satu sama lain dan saling bantu.

9. Apakah Anda merasa bersekolah di universitas ini sesuai dengan harapan Anda atau orang tua?

Both orang tua dan saya sendiri. Papa saya memang ingin anaknya belajar mandiri dengan tinggal sendiri selepas SMA, and we are very grateful that saya bisa end up bersekolah disini.

10. Perubahan paling besar apa yang Anda rasakan dari dalam diri Anda setelah berkuliah di luar negeri?

Perubahan sudut pandang.

Dulu sewaktu masi di Jakarta, saya bersekolah di Sanur, sekolah Katolik yang disiplin setengah mati, anak nya baik2 (ngga aneh2), jadi dunia itu buat saya sangat indah kaya ngga ada celanya, kayak naive banget.

Baru lah setelah saya pindah ke sini baru saya melihat the real world. Orang party2 tapi rajin, orang ngerokok tapi baik, orang ngga ngerokok tapi males dan tukang buang2 uang; semuanya jadi kayak ngga hitam putih lagi; saya merasa saya jadi less judgemental and lebih menerima orang apa adanya, menghargai perbedaan.

Perubahan lain… saya jauh jauh jauh lebih mandiri. Apa apa sendiri, mesti responsible not only di school tapi juga other things like housing, school, medical, groceries, friendship, feelings, love, church, etc etc.

Saya juga belajar bahwa life goes on and semua ada jalannya: jalan terbaik yang udah ditentuin sama yang diatas.

11. Bagaimana menurut Anda tentang pergaulan dengan anak-anak di luar negeri? 
Apakah mereka menerima kita sebagai orang asing, atau apa yang Anda rasakan selama bersekolah di luar negeri?

Pertanyaan Optional






12. Adakah pesan yang ingin Anda sampaikan bagi saudara, teman, atau adik Anda yang tertarik bersekolah ke universitas tempat Anda belajar sekarang?

Have the courage to apply!

UC Berkeley emang sounds like a BIG name, kayanya cuma orang2 wow yang pinternya dewa yang bisa masuk (impressionnya).

Ngga pede and takut ditolak, it’s normal. I felt the same way too.. The environment and homeless etc.. well, you’ll get used to them 😛

13. Adakah hal-hal yang seandainya Anda persiapkan lebih matang sebelum keluar negeri dapat membuat pengalaman bersekolah ke luar negeri lebih enak?

Not really.

Bersekolah di luar negeri rasanya ngga bakalan enak at the beginning, but it will eventually. I think the best way to learn is to learn the hard way.

—————ooo000ooo————–

Bagi pembaca yang mungkin pernah mengalami bersekolah di tempat sama, atau di negara yang sama, Jerman, mudah2an bersedia membagikan pegalamannya dengan mengisi survey yang saya post Calling All Graduates Abroad atau paling tidak memberikan komentarnya.

Salam,

Guntur Gozali,

Juanda, Surabaya, 6 Oktober 2013, 17:30

http://www.gunturgozali.com

1 thought on “Study Abroad Survey: Benita (UC Berkeley)

  1. Honestly, I really want to know Benit’s grades were in Sanur? Seriously, I have a friend who got Straight A (perfect 4.0 GPA when she graduated bachelor of Electrical Engineering in ASU). I thought that one with perfect GPA could literally get into any graduate school one could wish. But I heard that she was only accepted in 3 of the 10 top engineering school in the States. She didn’t get accepted in UCB, but she ended up joining Stanford.

    Boy oh Boy, I still think that UCB is a HUGE GIGANTIC name that I might not ever be able to get into.

    Quote from Benit’s comment “Yang paling menarik: I love Berkeley in the morning. Waktu kelas jam 8 pagi, jalan kaki ke sekolah, with a cup of coffee, sambil diiringi musik, saya selalu merasa bersyukur bisa sekolah di tempat ini.”

    I was reading this sentence 4-5 times, and reminiscing my bike ride to class on early morning classes. That was really pleasant (read: summer class is not included hahahaha). I think this is one experience that students in Indo couldn’t experience, especially in univ located in Jakarta area. (yang ada nyeberang di binus itu hectic banget sama bajaj n mikrolet n motor hehehe).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s