Fiuhhh…tidak terasa waktu terbang secepat angin, setahun sudah peristiwa yang mengguncangkan dunia itu telah berlalu. Setahun sudah orang yang kontroversial itu meninggalkan kita pada usianya yang relative masih sangat muda, pada puncak performancenya, pada saat seluruh dunia menantikan setiap inovasinya.
Hingga hari ini saya masih bisa merasakan kehilangan sosok keras kepala, sombong namun sangat innovative ini. Saya masih teringat betapa setiap kali ada berita mengenai acara Keynote Speaker dari Apple, seluruh dunia ribut memberitakannya, dan kemudian ramai menonton video clipnya yang selalu berisi presentasi yang sempurna dari Steve.
Penantian acara Keynote dari Apple itu selalu menjadi penantian yang mengasyikkan bagi para pencinta produk2 innovative dari Apple. Membaca kehebohan para fanboy Apple di techblog2 adalah merupakan suatu keasyikan sendiri. Mereka berlomba menebak-nebak apa yang akan disampaikan Steve, bahkan sampai membuat prototype versinya sendiri :).
Ketika iPad pertama diluncurkan, banyak tebakan2 didunia maya menyatakan bahwa iPad akan menggunakan system operasi sama seperti yang digunakan notebook Mac, menggunakan external disk, menggunakan kamera dslb. Bahkan mereka membuat prototype sendiri seperti bayangan mereka.
Namun ketika diluncurkan, jauhhh dari yang mereka idam2kan. Semua marah2, kok tidak seperti yang diharapkan pasar, kok tidak ada ini, kok tidak ada itu, kok tombolnya cuma satu. Namun, setelah diluncurkan, tidak ada seekor makhlukpun yang bisa membantah keberhasilan iPad ini :).
Heeeh…ternyata itu semua sudah berlalu setahun lalu.
Sekarang acara Keynote Speaker dari Apple masih tetap dinantikan, namun gregetnya sudah tidak seperti dulu lagi, apalagi pada beberapa kali penampilan Tim Cook, pengganti Steve, jauh dari charisma sang Maestro. Apalagi produk yang diluncurkan sama tidak gregetnya seperti dulu…ahhh…kenapa kok Steve pergi secepat itu sehh? :(.
I missed the way he presented the keynote, I missed his style, I missed his voice, and most of all, I missed his innovation :(.
Saya hampir tidak memiliki sosok yang saya anggap sebagai legend di dalam hidup saya. Saya tidak memiliki seorang tokoh yang secara psikologis membuat saya menaruh hormat dan juga sumpah serapah seperti yang saya rasakan terhadap beliau. Dan saya yakin demikian pula halnya dengan jutaan manusia di jagat raya ini.
Bagaimana tidak menyumpah serapah? Produk2 yang dia luncurkan semuanya sama sekali tidak mempedulikan apa yang diributkan oleh sebagian besar penggunanya. Dia tidak pedulikan semua itu, dia buat sesuka hatinya, bahkan tanpa menggunakan menggunakan group test yang biasanya dilakukan perusahaan lain untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan product yang akan diluncurkan.
Namun, meskipun tanpa mendengarkan masukan2 dari penggunanya, product yang dia buat menyusup dengan baik ke setiap relung hati pemakainya. Hampir semua innovasinya diterima oleh market dengan baik, hal yang menyebabkan Apple menjadi perusahaan termahal di seluruh jagat hingga saat ini.
Salah satu berita yang saya baca menyatakan bahwa hasil penjualan product iPhone saja, lebih besar dari hasil penjualan SELURUH product Microsoft, perusahaan musuh bebuyutan Steve Jobs :). Hanya iPhone saja lho, belum lagi MacBook, iTunes dll.
Kemarin sore setelah selesai saya meeting di Starbucks Central Plaza, saya sempat iseng2 memperhatikan sekeliling saya. Alamakk…kanan kiri depan belakang, dan orang yang lalu lalang, sebagian besar menenteng tablet PC (sebagian besar iPad), semuanya sibuk gores sana sini dengan jarinya.
