Responder berikut adalah seorang mojang Priangan bernama Niken. Niken asli Bandung, bersekolah hingga SMA kelas 2 kemudian pindah ke Perth untuk mendaftar Foundation Year, Curtin University.
Niken kemudian melanjutkan kuliahnya di Curtin University juga hingga lulusan pada akhir tahun 2012 lalu.
Niken punya banyak hobby yang seru2, khas remaja gaul jaman sekarang 🙂 antara lain makan (sama dong…:)), jalan2 (sama juga….:)), nonton anime / baca komik (hmmm…hampir sama juga, saya dulu juga suka nonton Anime tapi sekarang males donlotnya :)), dan suka hal2 berbau Jepang (hmmm….pantes jurasannya Japanese :)) dan blogging (yeee…sama lagi :)).
Niken yang juga memiliki blog sendiri http://fourleavesclover.wordpress.com meninggalkan email address sniiiirk@gmail.com (‘i’-nya ada 4) , silakan bagi yang mau berkenalan atau minta tambahan info untuk mengirim email ke Niken :).
Terima kasih Niken atas waktu yang Anda luangkan untuk mengisi survey ini, semoga informasi ini bermanfaat bagi adik2/teman2 yang bermimpi seperti Anda, bersekolah di LN. Semoga Tuhan membalaskan niat baik Niken ini dalam berkat yang berlimpah dihidupmu. Amin.
Mari kita simak:
—————ooo000ooo————–
Nama: Niken
Universitas: Curtin University, Perth
Jurusan: Japanese
Negara: Australia
Pertanyaan Seputar Universitas
1. Mengapa Anda memilih universitas dan jurusan di atas?
Aku memilih Curtin Uni karena ada teman SMA yang terlebih dahulu berangkat ke Perth dan mendaftar ke college-nya.
Kenapa aku pilih Jepang? Awalnya aku memilih major graphic design dan minor Japanese, tetapi nilaiku selalu tidak memuaskan dan stress yang dialami terlalu berat yang membuat aku sering sakit.
Akhirnya setelah discuss sama ortu aku menukar major & minor aku agar tidak terlalu banyak unit yang harus aku ambil ulang dari awal
2. Mengapa Anda memilih negara ini sebagai tujuan belajar?
Pendidikan tertinggi aku di Indo cuma sampai SMA 2, saat itu papaku berpikir mengirimku ke Singapore. Tetapi atas rekomendari salah satu tanteku yang sudah mengirim kedua putrinya ke Australia akhirnya papa memutuskan mengirim aku kesini.
Awalnya aku hendak dikirim ke Melbourne, tempat kedua sepupuku tinggal, tetapi karena saat itu (2007) Perth masih lebih murah akhirnya memutuskan untuk memilih Perth. Lagian dibanding Melbourne, Perth 2x lebih dekat ke Jakarta, cuma 4 jam 15 menit travel time with direct flight.
3. Bagaimana menurut Anda proses pendaftaran ke universitas yang Anda pilih?
Begitu memutuskan akan ke Australia (saat itu masih berpikiran untuk ke Melb) mama langsung memboyongku ke IDP untuk bertanya2. Singkat cerita IDP did almost everything. Tetapi untuk tempat tinggal pertama kali aku mencari sendiri, yang somehow aku ended up tinggal di Curtin student housing. Orang IDPnya aja sampe kaget waktu aku bilang aku dapet tempat tinggal disitu karena susahnya.
Bagusnya sih Curtin website (dan website uni lainnya di Perth) mempunyai section khusus untuk international students.
Secara garis besar, universitas di Australia cukup mudah pendaftarannya, cuma biasa repotnya kalau harus melakukan study plan adjustment; ini biasanya terjadi kalau mendaftar RPL (recognition of prior learning) atau credit transfer baik dalam universitas yang sama maupun berbeda (domestic or international).
