Huahahaha…lha kok lemes….kok gak bergairah ya???
Kok saya tidak merasakan semangat 45 yang dulu selalu berkumandang dimana-mana, di radio, televise, di mall-mall ya. Kok sepi ya? Kok lemes ya? Kok tidak ada gregetnya ya? Ada apakah gerangan?Iya betul lho, saya merasa dirgahayu ke 67 negara kita kali ini tidak seperti dulu2 ya. Apakah karena tertutup oleh kemeriahan lebaran yang waktunya bersamaan dengan HUT RI ini?
Atau apakah karena makna kemerdekaan sudah tidak berarti lagi? Karena sebagian masyarakat malah tidak merasa merdeka lagi? Benarkah seperti itu?
Padahal usia Negara tercinta ini sudah 67 tahun lho, sudah mulai masuk masa persiapan hidup abadi.
Menurut survey yang pernah saya baca, rentang usia di atas 55 tahun adalah masa kita securing life, masa usia ini bahkan sudah melewati masanya enjoying life. Kalau ibaratnya manusia, sudah saatnya lebih dekat ke Tuhan supaya diberikan jalan yang lempeng nantinya, atau sudah saatnya cari2 real estate 2×1 m2 untuk masa depaannn, lebih banyak berkeliling dari rumah anak yang satu ke lainnya, atau bermain-main dengan cucu.
Tetapi kenapa kok sekarang perasaan saya malah semakin galau??
Kenapa kok semakin banyak demo disana sini?
Kenapa kok masih sedemikian banyak pengangguran dan kemiskinan?
Kenapa kok masih banyak ketidak adilan dan kesewenang-wenangan?
Kenapa kok kedelai, beras bahkan duren saja kudu diimport, padahal katanya Negara kita ini Negara Agraris?
Kenapa kok ikan, daging dan ayam masih perlu membeli dari luar negeri padahal kita tidak kekurangan laut dan daratan, dan padahal tongkat kayu dan batu saja jadi tanaman di Negara ini ?
Kenapa kok kita mengimpor minyak dan hasil tambang lainnya padahal dulu kita mengekspornya dan memiliki segala macam tambang yang ada di bumi ini?
Kenapa kok saya takut mengritik setelah Prita dijebloskan ke penjara hanya karena dia membagikan kegalauannya atas pelayanan sebuah rumah sakit?
Kenapa korupsi semakin merata padahal dulunya pemerintahan sekarang ini berjanji untuk memberantas korupsi sampai ke akar2nya?
Kenapa kok pajak yang saya bayarkan dari hasil keringat saya dibiarkan dinikmati oleh koruptor2 brengsek yang tidak tersentuh tangan itu?
Kenapa kok pendidikan kita menghasilkan lulusan yang semakin kurang berkualitas, dan kenapa kok tidak ada satupun Universitas dari Indonesia yang masuk World Ranking Universities, padahal Singapore yang sekecil itu menempatkan 2 Universitasnya di top 50 World Ranking Universities?
Kenapa kok saya masih takut keluar malam sendirian? Kenapa semakin banyak penjahat dan semakin gila kelakuan mereka?
Kenapa kok perbedaan agama masih saja dipertentangkan padahal semua mengamini Pancasila sebagai dasar Negara?
Kenapa kok saya masih di Cina Cinakan padahal berbahasa mandarinpun saya tidak bisa, padahal kecintaan saya pada Negara ini mungkin lebih besar daripada yang mencina-cinakan saya, dan padahal saya selalu mempromosikan keindahan dan keramahtamahan bangsa ini ke orang asing dari manapun yang saya temui?
Kenapa kok saya merasa belum merdeka, paling tidak dari kegalauan hati saya?
Atau apakah arti kemerdekaan itu hanya secara fisik? Hanya sekedar bebas dari penjajah?
Kalau bebas dari penjajah asing tetapi ditindah oles penjajah koruptur apakah merdeka juga?
Apakah hanya saya yang merasakannya?? Apakah….
Apakah pembaca yang budiman merasakannya juga? Bolehkan saya tahu pendapat pembaca mengenai makna kemerdekaan kita sekarang ini?
Mohon masukan pembaca agar menjadi catatan kita bersama supaya tahun depan bisa sama2 kita review apakah ada perbaikan dari tahun ini.
Indonesia, merah darah ku, putih tulangku.. bersatu dalam semangatmu 🙂
MERDEKAAA !!!!
Loh kok malah nanyai wkwkwk…jadi inget2 si Om Gombloh wkwkwk…
MERDEKA!!!!!!!!!!!!
saya tau pak kenapa, saya pernah post ini di facebook saya.
liat dech gambar ini, pasti bapak tau kenapa negara ini penuh kegalauan.
Itu gambar poster film kan Den, saya gak bgmn poster itu bisa menjawab kegalauan saya. Atau maksudmu filmnya?
Judulnya pak “Tanah Air Beta” 🙂
Ooooo wkwkwk…msh gak ngerti….hahahaha…
Hyohyohyo …
Klo IT Company seperti Microsoft atau Google selalu merilis software percobaan yang masih banyak bug, error dan lain semacamnya untuk diperkenalkan ke global dengan sebutan versi BETA.
(seperti yang dijelaskan Tanti)
Jadi itu saya kaitkan dengan orang2x Indo kebanyakan bilang “Tanah Air BETA”.
tp cuman candaan kok ..
klo menurut pendapat saya dan juga sama seperti film “Tanah Surga Katanya”
Trailer 1:
Trailer 2:
“Tongkat, Kayu dan Batu jadi tanaman”
“Tapi banyak rakyat yang belum sejahtera”
“Karena banyak pejabat yang menjual tongkat, kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri.”
Sehingga efek globalnya dirasakan merata.
(Kemiskinan, kurang pendidikan, Kriminal dan lain2x karena efek sekundernya)
Now I know, what do you mean with BETA :)))))…Ada2 aja..
hahaha, masa gak ngerti maksud denny dengan “Tanah Air Beta” pak ?
Iya eh…ini otak dodol sebabe :p
itu, masalah versi sih pak, masih beta, hehehe
Oooo hehehehe…gitu maksudnya wkwkwkwk…pancen otak sy wis dodol wkwkwk…
Japan di kasih tuhan sepotong tanah yg basically ngak punya apa2, mirip dengan Korea juga. Dengan segala keterbatasannya, mereka kerja keras jadi hebat. Kalau Indonesia dikasih kekayaan alam yg luar biasa…. jadinya….. ya seperti sekarang inilah… Kayaknya mirip2 lagi dengan uang jajan si anak yg 6 juta itu ya. Saran saya untuk perbaikan Indonesia adalah men Sub Contract kan pemerintahan ke orang bule selama 20 thn, setelah itu serah terima balik. Maka kita bisa lihat pada saat itu orang bule nya dapet certificate. Certificate telah lulus menjadi koruptor grade AAA.
Singapore juga begitu. Red dot country yg jauh lbh makmur drpd kt.
Ibu Pertiwi terlalu memanjakan anak2nya sehingga menjadi lemah tanpa daya juang, ya spt anak yg diberi uang saku berlebih itu. So sad.
Hv a nice weekend Om Eddy