Hasil survey membuktikan bahwa penjualan PC dan Notebook turun drastic seluruh dunia, sebaliknya penjualan tablet PC meningkat dengan pertumbuhan yang luar biasa. Semuanya adalah akibat ulah si kontroversial ini.
Saya yakin pembaca sudah sering melihat bayi2 yang bahkan berjalanpun belum lempeng sudah menggores-goreskan jarinya di layar iPad. Saya sering melihat pasangan muda mendorong kereta bayi dimana si bayi sedang assyik bermain iPad. Alamakkk…saya berumur hampir setengah abad baru sempet pegang iPad, si koenyil yang masih ngompol itu sudah senyam senyum sendiri dengan iPadnya.
Bukan hanya bayi, bahkan Opa Oma yang dulunya alergi dengan perangkat sejenis computer, sering kali saya lihat menggunakan iPad. Selain untuk membaca berita, juga ber Face Time ria dengan cucunya. Semuanya tinggal click dan gores. As long as you can point with your fingertips, you can use it, begitu kira2 konsep si Steve. Ohhh…indahnya teknologi…Thank you Steve.
Saya rasa, dunia berutang besar terhadap Steve, yang mengubahkan cara berkomputer kita, cara berkomunikasi kita, cara kita mengikuti perkembangan dunia, saya kita membuang waktu. Sekarang menunggu seseorang bukan lagi hal yang membosankan, bahkan hal yang ditunggu2 J, betul tidak pembaca. Menunggu adalah hal yang paling mengasyikkan :).
Heeehh…kenapa Tuhan sedemikian cepat memanggil dia pulang? Kenapa? Apakah karena Bapa di surga iri dengan kita? :). Kok umat manusia sudah pakai iPad sementara di surga sana masih pake Loh Batu, jadi dipanggil pulanglah si Steve untuk membuat iPad ver 10 di atas sono. Curangg dehh Tuhan kita… wkwkwk…
Tepat setahu yang lalu pula saya mem-post tulisan saya sebagai berikut di FB saya:
The Icon, The Visionary and The Entrepreneur, Steve Jobs… May You Rest In Peace…
Ketika sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor pagi hari ini, 6 Oktober 2011, seperti kebiasaan setiap pagi, sembari memakai kaos kaki, saya selalu menyempatkan menyalakan TV untuk sekedar mengintip CNN, siapa tahu ada breaking news yang terlewat.
Begitu TV menyala, mata saya langsung terbelalak membaca running text dan mendengar berita yang sedang disampaikan oleh penyiarnya. STEVE JOBS dies at 56??? Tanpa sadar saya berteriak WHAT???? Istri saya yang ketika itu sedang berada di dapur mempersiapkan sarapan untuk anak saya sampai terperanjat mendengar teriakan saya.
Namun begitu dia melihat dan mendengar sendiri berita yang terpampang di layar TV kami, diapun tidak luput dari keterguncangan karena ketidak percayaan akan berita yang sedang kami ikuti. Akhirnya dia terduduk disebelah saya meninggalkan kerjaan didapur untuk menemani saya termenung-menung di depan TV.
Kematian Jobs memang sudah diramalkan oleh sebagian besar media, namun rasanya tidak ada seorangpun yang akan menyangka secepat ini. Saya pribadi masih berharap bahwa dia akan kembali sehat meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai CEO Apple. Namun rupanya Tuhan menginginkan lain.
Berita kepergian Jobs ternyata tidak segera hilang dari ingatan saya, setelah bermacet ria dan tiba di kantor, perasaan mengganjal, galau, gelisah dlsb masih mengelayuti perasaan saya. Saya mencoba menghilangkan perasaan mengganjal ini dengan membaca berita2 lain namun tetap terasa tidak enak, terasa ada yang hilang, terasa berat rasanya hari ini.