Kalau pernah sebelumnya mengambil kuliah di Indo terus pindah ke luar, sebisa mungkin dapet RPL, meski prosesnya ribet sedikit tapi lumayan bisa save tuition fee yang tiap taunnya naik terus >.<
Pastikan check course handbook. Tiap angkatan ada course handbook yang bisa di liat di website, unit apa aja yang bakalnya diambil kalau memilih jurusan tertentu. Apakah ada optional unit or elective unit. Berapa credit per unit (beberapa unit hanya 1/2 credit atau malah ada 2x credit).
Perhatikan juga intake coursenya. Beberapa course ada pilihan midyear intake, tapi ada pun yang tidak ada. Beberapa course populer seperti business mempunyai summer school, dan sedikit lainnya mempunyai winter course.
4. Apakah factor paling penting yang menurut Anda menyebabkan Anda diterima di universitas ini?
Saat aku mendaftar sama sekali aku tidak di interview, begitu juga teman2 yang lain. Yang pastinya sih kalau di Australia tuh IELTS (semacam Toefl), setiap uni dan setiap course mempunyai IELTS band score yang berbeda2, perhatikan dengan seksama dan kalau masih kurang bisa mendaftar ke uni prep course punya universitas tersebut.
Elicos (English Language Intensive Courses for Overseas Students): sekolah khusus persiapan bahasa inggris untuk tingkat universitas. Banyak orang2 luar negri yang datang selama masa liburan mereka yang hanya beberapa bulan untuk mengikuti course ini.
Foundation Year: 1-year course yang basically ngulang pelajaran SMA demi persiapan masuk uni. Lulusan course ini bisa memilih masuk college atau undergraduate degree di universitas.
Untuk orang2 seperti aku yang hanya bersekolah sampai tingkat SMA 2 mempunyai 2 pilihan: Foundation Year atau College.
Foundation Year memperbolehkan siswanya mengambil jurusan science meskipun di Indonya sekolah jurusan IPS – ini pilihanku dulu. Lulusan Foundi bisa mendaftar ke 1st year undergraduate course.
College: 1.5-year course yang memperbolehkan lulusannya meloncat langsung ke 2nd year undergraduate course. Ini adalah pilihan yang lebih baik bagi mereka yang sudah di jalurnya dan sudah tau apa yang mau di ambil. Di Indonesia semacam D3.
5. Bagaimana Anda membiayai kuliah di universitas ini?
Aku dibiayai orang tua, tetapi untuk tambahan jajan aku mulai bekerja part-time casual di tahun ke-2-ku di sini.
Australia memperbolehkan mereka yang mempunyai student visa untuk bekerja max 40 hours dalam 2 minggu. Biasanya buat orang2 yang perlu bekerja lebih, pilihan cash-on-hand payment menjadi pilihan juga karena jika kita bekerja cash-on-hand pemerintah tidak tahu berapa banyak kita bekerja karena kita tidak membayar tax. Tapi kalau bekerja yang pakai tax, pemerintah mengontrol jam kerja kita.
Selain itu, sebelum ke Perth aku hanya mengetahui jenis pekerjaan full-time and part-time; di Australia ada pilihan ke-3 yaitu casual. Kasarnya sih kita cuma dipanggil kalau mereka butuh aja, tetapi beberapa pekerjaan yang terlihat part-time mempunyai status dan payment rate sebagai casual job. Dibandingkan full-time and part-time, casual job mempunyai payment rate yang lebih tinggi, apa lagi jika bekerja during weekends and public holiday.
Untuk salary rate di Australia tergantung dengan umur.
Pertanyaan Mengenai Pengalaman
6. Bagaimana pengalaman Anda menghadapi kehidupan jauh dari orang tua?
Aku sudah terbiasa ditinggal sendiri oleh orang tua, jadi waktu pertama kali pun tidak terlalu kesepian.
Tempat tinggal tahun pertamaku di student housing. Tempat yang kupilih saat itu adalah flat 8 kamar mix gender. Housing office memperhatikan ratio cewe:cowo, jadi jangan takut serumah sama cowo semua atau cewe semua. Dan jangan kaget di Australia hitungan untuk tempat tinggal itu per minggu (jangan tanya kenapa) meskipun bayarnya tetap per period (per 1 bulan atau dan sebagainya).
