Judul yg lebih tepat seharusnya sih Miracle of Sport. Tetapi karena Sport yang akan saya ceritakan ini adalah jalan pagi, maka saya kasih judul Miracle of Walking saja ya 😃.
Pada postingan sebelumnya saya menceritakan mengenai berbagai therapy yang menghabiskan banyak biaya (1.2 Miracles of Walking: Life Begin At 40?…), tenaga dan waktu saya namun semua hasilnya NIHIL.. Dari tradisional sampai modern, semua tidak memberikan hasil.
Semua penderitaan/penyakit yang saya alami di atas itu akhirnya sembuh oleh kegiatan yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya apapun, selain tekat, disiplin, konsistensi dan dibumbui kompetisi.
Yaitu… MLAKU2 ISUK2… atau JALAN JALAN PAGI atau JJP…
Gak keren sama sekali ya…
Kalau pembaca membaca detail semua usaha saya, saya rasa tidak mudah untuk mempercayai apa yang saya tulis di atas. Itulah sebabnya saya tidak segera menuliskan pengalaman saya ini sebelum saya yakin seyakin-yakinnya memang benar JJP menyembuhkan saya.
Bagaimana ceritanya kok bisa sampai JJP ini menyembuhkan saya???
Saya percaya apa yg saya alami ini adalah berkat Tuhan, dan oleh karenanya juga beberapa teman saya merasakan berkatNYA ini melalui apa yg saya pernah saya share ke mereka.
Seperti yang saya uraikan di atas, saya ini bukan type atlit, bukan olahragawan, saya lebih suka olah raga mulut alias nyonyo alias makan :)… daripada lari atau berenang… Jadi bagaimana ceritanya kok saya ini kepincut kegiatan JJP ini?
Awal saya berkenalan dengan JJP gara2 pada bulan Maret 2018 saya melakukan perjalanan ke Jepang selama 31 hari.
Awalnya saya berencana menelurusi Jepang mulai Kagoshima di bagian paling Selatan Jepang hingga ke Hokkaido di bagian paling utara Jepang dengan mengendarai mobil. Itu sudah saya rancang secara detail, namun ternyata… SIM International Indonesia, tidak laku di Jepang, apalagi SIM local Indonesia… Errghhh… padahal nyetir di Indo jauh lebih sulit daripada nyetir di Jepang, betul nggak, pembaca?
Namun karena konvensi lalu lintas international yang mereka ikuti berbeda dengan yang diikuti Indonesia, maka mau bagaimanapun juga, tetap tidak bisa.
Hal ini mengacaukan itinerary saya, sehingga alih2 naik mobil, saya banting setir naik angkutan umum taxi, bis, MRT dan shinkansen. Plus… yang paling banyak saya gunakan adalah JALAN KAKI.
Gara2 itu, hampir setiap hari saya berjalan kaki dengan jarak yang tidak pernah terbayangkan di kepala saya. Saya bisa berjalan 28.000 steps sehari. Kalau 1 steps 60 – 70 cm, berarti 16.8 km – 19.6 km sehari, rata2 di atas 12.000 steps atau 7 – 8 km SETIAP HARI… dari yang selama hidup sangat kurang gerak.
Setiap hari, sepulang dari jalan2, saya nyemplung di bath tub hotel. Hal yang hampir tidak pernah saya lakukan di rumah selama saya memiliki bath tub sendiri. Disana saya berendam setiap pulang dari keliling2, di air hangat yang diberi garam, yang katanya bisa melancarkan peredaran darah. Kemudian, ritual setiap malam, sekali lagi saya ulang SETIAP MALAM, adalah mengoleskan obat gosok, dan menempelkan koyo di beberapa titik di kaki dan punggung.
Sepulang dari Jepang, kebiasaan jalan ini saya coba pertahankan, meskipun tidak tiap hari, tetapi saya berusaha untuk memulainya.
Itulah awalnya saya memulai ritual jalan pagi saya
Akan tetapi bukan ini yang menyembuhkan saya, ini hanya awal dari perjalanan panjang saya melakoni aktivitas rutin ber JJP. Saya akan menguraikannya di belakang. Namun ada satu hal lain yang ingin saya sampaikan bagaimana saya yang sangat tidak suka JJP kemudian berubah menjadi penggila JJP.
Satu faktor penentu yang merubah habits saya adalah Mobile Application. Yah, Mobile App yang membuat saya seperti orang gila menjalani kegiatan ini. Saya akan melenceng sedikit menceritakan perkenalan saya dengan Mobile App ini karena jika kita bukan orang yang amat sangat disiplin, maka kita perlu motivator yang membantu kita tetap bersemangat menjalani kegiatan yang amat sangat membosankan ini.
Mobile Application seperti apakah itu?
Mari kita tengok sejenak Mobile App yang membuat saya seperti sekarang…1.4 Miracles of Walking: Mobile App pembakar semangat
Salam,
Guntur Gozali,
Jakarta, Kebon Jeruk,
Selasa, 7 Juli 2020, 18:00
***000ooo000***
Dear Pembaca terkasih,
Terima kasih telah bersedia membaca postingan saya di atas. Saya sangat berharap pembaca bersedia menuliskan komentar, komentar apapun juga, atau hanya sekedar LIKE. Komentar pembaca penting buat saya untuk meningkatkan kwalitas tulisan saya, dan akan sangat menguatkan bagi pembaca2 lain. Mari kita saling berbagi agar semakin banyak teman2 lain yang bisa mengalami hidup sehat dan panjang umur…
***000ooo000***
Wah Om!
Tapi kalau jalan kaki di Jepang, jauh lebih nyaman daripada di Jakarta.
Aku waktu ke Jepang, rekor sampai 30k steps! ( sebelumnya, seumur hidup pun ga pernah! Di Indo aja max 12k step tapi itu super jarang! Sampai 8k pun kalau ke mall 🤭🤭. Hahahaha )
Wah pas malamnya langsung aku berendam air panas 😂😂,
Itu juga pergi sama mamaku, apalagi dia yang sudah hampir kepala 6. Untungnya masih kuat 😂😂 & ga kapok kalau di ajak lagi.
Iya itu yang Om alami, persis spt yg kamu alami…
Di Jepang jalan puluhan ribu steps… malam berendam… terus pake kimono Koyok Jepang… 🙂
Kalau mama masih kuat, diajak terus biar ototnya tetap elastis…
Salam for your beloved Mom…