Pukul 9:30 saya memasuki ruang rapat, seperti telah bisa diduga, pembicaraan pertama tentu saja mengenai berita kematian Jobs. Setelah puas membicarakannya kamipun segera memulai meeting pagi ini hingga sekitar pukul 11:00 saya mengatakan bahwa kenapa ya kok perasaan saya mengganjal sekali, galau dan tidak enak sekali. Ehhh…ternyata dua orang teman saya, dua orang direktur dari dua perusahaan besar yang sedang meeting dengan saya, mengatakan hal serupa: “Iya, saya juga. Rasanya kayak ada yang hilang”.
Saya tersenyum dalam hati,”Gila bener si Mr. Jobs ini”. Pengaruhnya sedemikian besar sampai2 kami yang sudah setengah baya ini bisa sedemikian terpengaruh oleh kepergiannya.
Malam ini, pk:21:00, ketika saya sedang mengetikkan Notes ini, sembari mendengarkan berita CNN yang seharian penuh memberitakan kepergian si Entrepreneur, Visionary dan Icon IT ini, perasaan saya ternyata masih sama seperti pagi tadi.
Saya tidak bermaksud menceritakan kehebatan Jobs karena hampir semua media cetak ataupun elektronik membicarakannya secara panjang lebar. Saya hanya ingin supaya perasaan yang sedang saya rasakan sekarang ini bisa tetap bisa saya ingat hingga nanti saya menemuinya sendiri suatu saat nanti.
Tidak banyak orang yang saya kagumi dalam hidup saya, dan tidak semua orang yang kagumi yang kepergiannya sedemikian besar efeknya bagi saya. Saya mengagumi Michael Jackson karena talentanya yang luar biasa di arena music pop. Namun kepergiannya yang juga mengagetkan saya itu, tidak sampai membuat perasaan saya segalau saat ini.
Kehebatan Jobs yang bisa kita rasakan di dalam setiap produknya benar2 telah merubah sebagian besar hidup umat manusia, merasuk hingga ke dalam hati setiap penggunanya.
Membawa pulang produk Apple, menyobek plastic pembungkus dosnya, membuka dosnya, melepaskan plastic yang membungkus produknya, hingga menyalakan produknya adalah suatu kenikmatan tersendiri. Ada kesan exclusive yang tidak bisa ditandingi oleh produk manapun didunia. Ketelitian, keindahan dan kecanggihan produknya bisa kita rasakan mulai dari hal sesepele dos produknya.
Steve benar2 seorang perfectionist, seorang artis, seorang maestro yang tidak ada duanya. CNN menyebutnya sebagai Thomas Alfa Edison jaman modern.
Saya merasa beruntung di dalam hidup saya masih sempat mengenal orang sehebat Jobs yang telah merubah dunia dengan caranya sendiri.
God bye Jobs, Rest In Peace…. May God Bless You with the very best place in HIS side.
NB:
– Dear God, why did you call him that soon? Is it because you want to use iPad3 and iPhone5 earlier than us?
– Dear friends, do you feel the same way as I do?
Ahh .. menurut saya bapak dan Apple users terlalu berlebihan.
Kebanyakan pengguna Apple hasil survey saya, mereka sangat menyukai design hardwarenya dan kemudahannya bagi orang pemula.
Seperti saya bilang keteman saya penggila Mac, saya bilang sebutkan 1 feature Mac yang tidak ada di Windows. kebanyakan tidak bisa jawab.
Waktu iPad pertama kali launching di Indo, saya kaget …
“What!!!”, inikah iPad? hanya terinstall beberapa aplikasi built-in yg terus terang sangat mengecewakan. tidak ada yg istimewa. hanya Browser saja yg setidaknya berguna.
iBooks belum ada, maps saja dari Google dan sisanya 3rd Party. saya terheran-heran orang2x sampai tergila-gila seperti itu. klo saya bilang ke mereka coba kamu liat sekali lagi, mereka cenderung tersinggung dan marah2x.
Apple memang punya design yg unik dan istimewa. istilahnya “beauty”.
Kebanyakan manusia memang lebih menilai kecantikan daripada isinya .. itulah yg bisa menarik perhatian orang.
Kebanyakan pengguna Mac saja install Windows didalamnya.