Serunya berbagi dan belajar sopan santun international student. Semuanya harus dibagi rata: jam mandi, waktu pakai kompor, pembagian section di kulkas, dll. Pokoknya hal2 yang gak pernah dipikirin ketika tinggal sama keluarga sendiri. Jangan kaget kalau pas kita mandi ada yang gedor2 pintu =P Nonton TV & pasang lagu pun harus diperhatikan, orang yang tidurnya paling dekat living room tuh paling mendengar keributan TV. Untuk bersih2, student housing mengadakan roster per 2 minggu dan cek kebersihan.
Untungnya memilih student housing (apa lagi kalau dapet flatmates yang baik2) memaksa kita berbahasa inggris. Mereka sama2 tau kalau international students struggle a lot with their conversational english especially, jadi jangan sensi kalau ada yang memperbaiki kalimat kita =)
Transport di Perth ituuuu…. dinosaurus banget! apa lagi kalau weekend & public holiday, sampah deh. Jadi perhatikan jadwal bis banget2.
Tahun pertama (atau semester pertama) banyak2 cari temen & info untuk persiapan tahun ke-2 ketika kita harus keluar dari housing tsb karena student housing biasanya diprioritaskan untuk 1st year students. Cek suburb mana yang aman, yang harganya murah, yang transportnya gampang, yang deket supermarket, dll.
Komunitas itu penting! Kemana pun kita berkuliah, cari PPI (perkumpulan pelajar Indonesia). Di Australia kita punya PPIA. Buat yang homesick dan pengen cari komunitas Indo PPIA pilihan terbaik. Kalau punya nyali dan PeDe, ikutan International Student Committee (atau club international) yang isinya banyak international students dari berbagai macam negara.
Cek Guild, semua club asosiasi universitas harus terdaftar dalam Student Guild (semacam OSIS). Mereka pun mempunyai banyak service, misalnya link pekerjaan atau pun jika kita ada masalah sama course kita mereka punya student assistant yang siap membantu.
Cari banyak2 teman, tetapi perhatikan mana yang baik dijadikan teman dekat maupun yang baik dijadikan kenalan saja. You’re taking care of yourself.
7. Pengalaman apa yang paling menarik dan paling menyebalkan selama bersekolah di universitas ini?
Masalah mungkin tiap orang berbeda, tetapi 1 hal tentang unit kuliah. Tidak salah mendengarkan pendapat orang tentang unit yang mau kita ambil (susah/tidak-nya) atau tentang dosen ini (baik/tidak-nya), semua itu tergantung pribadi masing2. Yang orang lain anggap gampang belum tentu gampang buat kita.
Masalah bahasa, semua international student apa lagi yang first language-nya bukan inggris pasti punya masalah bahasa, ditambah lagi slang dan dialek Aussie yang kentel dan susah dimengerti. Tanyakan ke gurunya langsung, atau ya kalau takut tanya ke temen, pokoknya jangan sampe ketinggalan pelajaran. Curtin Uni mempunyai free writing course, gratis ini kenapa enggak? hehehe
Masih masalah bahasa, jangan sensi kalau orang ngulang2 nanya maksud kita apa, soalnya kita juga mungkin bakal ngulang2 nanya orang itu maksudnya apa. Jangan sensi kalau diperbaiki kalimat kita sama orang lain, anggap sebagai masukan. Bergaullah dengan orang2 berbahasa inggris, jangan jauh2 dikirim keluar negri belakang2nya main sama orang Indo juga. Pakai kesempatan ini cari network sebesar2nya, siapa tau kalau suatu kali kita main ke negara mereka kita bisa dapet ‘tour guide gratis’ atau malah ‘penginapan gratis’ hehehe =)
Kantin Curtin cukup mahal, kalau punya waktu dan tidak malas mending bawa bekal atau makan ke shopping centre terdekat, mungkin malah lebih murah.
Selama aku kuliah blum pernah dapet dosen judes sih… jadi kurang bisa ngasih masukan juga.
