Tulisan ini sedianya saya posting hari Senin, tgl 5 Nov 2012, lalu. Namun ketika sudah hendak saya post, saya tersadar bahwa Sang Hitman, David Foster, akan tampil juga pada hari Jumat, 9 Nov 2012, kemarin malam di Mata Elang International Stadium, Ancol. Sehingga, agar tidak merusak kenikmatan pencinta David Foster dengan apa yang akan saya tulis, maka saya tunda hari ini.
Kedatangan David Foster ke Asia kali ini adalah untuk yang ketiga kalinya. Saya sempat menonton konser pertamanya di Jakarta, dan saya tuliskan pada posting saya He’ll Come Again. Kedatangannya yang kedua tidak membangkitkan semangat saya untuk menontonnya karena berlokasi di gedung yang sama dan dengan penyanyi pendukung alias Friends yang tidak jauh berbeda.
Kedatangannya ketiga ini juga sebenarnya tidak membuat saya terlonjak seperti ketika pertama kali mendengar berita kedatangan sang Hitman, karena selain sudah menonton sekali, saya juga sudah berulang kali menonton dua DVD David Foster: Hitman dan Hitman Returns.
Namun ketika membaca bahwa konser ketiganya ini akan juga diadakan di The Star Performing Art Center, Singapore, yang merupakan tempat pertunjukan konser terbaru, termodern dan terbesar di Singapore, mungkin di Asia Tenggara (?), sayapun mempertimbangkannya kembali (alasan doang sih sebenarnya :))
Kenapa? Karena pada saat menontonnya pertama kali, tata letak, lampu dan tata suara konser David di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta, terasa sangat tidak sesuai dengan kelasnya, bahkan boleh saya katakan amburadul.
So, setelah memiliki setitik alasan untuk menonton :), sayapun mulai berburu tiket konser David Foster ini. Memburu tiket pertunjukan di Singapore tidak sesulit ketika saya memburu tiket di Jakarta, semuanya serba online. Kita bisa membelinya melalui http://www.showbizasia.com atau melalui http://www.sistic.com.sg. Tinggal pilih tanggal, dan kelas tempat duduknya, maka websitenya automatic mengalokasikan tempat duduknya (tidak bisa milih).
Pertunjukan David Foster di Singapore dilakukan 2 kali, Jumat dan Sabtu malam, tgl 2 dan 3 November 2012, pk 19:30. Saya pertama-tama iseng2 mencoba-coba mengkombinasi pilihan tanggal dan kelas tempat duduk, namun selalu tidak memperoleh tempat yang saya harapkan. Sayangnya kita tidak bisa memilih sendiri lokasinya, website akan mengalokasikan secara automatic.
Setelah beberapa hari iseng2, ehhh….tiba2 suatu malam saya dapatkan posisi yang sangat ideal. Tepat di posisi paling depan lantai dua dan di tengah, tanpa halangan. Posisi yang sangat sempurna apalagi kalau untuk memotret :).
Hmmm…sekarang alasan saya untuk menonton lebih kuat, karena tidak setiap saat kita bisa memperoleh posisi yang prima seperti itu J (alasannn…). Setiap kali kita click tanggal dan kelas tempat duduk, website akan selalu memberikan posisi tempat duduk secara acak, sehingga jika kita memperoleh posisi yang kita inginkan, maka belum tentu pada saat berikutnya kita click akan memperoleh tempat yang sama.
Begitulah akhirnya sayapun menetapkan untuk membeli tiket dengan posisi prima itu, dan saya sudah membayangkan bakal membawa kamera Sony NEX-7 saya dengan lensa segede bagong itu :). Hmmm…pasti asyik nonton sembari motret2.
Maka jadilah pada hari yang ditentukan saya berada di Singapore, bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi. Pada awalnya saya ingin berangkat lebih sore karena berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, berangkat terlalu mepet waktunya sama saja dengan cari mati karena ramainya lokasi pertunjukan. Namun rencana tinggal rencana, meskipun kali ini saya berangkat ke lokasi pertunjukan 3 jam lebih awal, namun ada saja masalah yang saya hadapi.