Dan mengenai revenue iPhone itu memang benar jumlahnya besar, karena pendapatan Apple Inc itu lebih dari 50% dari penjualan iPhone. bukan Mac dan lainnya.
Orang tua saya tinggal diJepang lebih dari 10 tahun, fitur seperti FaceTime dari sekitar 15 tahun yg lalu klo tidak salah (jamannya saya kuliah) di Jepang sana hal yg biasa2x saja diponsel biasa mereka, jadi mengenai facetime bukan sesuatu yg luar biasa.
Orang tua saya bilang mengenai Facetime Apple, “ini mah dari dulu udah ada …”
Untuk design product mereka sebetulnya klo kita memikirkan dengan netral, bukan didesign oleh Steve. tp dari designer mereka, begitu juga Mac OS, dicoding oleh programmer mereka bukan om Steve. bahkan device mereka seperti processor, retina display bukan buatan mereka.
tp design dan ide dari Apple.
menurut saya yg salahnya kita hanya menilai Apple adalah dibuat oleh satu orang yang kita sebut maestro. bukan whole company, bukan setiap orang didalamnya yang terlibat. siapa developernya, siapa designernya ..
orang cuman tau “Steve”. that’s all.
Menurut saya kepergian “Steve Jobs” tidak mematikan company Apple. hanya kharisma Apple seperti hilang. karena diatas itu td, kita taunya om “Steve”, secara pribadi saya dia memang hebat, bisa menanamkan pemikiran “Inception” kesetiap konsumennya. akan tetapi klo kita kembali membuka pikiran kita, product apple sebetulnya hal yg biasa2x saja mereka hanya punya beauty.
Hahahaha…menarik…menarik komentar kamu Den. Saya sampai tersedak ketika membaca komentar kamu sambil makan :).
You just sounded like Steve Balmer hehehehe…macan luka yang terpojok dan tidak bisa apa2 :).
Tapi begini, saya bukan org yg gampang respect, and true blm ada idola saya, kecuali kamu nanti kalau sdh menggantikan Balmer wkwkwk.
Ketika saya menulis note di FB saya, saya belum tahu bagaimana komentar kawan dan lawan SJ. Namun kemudian, orang2 yang membenci diapun mengakui kehebatannya. Media2 besar yang tidak mudah mengapresiasi orang, juga takluk :).
Sebuah produk, sebuah negara, sebuah pemerintaha, sebuah orkestra, dinilai bukan dari komponennya. Meskipun tentu sebuah jam tidak bisa berdetik hanya karena “a very tiny component” rusak atau hilang.
Orang memuja-muja Lee Kuan Yew, bukan kepala department ini atau itu. Orang memuji Zubin Mehta bukan karena hebat peniup saxophonenya. Orang memuji Phill Collins bukan bandnya. Ya begitulah kenyataannya.
Satu FaceTime tidak membuat iPad/iPhone hebat, tetapi keseluruhan proses mulai dari design – production – promotion – sales – after sales service dll. The whole cycle. The whole Apple :).
Sama orang memuji Bill Gates, bukan karena ada Denny Lim di belakangnya, pada sudah menjadi Microsoft Darling dari dulu :), tetapi karena keseluruhan product MS.
Fungsi SJ di Apple adalah innovator, architect, leader, bajingan, pemarah, perfectionist, dlsb. Those combination menjadikan Apple seperti sekarang. Kombinasi yang langka, dibenci dan dipuja. Pintar dan jahat juga :).
Saya memiliki beberapa edisi khusus mengenai SJ dari majalah top seperti Times, Newsweek, Rolling Stone, Fortune dll. Majalah dengan reputasi yg tdk perlu diragukan, yang isinya mencaci dan juga mengakui kehebatannya.
Tapi tentu opini kamu juga valid, kan setiap orang punya legend masing2.
Cuma untuk mengurangi rasa bersalah saya, yang mungkin hanya kegilaan sesaat, berikut saya coba cut paste yang saya dapat di wikipedia. Ini adalah orang2 yang mungkin termasuk kategory insane menurut kamu :).