Library & computer lab: perpus di Curtin punya 6 lantai, kalau mau cari buku cek dulu data basenya dan cek ada di lantai berapa section mana, jangan habiskan waktu di section dan lantai yang salah, kalau tidak ketemu tanya help desk. Perhatikan juga study zone, ada quiet zone dan silent zone. Perhatikan sopan santun masing2 zone.
8. Bagaimana Anda merasakan persaingan di universitas ini?
Menurut aku sendiri sih persaingan antar siswanya kurang terasa, mungkin karena aku mengambil jurusan humanities, namun untuk hal seperti group project orang yang malas mungkin akan lebih sulit mendapatkan group yang bagus. Aku sendiri nilainya pas2an, ber-group dengan teman2 yang nilainya juga pas2an, jadi ya mungkin karena hal itu juga aku kurang merasakan persaingan antar siswa.
9. Apakah Anda merasa bersekolah di universitas ini sesuai dengan harapan Anda atau orang tua?
Saat aku mendaftar ke universitas ini (atau memilih kuliah ke luar negri pun) blum terpikir cita2 yang jelas atau pun harapan, jadi aku kurang bisa memberi pendapat tentang hal ini.
Namun untuk hal berkuliah di luar negri, meskipun banyak orang bingung mengapa aku mengambil kuliah bahasa Jepang di universitas Australia, menurut aku ada baiknya juga. Selain aku harus membiasakan diri terhadap bahasa Inggris (untuk berkomunikasi dengan teman sekelas) aku juga mendapat peluang untuk bisa bertemu dan berteman dengan exchange students dari Jepang yang juga berkuliah di universitas yang sama.
Dengan begitu ketika ada kesempatan datang untuk pergi ke Jepang at least ada kenalan yang bisa diajak bertemu dan mengajak jalan2. Aku sendiri blum mendapatkan kesempatan tersebut, tetapi beberapa teman yang sudah pergi ke Jepang (baik dalam rangka exchange atau hanya sekedar berlibur) tidak terlalu merasa asing.
10. Perubahan paling besar apa yang Anda rasakan dari dalam diri Anda setelah berkuliah di luar negeri?
Banyak sekali perubahan yang aku rasakan, apa lagi aku sebagai anak tunggal yang sudah terbiasa ditinggal2 sendiri di rumah oleh orang tua. Hal2 yang aku pelajari setelah tinggal di luar negri:
– komunikasi sangatlah penting
– harus bisa bertanggung jawab atas diri sendiri
– belajar mengeluarkan pendapat tanpa menyinggung perasaan orang
– belajar berbagi (yaaa maklum anak tunggal biasa semua untuk sendiri)
– belajar mengatur keuangan (untuk hal ini papa sangat strict, kalau belum waktunya dikirimin uang aku tidak berhak untuk meminta lebih. kecuali kalau ada hal dadakan seperti sakit, dsb.)
– belajar mengatur waktu (public transport di Perth kurang baik, suka telat-lah, suka gak dateng-lah, makanya semua harus ada tenggang waktunya, gak bisa pas2an)
Untuk hal bersih2 rumah, masak, nyuci baju, dan sejenis aku sudah dibiasakan oleh orang tua sejak kecil, jadi sudah terbiasa dan gada bedanya. Tapi yang pasti harus ngurangin jajan aja sih, dulu kalau jajan selalu bareng mama (sharing), jadi mama yang bayar, kalau sekarang bayar sendiri jadi harus dijaga juga keuangannya.
11. Bagaimana menurut Anda tentang pergaulan dengan anak-anak di luar negeri?
Mungkin sempet kaget juga karena yang dikatakan ‘rasis’ tuh bukan orang lokal terhadap orang asing saja. Misal orang cina daratan dan orang asia sisanya kadang masih milih2 teman. Atau paling sering ya orang berkulit hitam dan/atau India juga asia suka bergaul hanya dengan yang serumpun. Untungnya aku belajar bahasa, jadi orang lokalnya pun mempunyai pandangan yang terbuka terhadap orang asia.