Ternyata, lokasi The Star Performing Art Center itu tidak ada yang tahu. Saya tanya ke concierge hotel tidak tahu, tanya ke front desk tidak tahu, ke beberapa orang local juga tidak tahu. Hmm…aneh bener. Karena sudah mepet, akhirnya saya langsung naik taxi. Saya tunjukkan ke supir taxi alamat yang saya tuju, ehhh juga tidak tahu… alamakkk…, padahal saya sudah di dalam taxi. Teman saya yang berada di taxi lain mengalami hal yang sama. Jadi selama di perjalanan kami hanya tahu harus ke daerah Buona Vista, namun lokasi tepatnya tidak tahu, meskipun alamatnya jelas tertera di 1 Vista Exchange Green.
Selama beberapa saat saya coba mengakses Google Maps di Galaxy Note saya, tidak berhasil. Saya sebelumnya sempat membeli SIM Card Starhub, namun aksesnya leletnya minta ampun, bener deh…parah…ternyata Jakarta lebih oyeee lho J. Kemudian, saya coba Maps di BB saya, akhirnya muncul juga, dan kami jadikan sebagai petunjuk jalan menuju lokasi. Thank you BB :).
Akibat hujan dan ketidak pastian lokasi, kami sampai di lokasi sudah dalam kondisi mobil berderet-deret ingin memasuki lokasi, dan sebagian besar ternyata sama bingungnya dengan supir taxi saya. Hal ini kemudian baru saya ketahui ternyata The Star ini merupakan tempat pertunjukan baru, yang hari itu juga adalah Grand Openingnya. Fiuhhh…ternyata…orang Singapore sama bloonnya dengan saya :).
Saya akan memposting foto2 The Star Performing Art Center dalam posting terpisah, sehingga jika nanti ada pembaca yang hendak menonton di sana sudah lebih mudah mencapai dan membayangkan seperti apa gedung dan tata letak tempat duduknya.
Kembali ke pertunjukan Sang Hitman, setelah tiba di lokasi, mengambil tiket, dan menuju ke lantai 9, sayapun memasuki gedung pertunjukan yang luar biasa bagusnya. Ahhhh…berkali-kali saya katakan ke istri saya, kapan ya kita di Indonesia punya gedung pertunjukan semewah dan seindah ini?? Kapan ya? Pak Jokowi, Pak Ahok, kapan nihhh??? Hmm…mimpi.com
Semua tertata rapi, dengan design yang indah. Dua atau tiga lantai dasar penuh dengan tempat makan dan shopping area. Lantai pertunjukan berada diatasnya, terdiri atas 3 lantai, dengan kapasitas maximum 5000 tempat duduk dalam format U-shape. Kursi lipat empuk berderet, dengan jarak antar deret cukup untuk orang lalu lalang meskipun agak sempit. Lighting dan Sound System sangat prima. Pokoke jauh deh dengan yang kita miliki di Jakarta L.
Pertunjukan yang semestinya dimulai pukul 19:30, secara resmi ditunda menjadi pukul 20:00 dengan alasan karena banyak penonton yang baru pertama kali ke The Star dan sedang kebingungan mencari lokasi seperti halnya supir taxi saya. Secara tidak resmi pertunjukan baru dimulai sekitar pukul 20:15 an, molor 45 menit.
Pertunjukan dimulai dengan lagu pembuka yang selalu sama, yaitu Winter Games, dan penontonpun bertepuk tangan dengan riuhnya. Kecuali saya, karena sibuk dengan kamera yang berhasil saya selundupkan dengan mulus :).
Setelah itu David memperkenalkan seorang gadis cantik yang ketika pertama kali ditemuinya masih berumur 19 tahun, namun sekarang sudah menjadi seorang wanita muda berumur 25 tahun, Heyley Westenra. Heyley yang dipuja puji David menyanyikan 3 lagu, dengan lagu penutup dari Kate Bush yang dulu sangat terkenal berjudul Wuthering Heights. Lagu yang cukup sulit ini dinyanyikan dengan sangat sempurna oleh Heyley.