Steve Jobs’s death broke news headlines on ABC, CBS, and NBC.[248] Numerous newspapers around the world carried news of his death on their front pages the next day.
Several notable people, including US President Barack Obama,[249] British Prime Minister David Cameron,[250] Microsoft founder Bill Gates,[251] and The Walt Disney Company’s Bob Iger commented on the death of Jobs.
Wired News collected reactions and posted them in tribute on their homepage.[252] Other statements of condolence were made by many of Jobs’s friends and colleagues, such as Steve Wozniak and George Lucas.[253][254] After Steve Jobs’s death, Adult Swim aired a 15-second segment with the words “hello” in a script font fading in and then changing into “goodbye”.
Major media published commemorative works. Time published a commemorative issue for Jobs on October 8, 2011. The issue’s cover featured a portrait of Jobs, taken by Norman Seeff, in which he is sitting in the lotus position holding the original Macintosh computer, first published in Rolling Stone in January 1984.
The issue marked the eighth time Jobs has been featured on the cover of Time.[255] The issue included a photographic essay by Diana Walker, a retrospective on Apple by Harry McCracken and Lev Grossman, and a six-page essay by Walter Isaacson. Isaacson’s essay served as a preview of his biography, Steve Jobs.[256]
Bloomberg Businessweek also published a commemorative, ad-free issue, featuring extensive essays by Steve Jurvetson, John Sculley, Sean Wisely, William Gibson, and Walter Isaacson. On its cover, Steve Jobs is pictured in gray scale, along with his name and lifespan.
Although reporters wrote glowing eulogies after Jobs died, Los Angeles Times media critic James Rainey reported that they “came courtesy of reporters who—after deadline and off the record—would tell stories about a company obsessed with secrecy to the point of paranoia. They remind us how Apple shut down a youthful fanboy blogger, punished a publisher that dared to print an unauthorized Jobs biography and repeatedly ran afoul of the most basic tenets of a free press.”[257]
Free software pioneer Richard Stallman drew attention to the tight corporate control Apple exercised over consumer computers and handheld devices, how Apple restricted news reporters, and persistently violated privacy: “Steve Jobs, the pioneer of the computer as a jail made cool, designed to sever fools from their freedom, has died”.[258][259] Malcolm Gladwell in The New Yorker asserted that “Jobs’s sensibility was editorial, not inventive. His gift lay in taking what was in front of him … and ruthlessly refining it.”[260]
Apple “has taken stances that, in my opinion, are outright hostile to the practice of journalism,” said longtime Silicon Valley reporter Dan Gillmor.[257] Under Jobs, Apple sued three “small fry” bloggers who reported tips about the company and its unreleased products and tried to use the courts to force them to reveal their sources.
Under Jobs, Apple sued teenager Nicholas Ciarelli, who wrote enthusiastic speculation about Apple products beginning at age 13. His popular blog, ThinkSecret, was a play on Apple’s slogan “Think Different.”[257] Rainey wrote that Apple wanted to kill ThinkSecret as “It thought any leaks, even favorable ones, diluted the punch of its highly choreographed product launches with Jobs, in his iconic jeans and mock turtleneck outfit, as the star.”[257]
Honors and public recognition
After Apple’s founding, Jobs became a symbol of his company and industry. When Time named the computer as the 1982 “Machine of the Year”, the magazine published a long profile of Jobs as “the most famous maestro of the micro”.[261][262]
Jobs was awarded the National Medal of Technology by
President Ronald Reagan in 1985, with Steve Wozniak (among the first people to ever receive the honor),[263] and a Jefferson Award for Public Service in the category “Greatest Public Service by an Individual 35 Years or Under” (also known as the Samuel S. Beard Award) in 1987.[264] On November 27, 2007, Jobs was named the most powerful person in business by Fortune magazine.[265] On December 5, 2007, California Governor Arnold Schwarzenegger and First Lady Maria Shriver inducted Jobs into the California Hall of Fame, located at The California Museum for History, Women and the Arts.[266]
In August 2009, Jobs was selected as the most admired entrepreneur among teenagers in a survey by Junior Achievement,[267] having previously been named Entrepreneur of the Decade 20 years earlier in 1989, by Inc. magazine.[268] On November 5, 2009, Jobs was named the CEO of the decade by Fortune magazine.[269]
In November 2010, Jobs was ranked No.17 on Forbes: The World’s Most Powerful People.[270] In December 2010, the Financial Times named Jobs its person of the year for 2010, ending its essay [271] by stating, “In his autobiography, John Sculley, the former PepsiCo executive who once ran Apple, said this of the ambitions of the man he had pushed out: ‘Apple was supposed to become a wonderful consumer products company.