Tetapi banyak aku temui orang2 Indo yang udah dikirim jauh2 ke Perth malah bergaulnya hanya sama orang Indo lainnya. Alhasil kemampuan berbahasa lisan-nya masih sangat terbatas meskipun sudah bertahun2 tinggal disini. Banyak juga yang nggak pede akhirnya malah jarang ngobrol pakai bahasa Inggris juga.
Sering yang aku temui itu orang2 Indo yang kalau bahasa Inggrisnya dikoreksi malah jadi gak suka atau bete, padahal itu adalah shortcut untuk berani berbahasa Inggris secara lisan.
Pertanyaan Optional
12. Adakah pesan yang ingin Anda sampaikan bagi saudara, teman, atau adik Anda yang tertarik bersekolah ke universitas tempat Anda belajar sekarang?
Mumpung ada kesempatan hajar aja! ^^
Mungkin drawback-nya udah susah sama pelajaran, bahasanya juga gak ngerti, tapi kebanyakan dosen di luar negri itu mau banget membantu, apa lagi biasanya universitas disini menyediakan pelayanan pemeriksaan grammar. Selain itu kuliah ke luar negri juga membuka pandangan kita terhadap dunia. Yang penting jangan prejudice aja.
13. Adakah hal-hal yang seandainya Anda persiapkan lebih matang sebelum keluar negeri dapat membuat pengalaman bersekolah ke luar negeri lebih enak?
Cari tau tentang kenalan atau saudara. Meski udah lama gak kontek pun dibaik2in aja. Ya mungkin nanti kedepannya kalau kita udah punya temen sendiri akan gak sering2 kontek lagi, tapi yang penting pas pertama kali banget kita pergi ada lah yang bisa dikontek just in case ada apa2 terjadi sama kita. You’ll never know.
Kalau mau juga, cek kaskus bagian local community-nya, biasanya banyak banget info (aku sendiri udah gak buka lagi) tapi siapa tau dapet temen banyak jadi pas dateng gak sampe gak tau siapa2 banget.
14. Adakah hal-hal yang sangat ingin Anda lakukan di luar negeri yang sampai sekarang belum sempat Anda lakukan? Jika ya, mohon dijelaskan!
Road trip sama temen! Kalau sekedar ikut tour sama orang tua sih pernah kemaren setelah aku graduation kami pergi trip down south – Albany, Pamberton, Denmark, Margaret River, Busselton gituan, tapi untuk pergi road trip sama temen aja yang nyewa mobil terus nyetir gantian ke tempat jauuuuh gitu pengen juga sih, kayanya seru =P
15. Apakah ada hal menarik lainnya yang ingin Anda ceritakan?
Banyak2 volunteer buat community apapun yang bisa, selain belajar ber-organisasi, makin tambah temen, makin tambah network, bisa masukin ke CV/resume lagi untuk ngelamar kerjaan kedepannya.
—————ooo000ooo————–
Bagi pembaca yang mungkin pernah mengalami bersekolah di tempat sama, atau di negara yang sama, mudah2an bersedia membagikan pegalamannya dengan mengisi survey yang saya post Calling All Graduates Abroad atau paling tidak memberikan komentarnya.
Salam,
Guntur Gozali,
Jakarta, 12 Oktober 2013, 20:30
Sangat senang mendapatkan banyak info dari sharing Niken ini. Senang juga mengetahui bahwa Curtin Perth cukup friendly dengan Int’l students. Di tempat uni saya dulu (ArizonaStateUniv), professors expect all students to have writing n speaking skill as if u’re an American. Nothing less.
Tapi yah the good thing is that most anak indo disana jadi bisa speak american english.
Hi Toby, Australia sangat bergantung berat terhadap pendapatan dari international students jadi memang orang lokalnya juga sudah terbiasa sama pendatang asing. Lagian biar pun sama2 bule, tapi nggak semua asli Australia, ya kalau istilahnya orang sini “semua orang adalah pendatang”.
Thanks for the comment. -Niken-