Jokowi Si Bodoh
Sedangkan sosok Jokowi lebih minim lagi saya ketahui. Saya pertama membaca perihal beliau kalau tidak salah gara-gara perbedaan pendapat beliau dengan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, mengenai bekas pabrik es Saripetojo yang merupakan salah satu gedung bersejarah di Solo, yang oleh Gubernur Jateng ketika itu hendak dijadikan pusat bisnis/mall.
Pertentangan ini mengakibatkan si walikota Solo ini memperoleh predikat Jokowi Si Bodoh :). Sekarang si Jokowi yang Bodoh menurut Bibit Si PIntar itu malah memenangi putaran pertama pemilihan cagub DKI1 :). Terus terang saya ingin sekali melihat response Bibit Si Pintar kira2 seperti apa ya ? Hahahaha….makanya jadi orang jangan suka sotoy deh, kualat atuh :).
Selebihnya Jokowi lebih saya kenal ketika beliau mendukung calon mobil nasional Esemka, yang kemudian menjadi buah bibir di hampir semua media cetak maupun elektronik. Setelah itu, sama seperti Ahok, saya tidak lagi mengikuti beritanya hingga kemudian kedua orang ini dipasangkan untuk menjadi Cagub dan Cawagub DKI.
Pencalonan sebagai Cagub dan Cawagub
Eitt…Cagub dan Cawagub?? Jokowi Cagub, Ahok Cawagub?? Hmm..ide brilliant juga, good ini, ciamik iki… Ini lebih realistis daripada sebelumnya, meskipun tetap saya tidak yakin mereka berdua memiliki kans untuk menang. Yang satu santun di dalam berbicara, cool, logis, dicintai rakyatnya, yang satu lagi ceplas ceplos, berani nabrak tembok, rela berkorban untuk rakyat kecil, ahhh pasangan yang ideal saya pikir.
Sejak kedua pasangan ini diumumkan secara resmi, saya mulai rajin membaca berita2 seputar kegiatan mereka. Namun sayangnya pemberitaan calon2 lain jauh lebih dominan daripada JB. Hampir disemua media cetak dan elektronik dikuasai oleh Pak Kumis dan Alex Nurdin. Di Koran, di majalah, di TV, di detik.com, dipinggir jalan, di bioskop, di tembok rumah tetangga, dimana-mana kecuali di rumah saya :). Semuanya dikuasai oleh kedua kontestan ini, bahkan pak Kumis berani sesumbah untuk menang satu putaran. Hmm…
Hanya yang saya heran, dari sebelum, saat dan setelah proses pemilihan, saya kok hanya menerima broadcast message / picture di Blackberry saya atas dukungan terhadap JB ya. Tidak pernah sekalipun saya menerima hal sejenis dari kandidat lain. Hal ini sempat saya tanyakan ke teman2, kok gak pernah terima broadcast message dari kandidat lain, mereka menebak bukan karena tidak ada broadcast dari team sukses kandidat lain tapi tidak ada yang mau meneruskan broadcastnya ke yang lain :). Kekekekek…kacian deh lu.
Why then Jokowi – Ahok?
So, dengan bekal pengetahuan yang tidak terlalu dalam mengenai calon saya, kok saya berani2nya mendukung mereka, bahkan secara terbuka pula :).
Hati nurani…ya itulah sepertinya jawaban pendeknya.
Saya kira semua pada tahu karena cintaNYA kepada kita umat manusia yang suka nakal ini, Tuhan memberikan akal budi, hati nurani dan instink ke kita. Meskipun hanya sambil lalu saya mengikuti sepak terjang kedua beliau ini, sejak pertama kali saya melihat mereka diwawancarai, melihat mereka menjawab pertanyaan, melihat kesungguhan yang terpapar di wajah mereka, saya bisalah merasakan getaran kebaikan itu.
Bayi yang baru berumur beberapa bulan saja bisa merasakan apakah kita memang benar2 menyenangi/menyayangi mereka, apalagi kita. Seorang bayi akan menangis atau meronta jika ada yang ingin memeluknya bukan karena sayang tapi hanya sekedar cari muka ke orang tua si bayi. Apalagi kita.
Saya yakin sebagian besar dari kita bisa merasakan siapakah diantara mereka yang menebarkan aura kebaikan/kebijakan jika mereka semua dijejer dalam satu baris kemudian tanpa disuruh berkata-kata sepatahpun. We can feel it.
Mungkin oleh karena itulah ramai dikatakan bahwa kemenangan Jokowi – Ahok adalah kemenangan hati nurani rakyat. Hati nurani rakyat Jakarta.
Semoga nanti jika yang terhormat Jokowi – Ahok menang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tercinta ini, janganlah sekali-sekali menghianati hati nurani kami ini, jagalah kepercayaan yang telah kami berikan ini agar bapak2 diberkati hingga nanti bapak2 mempertanggung jawabkan perbuatan bapak2 di depanNYA. Ingatlah janji2 bapak2 ke kami2 ini, yang tanpa pamrih berjuang memenangkan bapak2 berdua. Ingatlah rakyat kecilmu yang haus akan sentuhan keadilan dan kemakmuran, yang memang sudah selayaknya mereka peroleh sejak dulu. Ingatlah janjimu bapak2…
…………………. I think that is my reason…
I was curious if you ever thought of changing the structure of your site?
Its very well written; I love what youve got to say.
But maybe you could a little more in the way of content so people could connect with it better.
Youve got an awful lot of text for only having 1 or two images.
Maybe you could space it out better?