Berikutnya David memperkenalkan seorang penyanyi tenor yang dia temukan melalui YouTube, seorang pemuda dengan vocal yang sangat kuat, yang dikatakan David bakal menjadi icon baru di dunia music bernama Fernando Verela.
David sempat secara bercanda memainkan sebagian lagu pop yang dengan mudah dilumat oleh Fernando, namun menurut David bukan ini keahlian si Fernando. Meskipun lagu pop terasa indah meluncur dari mulutnya, namun lagu bernuansa tenor jauh lebih sempurna keluar dari mulut Fernando.
Fernando sempat berduet dengan Heyley dalam lagu The Prayer, namun meskipun keduanya tampil prima, tidak membuat penonton berdiri untuk memberikan standing ovation.
Hal ini membuat David sedikit gemes, dan menyelingi acara dengan berkomunikasi dengan penontonnya. Salah seorang penonton paling depan, yang mungkin tidak begitu antusias dengan beberapa performance dari sejak awal pertunjukan dikerjain habis oleh David. Penonton terpingkal-pingkal menyaksikan si “Harry”, nama penonton itu, digoda oleh David.
David kemudian turun dari stage untuk menghampiri penonton dan menantang penonton yang merasa punya suara indah untuk bernyanyi bersama. Awalnya David mengatakan akan mengundang ke atas panggung, namun tidak terjadi. Seorang pemuda yang didampingi seorang gadis dengan tubuh tambun, yang dikatakan David sebagai bodyguardnya, sempat menanyikan sepenggal lagu dengan indah.
Berikutnya David memperkenalkan Paul Young, yang ternyata jauhhh dari Paul Young yang saya bayangkan, si Paul Young yang ganteng itu. Ketika Paul Young tampil ke panggung, saya benar2 tidak mengenali wajahnya, jauh dari foto yang ditempel di berbagai iklan acara ini. Dan yang lebih parah, suaranya benar2 kacau balau. Saya rasa David mengiringi Paul Young dengan hati menangis.
Awalnya saya kira Paul Young mengimprovisasi lagu Come Back And Stay, yang beberapa bagian bernada tinggi itu dengan merendahkan suaranya. Tapi ternyata dia merendahkan suaranya pada seluruh bagian lagu, sehingga jadi jelek sekali deh. Duh…kacian deh doi, mirip seperti saya kalau nyanyi wkwkwk… semua makhluk menutup telinga.
Paul Young membawakan lagu kedua berjudul Everytime You Go Away, yang langsung disambut koor dari penonton, apalagi pada bagian akhir, dia berulang kali merefrain Everytime you go away….ditingkahi seluruh gedung dengan …You take a piece of me with you.. Hmm…umur memang tidak bisa dikalahkan.
Berikutnya David kembali turun dari panggung dan menghampiri penonton untuk mencari siapa yang berani unjuk suara. Setelah beberapa saat berkeliling tidak menemukan yang dia cari, tiba2 dari balkon lantai dua ada beberapa gadis berteriak diberi kesempatan untuk menyanyi.
David terperangah, bingung, bagaimana caranya dia naik ke lantai dua, karena harus keluar gedung dan naik escalator atau tangga, yang tentu memakan waktu lama. Tapi ketiga gadis itu berteriak-teriak minta dilemparkan wireless mic yang dipegang David :), maka diapun melemparkannya. Edan…padahal jaraknya mungkin sekitar 10 meteran.
Namun…hupsss….berhasil ditangkap oleh seorang pria di dekat gadis2 itu. Dan merekapun menyanyikan potongan lagu One Direction dengan suara yang nyaris sempurna, bagus sekali. Ternyata banyak sekali bakat dadakan didunia ini ya :). Selingan yang menarik :).