This was a lunatic plan. High-tech could not be designed and sold as a consumer product.'”.[272] The Financial Times closed by rhetorically asking of this quote, “How wrong can you be.”[271]
At the time of his resignation, and again after his death, Jobs was widely described as a visionary, pioneer and genius[273][274][275][276]—perhaps one of the foremost—in the field of business,[269][277] innovation,[278] and product design,[279] and a man who had profoundly changed the face of the modern world,[273][275][278] revolutionized at least six different industries,[274] and who was an “exemplar for all chief executives”.[274] His death was widely mourned[278] and considered a loss to the world by commentators across the globe.[276]
After his resignation as Apple’s CEO, Jobs was characterized as the Thomas Edison and Henry Ford of his time.[280][281] In his The Daily Show eulogy, Jon Stewart said that unlike others of Jobs’s ilk, such as Thomas Edison or Henry Ford, Jobs died young. He felt that we had, in a sense, “wrung everything out of” these other men, but his feeling on Jobs was that “we’re not done with you yet.”[282]
On December 21, 2011, Graphisoft company in Budapest presented the world’s first bronze statue of Steve Jobs, calling him one of the greatest personalities of the modern age.[283]
In January 2012, when young adults (ages 16 – 25) were asked to identify the greatest innovator of all time, Steve Jobs placed second behind Thomas Edison.[284]
On February 12, 2012, Jobs was posthumously awarded the Grammy Trustees Award, an award for those who have influenced the music industry in areas unrelated to performance.[285]
In March 2012, global business magazine Fortune named Steve Jobs the “greatest entrepreneur of our time”, describing him as “brilliant, visionary, inspiring”, and “the quintessential entrepreneur of our generation”.[286]
The Disney film John Carter is dedicated to Jobs,[287] as well as the Pixar film Brave.[288]
On October 5, 2012, Apple.com’s homepage was changed to a video tribute to Jobs, because it was the first anniversary of his death, and it showed pictures with audio from some of his greatest keynotes. When the video ended, it showed a note from Tim Cook about the matter.
wah kalau bapak sich bukan kegilaan sesaat :P, waktu beberapa tahun yang lalu waktu meeting pertama kalinya dengan bapak dan bapak bilang …
“Apa yang berbeda diruangan ini sekarang?”
“Mac! sambil menunjuk Macbook”
saya tau pada saat itu, klo bapak penggemar berat Apple Inc.
menurut saya “Steve Ballmer” bukan tandingannya om “Steve” pak.
dan masa iya saya seperti macan luka yang terpojok, saya khan posisi netral pak? 😀
(Saya khan juga pengguna MSFT dan AAPL)
Maksud saya berlebihan itu seperti …
seolah-olah product Apple kurang sip klo om Steve tidak ada.
dan om Steve sudah tidak ada lagi jadi ada perasaan yang mengganjal dan menjadi topik heboh sepanjang masa …..
Secara pribadi, saya mengakui dia adalah orang yg hebat dan “the way he thinks”, saya melihat presentasi dia dan terkadang saya putar berulang2x dan bahkan membeli buku tentang dia. walaupun tidak sekomplit koleksi bapak 😀
dan extremenya lagi .. waktu iPhone 3G dipresentasikan Steve waktu pertama kali .. saya langsung berniat membelinya (jamannya di SPC dulu).
