Hayooo….apa hubungannya tempe dengan Lapindo?
Ayoo ada yg bisa nebak nggak??Kalau ada yang bisa jawab saya kasih hadiah…tempe atau boleh juga lumpur Lapindo hahahahaha…
Jawabnya adalah…nggak ada….hehehehe…Nyebelin ya. Emang nggak ada kok, tapi dua topic ini, yang dalam 2 hari ini membuat saya sebel luar biasa dan terbahak2 luar biasa juga.
Dua hari belakangan ini ramai diberitakan mengenai kemarahan produsen tempe yg merasa kenaikan harga kedelai sudah diluar batas. Mereka memprotes kenaikan ini sangat memberatkan mereka sehingga keuntungan yg mereka peroleh menjadi semakin tipis.
Oleh karena tidak menemukan wadah untuk melampiaskan kemarahannya, seperti juga hal2 lain di Negara tercinta ini, maka merekapun melakukan demo dengan berhenti memproduksi tempe dan bahkan membuang/menghancurkan tempe dan tahu yang mereka buat.
Kelangkaan kedelai ini bukan hanya terjadi sekali ini saja, seingat saya juga pernah terjadi beberapa waktu lalu. Dan oleh karenanya dibukalah pintu import kedelai dari luar negeri. Namun karena terjadi masalah panen di Amerika asal kedelai import kita, maka importirpun dituding bermain dengan melakukan penyetokan barang yg berakibat kenaikan kedelai.
Aneh nggak membaca tulisan saya ini. Tahu dan tempe adalah makanan sehari-hari rakyat Indonesia, dari tatanan ekonomi paling bawah hingga paling atas, semua doyan tahu dan tempe, termasuk daku. Namun ternyata…bahan bakunya, si kedelai, harus diimport dari Negara paman Sam. Duh..kedelai kok diimport…
Sudahnya kita kudu mengimport beras dari mana2 termasuk Thailand yang luasan tanahnya lebih kecil dari Negara kita, sekarang kedelai juga harus diimport oleh Negara agraris ini.
Negara yang gemah ripah loh jinawi ini, yang katanya Koes Plus “Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman”, yang batang pohon kalau ditancepin ditanah bakal menjadi pohon yg rindang ternyata….mengimport beras dan kedelai…:(.
Arghhhh….errghhh…duh gemes banget, kalau kita import iPad dan iPhone, ok lahh.. Import Galaxy Tab dan S3 baiklah… Tapi import beras dan kedelai…. Jangan2 bentar lagi kita juga import air minum dari Singapore ya.
Kemana aja sih ahli2 pertanian dan biologi kita??? Kemana sih???
Eh selidik punya selidik, ternyata mereka hengkang ke Malaysia, ke Singapore, ke Australia dan ke Thailand karena disana lebih dihargai, diberi fasilitas dan kesempatan untuk melakukan research dan pengembangan pribadi.
Selagi kesebelan(ini bahasa apa ya) saya belum hilang, mata saya siang ini terpaku oleh berita di detik.com yang memberitakan si Hari Suwandi yg selama ini terkenal gigih memperjuangkan ganti rugi harta benda masyarakat Lapindo gara2 melubernya Lumpur Lapindo, dengan aksinya berjalan kaki dari Sidoarjo hingga ke Jakarta dalam liputan luas media cetak dan elektronik, tiba2 muncul di TV One dengan pernyataan maaf terhadap keluarga Bakrie sembari menangis tersedu sedan.
Sesaat saya terpaku, lho kok bisa ya. Kan si doi ini selalu teriak2 mengenai ketidak adilan pemerintah dan keluarga Bakrie atas ganti rugi akibat Lumpur Lapindo di Sidoarjo, kok tiba2 meminta maaf dan memuji-muji keluarga Bakrie. Jangan-jangan…ah jangan-jangan…
Sayapun kemudian iseng2 membaca komentar yg dituliskan oleh pembaca detik.com, dan sayapun terbahak-bahak membaca seluruh komentar pembaca yang…kok mirip dengan dugaan saya.
Silakan membaca sendiri berita, terutama komentar pembaca yang lucu2 di berita detik ini. Huuuhhhh…Negara yang indah ini semakin lama semakin menarik dengan berita2 yang unik…menjadikan kehidupan disini semakin dinamis saja, semakin membuat jantung saya berdetak cepat hehehe….Coba teman2 yang hidup di Singapore dan Malaysia, apa punya berita lucu2 seperti ini?? 🙂
Aduh Tuhanku, segeralah mengirimkan pimpinan yg mampu mengurangi berita2 aneh tapi lucu seperti ini sehingga saya tidak mati ketawa gara2 Tempe / Lapindo … huahahahaha …. :).