Setelah kembali ke stage, David kemudian meminta penonton untuk membuka selera penonton akan satu jenis music baru yang akan dibawakan oleh tiga anak muda yang lagu2nya telah di donlot jutaan orang di seluruh jagat. Jenis music yang akan dibawakan oleh group tiga orang pemuda ini merupakan kombinasi Jazz – Pop dan Rock. Group band hemat ini, yang hanya terdiri 3 orang ini, dinamakan Dirty Loops.
Apa yang dibawakan oleh Dirty Loops benar2 mengagetkan sebagian besar penonton yang tentunya merupakan generasi seangkatan saya. Lagu2 Dirty Loops merupakan jenis music kacau balau kalau di telinga saya hahahaha…. Meskipun masih ada iramanya, namun dibandingkan dengan music2 indah karya2 David, rasanya bagaikan bumi dengan langit.
Lagu Adele, berjudul Rolling In The Deep, diobrak-abrik oleh mereka bertiga dengan kombinasi Jazz – Pop dan Rock tadi, jadilah kalau menurut saya Jazz Fusion….Jazz Gado-Gado wkwkwk… Saya masih bisa menikmati lagu Adele ini karena saya kebetulan suka Rolling In The Deep ini, namun lagu2 lain yang dia nyanyikan cukup membuat kepala saya terangguk-angguk tidak mengerti wkwkwk… Generation gap :).
Setelah selesai menyanyikan beberapa lagu, yang saya yakin dengan meninggalkan banyak tanda di kepala penonton yang sebagian besar mungkin shock dengan irama music Dirty Loops ini, David untuk pertama kalinya, menurut saya, bermain piano dan menyanyikan beberapa lagu seperti Hard To Say I’m Sorry, Inspiration dan beberapa cuplikan lagu lainnya.
Saya cukup terkejut dengan penampilan tunggal David ini. Sempat terbersit di kepala saya, apakah karena kekurangan penyanyi yang dia angkut ke Asia, sehingga dia perlu menyanyi sendiri? Atau David sudah semakin percaya diri untuk juga mulai merambah profesi Singer. Agak aneh :).
Penyanyi berikut adalah si Kenny ‘Babyface’ Edmods, yang seperti halnya David adalah musisi bertangan emas. Mereka sempat saling menyindir, karena Babyface yang sedemikian muda sudah memiliki 10 Grammy Award, sedangkan David yang sudah setua itu ‘masih’ 15 Grammy Award.
Kenny menyanyikan kalau tidak salah sekitar 3 lagu, plus sebuah lagu dadakan. Lagu dadakan ini muncul karena David mengatakan bahwa selain sebagai musisi hebat, Kenny juga terkenal dengan spontanitas dia di dalam membuat music. Penonton diminta untuk mengatakan sepenggal kalimat untuk dijadikan lagu.
Salah seorang penonton yang suaranya lantang berteriak “Singapore Chilly Crab”, salah satu jenis masakan paling favorite di Singapore. David sempat bingung dengan teriakan ini, yang tentu saja disambut tepukan riuh rendah dari penonton. Dan jadilah si Kenny menyanyikan lagu berjudul “Singapore Chilly Crab” itu wkwkwkwk…. Lumayan sih lyric dan iramanya, tapi saya yakin lebih lumayan lagi Chilly Crab nya wkwkwk….
Penyanyi terakhir yang muncul adalah si Chaka Khan. Chaka Khan muncul dengan tampilan baru, dengan badan yang jauh lebih kurus daripada penampilannya terakhir. Benar2 jauh lebih kurus, dan tentu saja jadi lebih lincah.
Ketika Chaka muncul, kembali David ngerjain si Harry. Di foto di atas tampak David menunjuk si Harry yang kata David harus mereka buat gembira malam itu. Tentu saja gojlokan David membuat penonton terpingkal-pingkal, apalagi orang yang dikerjain sama sekali tidak bisa berbuat apa2 :).