Untuk Macbook dia juga sangat beauty, Mac hampir menjadi laptop pertama kalinya yg saya punya, dia adalah laptop yg menjadi sorotan pertama saya pribadi.
Hanya saja, seperti yang saya bilang. saya harus se-netral mungkin dan berpikir lebih rasional dan melihat segalanya dengan berlooping-looping dan multiple constraints.
Me-summary ulang decision yang saya buat dan jawaban yg saya dapat dari Apple product hanya “Beauty” with premium pricing.
dari Leopard, Snow Leopard, Lion, Mountain Lion bahkan iOS.
Inovasi yang dibilang-bilang itu, biasa-biasa saja pak …
kalau mau membandingkan robustness dari iOS, jujur dia tidak ada apa2xnya dengan Android.
Terkadang media menjadi hal yg membingungkan saya, kenapa Apple so powerfull? hampir diseluruh media. they said “Innovation”. saya melihat biasa-biasa aja, apa yg innovation??? (terus menjadi bagian dari penasaran saya hingga sekarang) saya melihat product mereka semakin “Beauty” that’s all.
Dan baru pertama kali dari survey saya ada yang bilang …
“tetapi keseluruhan proses mulai dari design – production – promotion – sales – after sales service dll. The whole cycle. The whole Apple”
Setahu saya Apple sangat sensitif pada info yang ini, Secret seperti Area 51.
Jadi imposible kita tau kinerja yang satu ini, klo mengenai defect product, Apple juga mengalaminya kok (seperti gap Antena)
saya sampai seringkali survey ke rekan-rekan dan teman-teman saya dari yang IT hingga non IT.
bahkan yg lebih gilanya lagi, terjadi dalam bulan september 2012 ini …
teman saya penggemar Apple dan tidak mengenal om Steve bilang gini:
Friend: Den? kapan adik lu ke Singapore lagi?
D: napa om memangnya?
Friend: gua mau beli iPhone 5 nich,
Friend: g pengen banget
D: lho…bukannya u dah punya iPhone 4 dan Blackberry? itu mau dikemanain?
Friend: dua-duanya bakal gua jual.
D: are you lost your mind?
Dan rekan yg mengenal Steve dan penggemar Apple mendengar kabar om Steve telah RIP.
Hampir semua merasa kehilangan dan iPhone 5 saja seperti ada yg kurang. rasanya ada yang mengganjal. merasa product Apple tidak sama seperti dulu. klo om Steve ada pasti berbeda.
Dan yg tidak mengenal om Steve, seperti salah satu temen saya yg penggemar Apple diatas tadi. (salah satu lho dan masih banyak yg lain)
merasa product Apple sama seperti dulu, “greget” yang seperti bapak bilang.
dan tidak merasa ada yg hilang dari Apple.
mereka tetap berpikir “Apple is the best, I will not use anything except Apple”.
bahkan kadang klo saya salah ucap dengan penggemar Apple pasti ujung2x-nya diajakin berargumen dan berdebat, .. yg ujung2xnya Apple vs Microsoft atau Android, dan saya satu kata dia seribu kata, gara-gara gituan bisa duel beneran, saya sampe geleng2x.
Dan opini saya tidak bisa dikatakan valid pak karena tidak ada datanya.
“Speak with Data” khan?
Dan info Wikipedia yang dari bapak
Dan klo itu benar adanya (Maksud benar itu bukan yg dilebih-lebihkan oleh penulis di Wikipedia) .. prestasi dia sangat mengagumkan jauh dari bayangan saya .. tp sayang om Bill masih lebih kheren. bukan hanya prestasi dalam kehidupan bisnisnya tp sosial charitynya juga mengagumkan.
Hehehehe….
Saya agak penasaran sama yg satu ini …
bisa lebih detail pak?
“Sebuah produk, sebuah negara, sebuah pemerintahan, sebuah orkestra, dinilai bukan dari komponennya. Meskipun tentu sebuah jam tidak bisa berdetik hanya karena “a very tiny component” rusak atau hilang.”
ini maksudnya adalah siapa yang me-arrange instrument itu?