Chaka membawakan beberapa lagu, lagu2 andalan yang sama di beberapa penampilannya di acara Hitman, antara lain Through The Fire dan I’m Every Woman.
Terakhir seluruh penyanyi pendukung keluar menyanyikan lagu yang dipopulerkan oleh Michael Jackson, Earth Song. Dan acarapun selesai. Semua masuk ke balakang panggung.
Kali ini meskipun tidak ada teriakan meminta David untuk tempil kembali, tidak ada hentakan sepatu agar dia tampil kambali, namun David tetap kembali utuk membawakan St. Elmo’s Love Theme. Dan acarapun bubar….
5000 penonton berhamburan keluar, saya bergegas turun untuk mengambil foto dari arah stage, namun karena besarnya gedung pertunjukan, bahkan securitynya pun tidak tahu bagaimana caranya mengakses lantai stage dari lantai 9, sehingga saya terbawa arus sampai di lobby dan tidak bisa masuk lagi wkwkwkwk…
So bagaimana jika dibandingkan dengan show Hitman pertama yang saya saksikan di Jakarta?
Hmmm….Hitman pertama yang saya tonton menyuguhkan penyanyi2 top yang tanpa perlu diperkenalkan pun semua sudah tahu. Semua adalah penyanyi2 bersuara emas dan bertaburkan ketenaran. Sayangnya penyelenggaranya ‘dodol’ dan tempat yang digunakan untuk konser benar tidak memadai dari segi layout tempat duduk, stage apalagi sound system.
Show yang saya tonton di Singapore minggu lalu, diadakan di gedung yang saya yakin akan membuat semua penikmat pertunjukan iri melihatnya. Gedung yang artistic, fasilitas yang lengkap, interior yang indah dengan tata letak dan lampu yang modern, terlebih sound sytemnya. Namun….pertunjukannya sendiri sangat mengecewakan.
Terus terang saya kecewa sekali, tampak sepertinya David Foster lagi buru-buru menangguk dollar sehingga berani meninggalkan kualitas shownya. Saya kecewa karena show di Singapore ini mestinya bukan kelasnya David. Penyanyi yang diboyong biasa2 saja, bahkan saya tidak pernah mendengarnya, penyanyi kelas youtube. Hanya 3 penyanyi kelas dunia yang tampil, itupun penampilan Paul Young tampak sudah kedodoran, hanya Chaka Khan dan Kenny Babyface yang tampil cukup bagus.
Bahkan pada show kali ini, tidak sekalipun, dari awal hingga akhir pertunjukan, penonton memberikan standing ovation. Sedihhhh…. Dan tampak sekali David berusaha membuang-buang waktu, dengan berinteraksi dengan penonton, menyanyi sendiri, memberikan penyanyi membawakan 3 – 5 lagu, hal yang tidak pernah terjadi di show sebelumnya.
Saya tidak tahu bagaimana penampilan David kemarin malam di Mata Elang International Stadium, Ancol. Saya kira tidak akan jauh berbeda dengan apa yang saya saksikan di Singapore karena penyanyi pendukungnyapun sama. Namun, bagi yang pertama kali menonton, tentu memiliki pandangan berbeda dengan yang saya alami.
Next Hitman Show….saya tidak akan nonton lageee dehhhh…cukuplah Om David. Sebaiknya Om David menyelenggarakan acara ini 2 atau 3 tahun sekali, jangan tiap tahunlah Ommm supaya kwalitasnya tetap terjaga.
Syalomm,
Dengan baca info GG ini…saya barusan check out Dirty Loops utube…. yes this is music to me… try this one : http://www.youtube.com/watch?v=KjVGJ3YFDc8&feature=plcp
Ini arrangement yg bener buat lagu nya Justin Bieber… nurut saya lho
Memang sih geng music ini memadukan syncopation yg umum ditemukan di jazz fusion ke lagu2 pop sekarang. Kalau bisa di twist lebih manusiawi unruk pendengar pop mungkin bisa lebih diterima.
David berulangkali memuji-muji Dirty Loops ini, dan dia juga berulang kali mengatakan bahwa jenis music ini merupakan NEW GENERATION Music. Artinya memang ada ‘sesuatu’ di jenis ini, sayangnya telinga saya tidak bisa membedakan jazz – pure jazz – fusion jazz. Taunya Jazz Hujann hehehehehe…
Tapi kalau Om Edi bilang ‘this is music to me’ berarti bener tuh bakal top nantinya.
Hahahaha… I like that …Jazz ujan….. and setelah gua denger berkali2 dari kemarin ampe sekarang…. gua setuju ama GG….gimana pun juga music nya si DL ini bisa dibuat lebih ngepop. untuk bisa lebih dicerna…. music jenis ini lebih masuk dalam kategori akrobatik music… wah amazing… dengan kata lain bukan untuk di nikmati …for relaxation…nostalgia… etc… apalagi buat yg lagi pacaran terus candle light dinner….
Jadi ini jenis music background untuk akrobat ya wkwkwk… tapi masih jauh lebih lumayan sih daripada jenis musik gedek itu yang cuma jedang jedung, jenis music pengantar minum Baygon :).
Saya lumayan suka euy sama ini Dirty Loops. Thank you infonya. Hehehe.
Yeah, that’s the ticket, sir or ma’am
You’ve managed a first class post
Saya baru kemarin ngikutin blog ini, jadi agak ketinggalan yah.
Saya juga baru tahu Dirty Loops dari blog ini, jadi setelah baca, saya cari tahu di youtube. Sama seperti Eddy katakan, Dirty Loops ini membawakan lagu-lagu (istilahnya mengcover) pop yang sudah dipopulerkan orang lain dalam bentuk fusion jazz.
Pendapat saya mengenai Dirty Loops adalah, pertama, mereka bagus sekal
li untuk usia semuda mereka. Teknik mereka cukup bagus untuk seusia itu, mengingat dibutuhkan waktu yang lama dan dedikasi yang tinggi untuk memainkan musik jazz. Kedua, mereka masih belum matang, belum jadi. Salah satu indikasinya adalah mereka masih mengcover lagu-lagu orang lain, tapi sama sekali belum membawakan lagu sendiri. Jadi jangan menilai mereka terlalu kejam.
David Foster sebenarnya datang sebagai produser, bukan sebagai penyanyi/musisi. Tentu saja ia mempromosikan musisi yang menurut dia berpotensi, walaupun belum jadi. Jadi mengaharapkan dia membawa “anak-anak”nya yang sudah jadi semua menurut saya sih berlebihan.
O iya, bagi penggemar fusion jazz, saya merekomendasikan satu band berpotensi. Namanya badbadnotgood.
Komentar yang menarik sekali. Saya yakin Anda musisi seperti teman saya Eddy ya, mas/mbak Ovi. Karena saya tuh tidak bisa menilai indahnya musik si Dirty Loop, atau juga karena generation gap :).
Sedangkan harapan saya thd DF, menurut saya sangat tidak berlebihan. Saya mengharap dia datang sebagai entertainer, and I pay a lot for it :). Dan dia lakukan itu untuk show2 sebelumnya, baik di Indo maupun ketika anak saya menontonnya di US. Kalau dia datang mau memperkenalkan band2/penyanyi2 baru, ya digratisin saja tiket masuknya, dan jadikan itu sebagai ajang promosi :). I paid for his entertainment, no more no less :).
Salam,
Saya bukan musisi kok, cuma pecandu musik saja.
Oooo…kalau begitu telinganya emas :).
Saya cuma bisa dengerin musik yang sederhana2, yang sudah mulai mbulet bikin saya mules 🙂
Salalm
Oooo…kalau begitu telinganya emas :).
Saya cuma bisa dengerin musik yang sederhana2, yang sudah mulai mbulet bikin saya mules 🙂
Salam
Apetapnrly this is what the esteemed Willis was talkin’ ’bout.